Home / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 209_ Bersulang

Share

Bab 209_ Bersulang

Author: Khoirul N.
last update Last Updated: 2022-10-24 16:59:34
Chen Qingti mengangguk puas. "Chen Yufei merupakan cucu dari adikku."

Pandangan Chen Qingti beralih pada Yuan Shi. "Sementara Yuan Shi, dia adalah muridku yang paling berbakat. Dan yang paling penting adalah, dia sudah mencintai Chen Yufei sejak masih begitu muda."

Baik Xiu Zhangjian maupun Yuan Shi, wajah mereka sama-sama memerah.

"Guru ...."

"Syukurlah jika Saudara Yuan benar-benar mencintai Nona Chen, aku bisa tenang mulai sekarang."

"Tentu saja. Yuan Shi pasti akan mencintai Fei'er dengan tulus dan selalu membahagiakannya."

Kalimat terakhir yang Chen Qingti ucapkan bagai jarum yang menusuk hati Xiu Zhangjian. Tak ingin berlarut-larut dalam perasaan itu, Xiu Zhangjian berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Tuan Chen, lalu apa hubungan anda dengan mendiang kepala penjaga Chen Long?"

"Chen Long? Dia adalah keponakanku." Mendengar nama Chen Long disebutkan, tersirat sebuah kesedihan dari mata Chen Qingti. "Namun, sejak kelahirannya, aku sudah meramalkan jika Chen Long tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 210_ Impian sang Putri

    Langit di ujung timur begitu indah oleh polesan warna jingga, menandakan jika pagi telah tiba. Tak lama berselang, matahari muncul dan menerangi bumi dengan cahayanya. Kota Yan Bian yang sebelumnya terlihat seperti kota mati dan ditinggalkan para penduduknya, kini terlihat mulai hidup. Para penduduk yang awalnya diungsikan, mulai kembali dan menempati rumah masing-masing. Antrean di gerbang ibukota begitu menumpuk padahal empat gerbang utama telah dibuka. Yuan Shi memeriksa setiap warga yang datang dengan teliti, tak ingin kecolongan dengan masuknya para pengkhianat yang berpotensi membelot.Para prajurit istana yang tersisa terlihat kualahan karena sejak pertempuran selesai, tugas mereka juga semakin banyak. Dimulai dari membersihkan area perang, mengobati kawan-kawan mereka, melakukan pemakaman masal, dan lainnya, membuat orang-orang itu terlihat kelelahan. Xiu Zhangjian yang belum bisa melakukan tugas bepergian, memilih untuk membantu mereka di gerbang kota. Banyak dari Anggota

    Last Updated : 2022-10-24
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 211_ Kaisar Baru

    Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, warga Kota Yan Bian bersuka cita menyambut kaisar yang baru. Mereka semua berkumpul di dekat istana Tian Shang dan menunggu momen yang hanya terjadi sekali seumur hidup dimulai. Di luar gerbang ibukota, ada banyak warga yang mengantri masuk tetapi gerbang kota ditutup rapat karena tidak ada penjaga yang cukup untuk mengamankan gerbang kota. Sebagian besar prajurit yang ada mengamankan wilayah istana Tian Shang dan melindungi Xiang Shashuang. Menggunakan jubah kekaisaran dengan sulaman naga bercakar lima di punggungnya, rambutnya digulung dan terdapat hiasan rambut berbentuk naga, terlihat indah dan berkuasa, Xiang Shashuang berjalan menuju mimbar penobatan. "Yang Mulia!" Para rakyat yang hadir di tempat itu mengikuti sang pemberita dan menyambut Xiang Shashuang."Yang Mulia!""Semoga Yang Mulia Panjang Umur!""SEMOGA YANG MULIA PANJANG UMUR!"Gema seruan para rakyatnya membuat jantung Xiang Shashuang bergetar. Xiang Shashuang memandang para

    Last Updated : 2022-10-24
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 212_ Hukuman Keji?

