Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 215_ Kursi Ketua

Share

Bab 215_ Kursi Ketua

Penulis: Khoirul N.
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-25 20:30:36

Di antara semua orang yang mengaku sibuk, tidak ada yang lebih sibuk dari Ji Feng dan Wang Tian Lin. Yang satu adalah tetua dari sekte Harimau Putih sementara yang lainnya adalah pemimpin dari Paviliun Langit yang baru bangkit.

Keduanya saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan tugas yang sedang mereka pikul. Ji Feng mengunjungi banyak pos Paviliun Langit yang letaknya tak terlalu jauh dari kota Yan Bian sementara Wang Tian Lin mengunjungi banyak relasi yang dia miliki untuk membangkitkan Quzhou menjadi lebih baik.

Karena terlalu sibuk, mereka berdua tidak sadar jika besok adalah momen yang telah mereka nantikan selama ini di mana mereka akan melihat kepala Huang Fu terpisah dari badannya.

Begitu menyelesaikan beberapa tugas yang dinilai sangat penting, Wang Tian Lin dan Ji Feng kembali ke kota Yan Bian. Mereka segera menemui Xiu Zhangjian di kedai arak Tian di mana tempat itu merupakan sebuah kamuflase yang dibuat oleh Paviliun Langit.

Wang Tian Lin mengajak kedua rekannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 216_ Permintaan Terakhir

    Ketika matahari terbit, di tanah lapang yang berada di dekat istana Tian Shang, sudah banyak orang yang berkumpul di tempat itu. Mereka adalah para warga yang menanti akhir hidup dari mantan penguasanya yang zalim, keji, dan tak memiliki nurani.Di dalam penjara Istana, menteri peradilan yang baru yaitu Lin Yi bersama beberapa orang lainnya yang merupakan petugas dari kementerian peradilan menemui Huang Fu. Xiu Zhangjian juga masuk dalam kelompok tersebut dan berdiri di bagian terdepan dengan tangan yang membawa nampan berisi berbagai macam makanan. Ada beberapa orang yang berniat membawakannya, tetapi Xiu Zhangjian menolak dan memilih untuk membawanya sendiri. Begitu pintu sel terbuka, Xiu Zhangjian menjadi orang pertama yang dipersilakan masuk. Selain karena pemuda itu merupakan yang terkuat, kedudukan istimewanya juga membuat orang lain merasa segan kepadanya.Xiu Zhangjian meletakkan nampan di tangannya di hadapan Huang Fu. "Makanlah, ini adalah kudapan terakhirmu sebelum hukuma

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-26
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 217_ Harga untuk Kekuasaan 

    Arak sudah habis, Xiu Zhangjian berdiri dan merapikan jubahnya yang sedikit berantakan. Saat pemuda itu mengedarkan pandangannya, ada beberapa orang yang menatapnya dengan iri. Mereka adalah para pejabat kelas dua yang sudah mengetahui betapa berharganya arak seribu kenangan. Xiu Zhangjian tersenyum tipis, dalam pikirannya muncul sebuah kalimat yang membuatnya semakin tersenyum.'Kalau kalian menginginkan arak ini, jadilah kriminal yang dihukum mati, maka aku akan mengabulkannya jika kalian memintanya sebagai permohonan terakhir.'Namun, kalimat tersebut hanya berputar di kepala pemuda itu, dia tidak memiliki niat sama sekali untuk mengatakannya pada para pejabat yang hadir, terutama yang begitu menginginkan arak seribu kenangan. Xiu Zhangjian tersenyum tipis pada mereka dan sedikit membungkuk sembari berkata, "Maaf telah membuat kalian menunggu lama."Beberapa orang hanya mengangguk, tidak berani memprotes kelakuan pemuda yang telah begitu berjasa pada negeri ini. Dua orang praju

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 218_ Altar Kematian

    Dari penjara Istana, iring-iringan Huang Fu bergerak ke timur hingga sampai ke sudut kota dan menuju utara sebelum kembali ke wilayah istana Tian Shang, tepatnya di altar kematian para petinggi Aliansi Gongliao. Tubuh dan pakaian Huang Fu dipenuhi dengan kotoran hingga tercium aroma busuk yang sangat menyengat. Ketika kereta sampai di altar kematian, beberapa prajurit bahkan tidak sudi menyeret Huang Fu karena tubuhnya yang benar-benar kotor. Dengan gerakan menyedihkan, Huang Fu keluar dari kereta budak. Kedua tangannya meraih tangan Xiao He dan membantunya turun. Sementara Xun Qiu, beberapa prajurit segera menyeretnya dan membawanya ke atas panggung. Di belakang iring-iringan kereta budak, ribuan warga mengikuti dengan wajah antusias seperti mengantri pembagian cadangan makanan ketika musim dingin melanda. Mereka semua lantas memasuki lapangan dan saling berdesakan untuk mendapat tempat terdepan."Hei, anak muda, mundurlah! Kami tidak bisa melihat ke arah panggung jika tubuhmu yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 219_ Makam yang Tak Pantas Dikunjungi 

