Home / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 190_ Kebanggaan sang Jenderal 

Share

Bab 190_ Kebanggaan sang Jenderal 

Author: Khoirul N.
last update Last Updated: 2022-10-05 10:05:51

Qu Wu Ji, generasi muda berbakat dari Sekte Iblis Merah memimpin pasukan Topeng Darah menuju Kota Yan Bian setelah pemuda itu menerima surat permintaan bantuan yang Huang Fu kirimkan melalui seekor burung merpati. Tanpa menunggu perintah lanjutan, Qu Wu Ji membawa seluruh pasukan yang ada.

Bersama dengan seluruh jendral dan marsekal, pasukan Topeng Darah mendekati Kota Yan Bian.

Suara sepatu besi yang menghentak di pasir-pasir lembut sekitaran ibukota mulai membumi, menambah keramaian yang sedang terjadi di ibukota.

Dua puluh ribu pasukan berzirah hitam dengan topeng berwarna merah darah berbaris rapi memadati jalan setapak yang mengarah ke gerbang masuk Kota Yan Bian.

Di tanah tempat perkemahan prajurit kekaisaran didirikan, seorang pria yang menjadi pemimpin barisan mengangkat tangannya, membuat seluruh pasukan di belakangnya berhenti.

Pandangan orang-orang tersebut menelisik gunungan mayat di hadapan mereka. Aroma mayat begitu menyengat padahal peperangan belum lama ini pecah.

S
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 191_ Kombinasi Dua Pedang

    Orang-orang dari Aliansi Naga Suci hanya bisa terperangah ketika mereka melihat sekelompok besar pasukan yang terlihat mengerikan sedang menuju ke tempat mereka berada. Apalagi, melihat ekspresi tercengang yang bercampur dengan senyum kebanggaan di wajah pasukan lawan, tentu saja membuat Aliansi Naga Suci menjadi waspada. Dalam beberapa tarikan napas kemudian, pasukan dengan wajah tertutup topeng mengerikan menyerbu Aliansi Naga Suci. Orang-orang yang telah dihinggapi kelelahan menjadi putus asa ketika kuda-kuda Fergana menyambar ke arah mereka dengan ganasnya. Ayunan senjata yang diiringi dengan tumpahan darah telah dimulai. Suara-suara raungan yang menggetarkan jiwa terdengar menyedihkan. Ketika orang-orang dari Aliansi Naga Suci mulai berguguran, dari arah belakang mereka berembus angin tajam yang membelah tubuh pasukan Topeng Darah. "Tidak akan kubiarkan kalian melukai teman-temanku!" Xiu Zhangjian dengan Yuan Shi bersamanya melompat dari tembok istana dan menghambur ke arah p

    Last Updated : 2022-10-05
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 192_ Sambutan Khas Istana 

    Setelah Zhen Hong tewas, Xiu Zhangjian sama sekali tidak mengendurkan serangan. Dia mengalihkan pandangannya untuk mencari jendral-jendral Pasukan Topeng Darah yang berpotensi menyulitkan kawan-kawannya. Sekilas melihat, Xiu Zhangjian tahu manakah para jenderal dari pakaian yang dikenakan. Zirah mereka tampak berbeda dari para pasukan lainnya. Selain itu, serangan dari orang-orang tersebut juga tampak lebih agresif dan bervariatif. Tanpa membuang waktu lagi, Xiu Zhangjian melompat dan menebaskan Pedang Naga Suci ke arah mereka. Denting senjata yang beradu pun terdengar sangat lantang hingga membuat beberapa orang sampai menjatuhkan senjata dan menggunakan tangan mereka untuk menutup telinga. Xiu Zhangjian menyunggingkan senyum ketika melihat kapak penghancur di tangan lawannya terpotong di bagian yang tajam, menyisakan bagian senjata yang terlihat seperti lempengan besi tumpul. "Kau!" Pemilik kapak tentu saja sangat marah ketika senjatanya hancur. Dia pun berusaha untuk kembali