    Penjara istana dijaga ketat begitu hukuman untuk para petinggi Aliansi Gongliao diputuskan. Malam itu juga, Xiu Zhangjian masuk ke dalam penjara untuk menemui Huang Fu. Dengan giok identitas yang menggantung di ikat pinggangnya, Xiu Zhangjian memasuki penjara istana tanpa kesulitan sedikit pun.Kepala Penjara mengantar Xiu Zhangjian ke sel tempat Huang Fu ditahan. Selain Huang Fu, Xiao He dan Xun Qiu juga dimasukkan ke dalam sel di blok yang sama dengan Huang Fu. "Terima kasih," ucap Xiu Zhangjian pada Kepala Penjara. Karena tahu ada hal penting yang akan dibahas, Kepala Penjara segera pamit pada Xiu Zhangjian dan meninggalkannya bersama para tahanan. Sebelum pergi, kepala penjara juga memberikan kunci sel orang-orang itu pada Xiu Zhangjian. Ketika langkah kaki kepala penjara tak lagi terdengar yang menandakan pria tersebut tak lagi berada di tempat ini, Xiu Zhangjian berbalik dan menatap Huang Fu dengan senyum kemenangan. Kunci Sel pemberian kepala penjara, dia gunakan untuk meng

    Last Updated : 2022-10-24
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 213_ Rusuk yang Menyembul

    Xiu Zhangjian bukanlah pemuda yang manja hingga menghabiskan hari-harinya untuk mabuk. Namun, entah apa yang membuat pemuda itu begitu gila hingga kepalanya tak bisa lagi tegak. Matanya merah dan terlihat tidak fokus. Ini adalah guci kesembilan yang telah Xiu Zhangjian habiskan. Walau Feng Xinyue telah berusaha untuk menghentikannya, tetapi Xiu Zhangjian tetap meminum arak yang datang. Saat Feng Xinyue meminta pelayan untuk berhenti mengambilkan arak, Xiu Zhangjian mengamuk dan menghancurkan guci arak yang telah kosong. Akhirnya Feng Xinyue pasrah dan membiarkan kekasihnya minum sampai tak sadar diri.Kepala Xiu Zhangjian menempel di atas meja, tangan kanannya masih memegang guci arak dengan begitu erat. "Kakak Jian."Xiu Zhangjian tak merespons ucapan Feng Xinyue, tetapi tangannya bergerak dan kembali mengucurkan isi guci ke dalam mulutnya."Benar-benar!"Saat melihat wajah mabuk Xiu Zhangjian, Feng Xinyue teringat akan satu hal. Gadis itu lantas berdiri dan berjalan ke belakang X

    Last Updated : 2022-10-25
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 214_ Derita Chen Yufei 

    Di sebuah tanah lapang yang letaknya tak jauh dari istana Tian Shang, sebuah panggung didirikan. Terdapat puluhan orang prajurit yang sedang mengikat balok-balok kayu dan memasang pasak pada tiang penyangga. Di lain tempat, banyak pengrajin yang sedang sibuk mencetak selebaran yang akan disebarkan ke seluruh penjuru negeri. Selebaran ini berisi tentang putusan hukuman yang akan diterima oleh para petinggi Aliansi Gongliao khususnya sang ketua, Huang Fu. Dalam poster itu juga, terdapat lukisan Huang Fu yang diikat di sebuah tiang dalam kondisi terlentang. Ketika hari menjelang petang, di setiap sudut kota terpasang selebaran yang telah dicetak selama seharian penuh. Begitu kertas itu terpasang, beberapa orang mulai berkerumun. Dari beberapa orang, bertambah menjadi belasan orang lalu puluhan orang, tak berhenti hingga memenuhi sudut-sudut kota."Dia pantas mendapatkannya.""Aku rasa hukuman ini terlalu ringan. Seharusnya mereka dihukum tujuh turunan serta tubuhnya dipotong-potong d