    Tidak ada yang bereaksi ketika kepala Huang Fu terjatuh dari lehernya hingga menggelinding ke bawah batu pemenggal. Semua orang terdiam, baik itu Xiu Zhangjian yang bergerak sebagai algojo, Kaisar Xiang sebagai pemberi perintah, maupun para rakyat yang hadir sebagai penonton. Mereka awalnya berpikir jika dengan melihat kematian Huang Fu hati mereka akan terasa senang. Namun, mereka salah. Tidak ada kesenangan yang hadir, justru penyesalan, kekosongan dan perasaan bersalah-lah yang muncul.Sebesar apa pun api dendam berkobar di hati mereka, tetapi melihat kematian Huang Fu, mereka baru sadar jika api dendam belum padam, hanya mengecil sebelum kembali membesar.Darah mulai mengalir dari potongan kepala Huang Fu bagaikan kelopak mawar yang ditaburkan. Dari bilah pedang langit, terlihat tetesan darah berwarna merah bercampur dengan beningnya arak yang masih tersisa. Beberapa peajurit memasuki altar kematian dan menggotong tubuh Huang Fu dan memungut kepala pria tersebut. Di belakang alt

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 220_ Pamit

    Mendengar kalimat terakhir Feng Yin, Xiu Zhangjian mengedarkan pandangannya dan baru menyadari dirinya sudah melewati makam kedua saudaranya. "Sepertinya kami begitu serius saat bercanda hingga melewatkannya."Feng Yin mendengkus pelan, tetapi pria tersebut tidak berkata apa-aoa dan meletakan tongkatnya di samping makam Li Yingying. Membuka persembahan yang dia bawa, Feng Yin menggelarnya dan mengambil sebuah tempayang yang berisi arang kemudian menyalakannya. Sebuah dupa kemudian dibakar dan ditancapkan ke sebuah wadah. Meraup uang roh, Feng Yin menaburkannya ke dalam arang yang mulai membara. "Nona Xiangyu ... Nona Li ... semoga ini cukup sebagai bekal kalian hingga akhirat."Ada banyak makanan yang Feng Yin bawa sebagai persembahan untuk Li Yingying dan Xiangyu. Feng Yin mengakhiri do'anya dengan menuangkan secangkir arak ke nisan dua gadis itu dan mengangkat guci araknya seolah sedang bersulang.Setelah selesai, Feng Yin menepi dan membiarkan putri dan calon menantunya untuk b

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 221_ Pertanyaan Menyakitkan 

    "Benar, Yang Mulia. Kami akan pulang ke markas Sekte Harimau Putih dan mengunjungi Boushan. Sebelum tahun baru kami sudah berada di ibukota lagi untuk menjemput Para Tetua dan anggota Aliansi Naga Suci."Kaisar Xiang mengerutkan keningnya, "Kalian semua akan pergi meninggalkan Yan Bian? Membiarkan ibukota dengan pertahanan yang sangat rapuh?""Yang Mulia, kami tidak berniat menyinggung Yang Mulia. Hanya saja, ada terlalu banyak anggota Aliansi yang terluka. Di ibukota maupun di markas sekte, mereka semua hanya memerlukan waktu istirahat yang cukup hingga benar-benar pulih. Untuk pertahanan kota, kami akan meninggalkan seratus anggota aliansi yang siap tempur. Jika ada hal buruk yang terjadi, mereka bisa menahan untuk sementara waktu hingga bantuan tiba. Dengan merpati pembawa pesan milik Paviliun Langit, ibukota bisa mengirim pesan darurat ke Sekte Harimau Putih."Walau terasa berat, tetapi Kaisar Xiang harus rela melepaskan mereka. Jika bukan karena mereka, dia tidak akan ada di posi

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 222_ Kejutan Memalukan

    Sekte Harimau Putih ditinggalkan dalam waktu yang cukup lama oleh para prajuritnya. Xiu Zhangjian kembali bersama Feng Xinyue dan Feng Yin serta beberapa tetua lainnya. Liu Chong yang masih belum pulih dari lukanya, memaksakan diri untuk ikut ke markas lama mereka karena dia tidak menyukai kehidupan ramai di ibukota. "Paman Liu, hati-hati."Xiu Zhangjian membaringkan Liu Chong dengan perlahan. Pemuda itu baru tahu jika ketua sekte Sembilan Pedang mengalami luka yang cukup parah karena seingat Xiu Zhangjian, Liu Chong menjadi salah satu orang yang mendatanginya selepas pertempuran. Jubah yang sama-sama basah karena darah menyebabkan Xiu Zhangjian tidak menyadari orang itu telah mengalami cidera serius. "Terima kasih, Jian'er. Biarkan aku istirahat sendirian."Xiu Zhangjian mengangguk. "Tentu saja. Aku tidak akan mengganggu waktumu, Paman."Xiu Zhangjian melangkah keluar, menghampiri Feng Yin yang berdiri di depan pintu. "Paman Feng.""Sudah?"Xiu Zhangjian sekali lagi mengangguk. De

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status