    Last Updated : 2022-10-10
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 193_ Tantangan Terbuka

    Apa yang baru saja didengar oleh Xiu Zhangjian seperti pisau tumpul yang menghujam ke hatinya. Gelak tawa yang menyambut perkataan pria sebelumnya juga membakar api amarah di dada Xiu Zhangjian. Dengan kecepatan yang hanya disadari oleh segelintir orang di ruangan tersebut, Xiu Zhangjian merogoh sesuatu dari sepatunya.Dalam sekejap mata, sebuah lenguhan pelan terdengar diiringi ambruknya tubuh pria yang sebelumnya menghina Xiu Zhangjian. Tanpa disadari, ketika salah seorang menteri itu sedang menikmati penghinaan yang dilakukan kepada Xiu Zhangjian, sebuah pisau kecil terlempar begitu akurat ke arahnya hingga mampu mendarat tepat di jantungnya.Melihat lawannya tumbang, Xiu Zhangjian mengeluarkan seringai dingin. "Lemah."Ketika salah satu menteri yang tak lain adalah Ma Youhao tumbang, seluruh menteri yang hadir hanya bisa menutup mulut dan menelan penghinaan yang hampir mereka keluarkan. Mereka tak menyangka, seorang Ma Youhao bahkan bisa mati dengan begitu mudahnya di tangan pemud

    Last Updated : 2022-10-11
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 194_ Menantang Putra Langit

    Seringai dingin kembali muncul di wajah Xiu Zhangjian. Sepertinya pria yang baru saja dia kalahkan benar-benar bermulut besar karena kekuatan yang dikeluarkan untuk menyerangnya rupanya tak terlalu besar. Bahkan mungkin tidak cukup untuk membunuh seekor kuda perang dalam sekali serangan. Pada akhirnya, lihatlah yang terjadi selanjutnya, pria tersebut bahkan mati tanpa mampu memberikan sedikit pun perlawanan.Beberapa orang yang melihat kejadian ini memerah wajahnya karena marah. Walau mereka bukan orang yang suka menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan sebuah persoalan, untuk kali ini sepertinya otak pintar mereka sedikit tidak berguna. Jadi, mereka hanya bisa menelan amarah karena yakin tidak mungkin menang melawan Xiu Zhangjian.Namun, apa yang ada dalam pikiran beberapa orang di ruangan tersebut ternyata tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Ketika melihat kawannya mati, ditambah dengan wajah congkak mantan budak penjara Quzhou saat memberikan tantangan terbuka, seorang peting

    Last Updated : 2022-10-11
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 195_ Pertarungan Sengit

    Huang Fu menanggapi ucapan Xiu Zhangjian dengan dengkusan keras. Kedua tangannya menghantam singgasana sehingga tercipta sebuah dorongan yang mampu membuatnya melontar ke depan.Xiu Zhangjian meraih Pedang Naga Suci di punggungnya dan menariknya dari selongsong. Dalam sekejap mata, pedang yang terlihat perkasa itu mengeluarkan cahaya keemasan. "Napas Naga!" Begitu Xiu Zhangjian mengayunkan pedangnya menebas ruang kosong di hadapannya, mayat-mayat para menteri yang berserakan memenuhi aula utama segera terhempas ke segala arah. Ketika Huang Fu mendaratkan kaki beberapa tombak di hadapannya, sudah tidak ada lagi mayat yang mengganggu matanya. "Kau sepertinya begitu bersemangat, Xiu Zhangjian."Xiu Zhangjian menyeringai dingin. "Tentu saja, aku sudah tidak sabar melumuri pedangku dengan menggunakan darahmu."Pedang Naga Suci bersinar semakin terang yang berarti tenaga dalam yang diserap semakin besar. Bahkan, karena kilauannya yang terlalu terang, Huang Fu sampai harus menggunakan seb

    Last Updated : 2022-10-12
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 196_ Duel Pendekar Pedang 