    Last Updated : 2022-10-25
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 215_ Kursi Ketua

    Di antara semua orang yang mengaku sibuk, tidak ada yang lebih sibuk dari Ji Feng dan Wang Tian Lin. Yang satu adalah tetua dari sekte Harimau Putih sementara yang lainnya adalah pemimpin dari Paviliun Langit yang baru bangkit.Keduanya saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan tugas yang sedang mereka pikul. Ji Feng mengunjungi banyak pos Paviliun Langit yang letaknya tak terlalu jauh dari kota Yan Bian sementara Wang Tian Lin mengunjungi banyak relasi yang dia miliki untuk membangkitkan Quzhou menjadi lebih baik. Karena terlalu sibuk, mereka berdua tidak sadar jika besok adalah momen yang telah mereka nantikan selama ini di mana mereka akan melihat kepala Huang Fu terpisah dari badannya. Begitu menyelesaikan beberapa tugas yang dinilai sangat penting, Wang Tian Lin dan Ji Feng kembali ke kota Yan Bian. Mereka segera menemui Xiu Zhangjian di kedai arak Tian di mana tempat itu merupakan sebuah kamuflase yang dibuat oleh Paviliun Langit.Wang Tian Lin mengajak kedua rekannya

    Last Updated : 2022-10-25
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 216_ Permintaan Terakhir

    Ketika matahari terbit, di tanah lapang yang berada di dekat istana Tian Shang, sudah banyak orang yang berkumpul di tempat itu. Mereka adalah para warga yang menanti akhir hidup dari mantan penguasanya yang zalim, keji, dan tak memiliki nurani.Di dalam penjara Istana, menteri peradilan yang baru yaitu Lin Yi bersama beberapa orang lainnya yang merupakan petugas dari kementerian peradilan menemui Huang Fu. Xiu Zhangjian juga masuk dalam kelompok tersebut dan berdiri di bagian terdepan dengan tangan yang membawa nampan berisi berbagai macam makanan. Ada beberapa orang yang berniat membawakannya, tetapi Xiu Zhangjian menolak dan memilih untuk membawanya sendiri. Begitu pintu sel terbuka, Xiu Zhangjian menjadi orang pertama yang dipersilakan masuk. Selain karena pemuda itu merupakan yang terkuat, kedudukan istimewanya juga membuat orang lain merasa segan kepadanya.Xiu Zhangjian meletakkan nampan di tangannya di hadapan Huang Fu. "Makanlah, ini adalah kudapan terakhirmu sebelum hukuma

    Last Updated : 2022-10-26
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 217_ Harga untuk Kekuasaan 

    Arak sudah habis, Xiu Zhangjian berdiri dan merapikan jubahnya yang sedikit berantakan. Saat pemuda itu mengedarkan pandangannya, ada beberapa orang yang menatapnya dengan iri. Mereka adalah para pejabat kelas dua yang sudah mengetahui betapa berharganya arak seribu kenangan. Xiu Zhangjian tersenyum tipis, dalam pikirannya muncul sebuah kalimat yang membuatnya semakin tersenyum.'Kalau kalian menginginkan arak ini, jadilah kriminal yang dihukum mati, maka aku akan mengabulkannya jika kalian memintanya sebagai permohonan terakhir.'Namun, kalimat tersebut hanya berputar di kepala pemuda itu, dia tidak memiliki niat sama sekali untuk mengatakannya pada para pejabat yang hadir, terutama yang begitu menginginkan arak seribu kenangan. Xiu Zhangjian tersenyum tipis pada mereka dan sedikit membungkuk sembari berkata, "Maaf telah membuat kalian menunggu lama."Beberapa orang hanya mengangguk, tidak berani memprotes kelakuan pemuda yang telah begitu berjasa pada negeri ini. Dua orang praju

    Last Updated : 2022-10-27

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status