    Pedang Matahari di langit malam merupakan pedang pusaka yang keberadaannya tidak diketahuai oleh banyak orang karena jarang muncul dalam pertempuran. Bahkan, ada segelintir orang yang menganggap jika pedang ini hanyalah rumor yang Huang Fu sebarkan untuk menggetarkan hati para lawannya.Saat ini, baik Xiu Zhangjian maupun Huang Fu, keduanya sudah mengeluarkan begitu banyak tenaga dalam dan juga mereka berdua sama-sama terluka. Oleh karena itu, keduanya memutuskan untuk segera mengakhiri pertempuran ini.Xiu Zhangjian mengamati setiap gerakan yang dilakukan oleh Huang Fu.Di sisi lain, Huang Fu melemparkan sarung pedang miliknya ke sembarang arah. Dia kemudian mengalirkan tenaga dalamnya dan membuat Pedang Matahari di langit malam mulai membara seperti baru selesai ditempa dari tungku yang sangat panas. Suhu udara di ruangan tersebut meningkat drastis begitu Huang Fu mengalirkan tenaga dalamnya. Aura kematian yang pekat juga menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Jika saja yang berada d

    Last Updated : 2022-10-13
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 197_ Patah dan Bersemi

    Menghunuskan senjatanya ke wajah Huang Fu, Xiu Zhangjian berkata dengan napas terputus-putus. "Apa kau takut?" Seringai putus asa muncul di wajah Huang Fu. "Takut? Tidak ... mana mungkin aku takut. Apalagi padamu. Ayahmu saja-" Bruk! Xiu Zhangjian tidak membiarkan lawan menuntaskan kalimatnya yang pasti akan mengungkit masa lalu yang menyedihkan. Oleh sebab itu, dia menghantamkan badan pedang yang tak tajam ke wajah Huang Fu disusul dengan sebuah totokan yang membuat kaisar Quzhou itu terdiam. Bruk! Xiu Zhangjian merasa perlu untuk menambahkan tendangan kecil, tetapi cukup mampu untuk membuat tubuh Huang Fu berguling. "Tenang saja, aku tidak akan menghabisimu sekarang." Napas Xiu Zhangjian tersengal ketika mengatakannya. Pemuda tersebut ambruk di depan Huang Fu dengan keringat dingin yang menggenani wajahnya. "Jian'er!" Teriakan terdengar dari ambang pintu. Beberapa orang memasuki aula utama yang begitu berantakan seperti kapal pecah dengan langkah tergesa. Apalagi ketika merek

    Last Updated : 2022-10-13
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 198_ Siasat Yuan Shi 

    Mendengar ucapan Yuan Shi, Chen Yufei merasa dirinya seperti disambar petir. Seluruh tubuhnya bergetar karena terkejut. "Yuan Shi, kau pasti sedang mabuk."Yuan Shi tersenyum dan mengangguk pelan. "Aku memang sedang mabuk, mabuk cintamu.""Kau pasti sedang becanda.""Nona Chen, tidak perlu gugup begitu. Saat ini aku hanya menyampaikan perasaanku saja. Kau ... tidak perlu memikirkan atau menanggapinya."Raut wajah Chen Yufei masam seketika. "Bagaimana mungkin aku tidak memikirkannya!""Jadi ... Nona Chen mau mempertimbangkan perasaanku? Lalu ... bagaimana dengan ketua Xiu?"Chen Yufei terdiam. Melihat gadis tersebut terdiam, Yuan Shi menjadi tidak tega untuk bertanya lebih jauh."Nona Chen, bagaimana jika kita pergi ke atas benteng istana? Dari tempat itu kita bisa melihat Kota Yan Bian." Yuan Shi mengajak Chen Yufei dengan begitu lembut. Dia berusaha mengalihkan pembicaraan.Tanpa Chen Yufei sadari, kepalanya mengangguk, menyetujui ajakan Yuan Shi. Di sisi lain, Yuan Shi begitu terke

    Last Updated : 2022-10-15

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status