Sebuah kembang api berwarna merah meledak di atas kota Yan Bian. Beberapa orang dari Aliansi Naga Suci merasa cemas ketika melihat tanda tersebut karena kembang api berwarna merah berarti seseorang sedang membutuhkan bantuan.Guan Shi yang sedang bersama Xiu Zhangjian mendongak ke langit dan memastikan dari mana kembang api itu diledakan."Terowongan timur membutuhkan bantuan." "Paman Guan, tetaplah di sini. Aku harus pergi membantu mereka."Guan Shi menggeleng. Dia menarik tangan Xiu Zhangjian dan menghentikannya. "Kita masih belum melihat Huang Fu meninggalkan istana yang berarti bukan dia penyerangnya. Tetaplah di sini untuk membantu yang lain dan mengawasi pergerakan Huang Fu. Aku saja yang ke sana untuk membantu Ketua Mei mengalahkan tamu yang mengunjunginya. Aku yakin bisa melakukannya."Melihat kepercayaan diri Guan Shi, Xiu Zhangjian mengangguk setuju. "Jika dalam satu dupa paman tidak memberi tanda, maka aku akan menyusul ke sana."Guan Shi mengangguk setuju. Tanpa menunggu
Xun Qiu bergulingan di tanah dengan kondisi yang begitu menyedihkan. Kedua kakinya terpotong hingga sebatas lutut sementara kedua tangannya juga tak luput menjadi korban. Dengan wajah bengisnya, Xiu Zhangjian menghampiri Xun Qiu dan menekan beberapa titik akupunturnya yang membuat darah yang mengalir mulai berhenti.Xiu Zhangjian berbalik dan mendekati Guan Shi dan Yan Zhihao yang sekarat. "Paman Guan, Paman Yan!"Yan Zhihao yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri membuat Xiu Zhangjian menghampirinya terlebih dahulu. Dengan hati-hati Xiu Zhangjian merengkuh tubuh Yan Zhihao dalam pelukannya. "Paman ....""Jian'er, te-terimalah pedang ini."Dengan tangan bergetar, Yan Zhihao menyerahkan pedang langit pada Xiu Zhangjian. Namun, bukannya menerimanya, Xiu Zhangjian malah menggelengkan kepalanya kuat."Tidak." Xiu Zhangjian mengeluarkan beberapa jenis penawar racun dan meminta Yan Zhihao meminumnya. "Paman, minumlah ini."Kini giliran Yan Zhihao yang menggelengkan kepala. "Dengan apa
"Tidak! Apa yang ingin kalian lakukan?" Xiao He berteriak histeris ketika Xiu Zhangjian memberi Ji Feng izin untuk menyiksanya. Tubuhnya bergetar karena rasa takut yang terlalu dalam. Apalagi, ketika melihat kondisi Xun Qiu yang begitu menyedihkan, membuat Xiao He semakin merinding karena ketakutan."Sekarang saja kau meminta ampun, kau bahkan tidak mengingat jeritan setiap korban kebiadaban yang kau lakukan."Ji Feng mendekati Xiao He dengan langkah perlahan, begitu mereka berdua sudah saling berhadapan, Ji Feng menendang lutut Xiao He dengan sekuat tenaga.!!Tidak ada hal buruk apa pun yang menimpa Xiao He selain kakinya yang terasa sedikit kesemutan. Akibat perbedaan tenaga dalam yang jauh antara Xiao He dan Ji Feng, membuat tendangan keras yang Ji Feng lakukan bisa dinetralkan dengan mudah.Liu Chong tersenyum tipis ketika melihat kejadian tersebut. Dia kemudian maju dan menepuk bahu Ji Feng yang naik turun karena begitu kesal bercampur malu. "Biar aku yang melakukan ini."Ji F
Xiu Zhangjian mengerutkan kening karena hal ini tidak sesuai dengan dugaannya. Menurut apa yang Yuan Shi katakan, seharusnya prajurit perbatasan baru sampai di ibukota esok hari dan jika hal tersebut sesuai rencana, maka Xiu Zhangjian bisa membunuh Huang Fu sebelum prajurit bantuan datang.Namun, semua sudah terjadi. Pasukan bantuan berada di depan mata dan yang harus dia lakukan saat ini adalah membuat mereka menyerah."Siapa yang sedang menahan mereka di luar?" tanya Xiu Zhangjian. "Ketua Jin dan Ketua Guo masih di luar untuk menghadang mereka. Akan tetapi, seribu anggota kita yang berada di luar tampaknya sudah mulai kelelahan.""Aku mengerti. Sekarang juga, tarik semua anggota Aliansi Naga Suci ke dalam kota dan minta mereka mengepung istana. Para prajurit itu tidak akan bisa leluasa menyerang kita di dalam ibukota dengan gedung-gedung di sekitar istana."Mendengar perintah Xiu Zhangjian, Wang Tian Lin mengangguk paham. "Kalau begitu, aku akan meminta semuanya untuk masuk sekaran
Xiu Zhangjian tersenyum. "Untuk menghentikan serangan ular, kita perlu menangkap kepalanya. Lakukan apa yang perlu dilakukan dan aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan.""Biarkan kami ikut!"Xiu Zhangjian menggeleng. "Kekuatan kalian sangat diperlukan di tempat ini. Jaga saudara-saudara kita hingga aku kembali."Derap langkah kuda terdengar semakin mendekat, terdengar begitu banyak hingga jalanan bergetar karenanya. Tanpa menunda lebih lama, Xiu Zhangjian menerobos istana Tian Shang. Begitu Xiu Zhangjian pergi, Wang Tian Lin, Jin Lun, Guo Ming dan lainnya tiba. Karena pengawasan ketat yang Jin Lun lakukan, tidak ada korban jatuh selama perjalanan singkat ini."Di mana Jian'er?" tanya Jin Lun ketika tak mendapati keberadaan Xiu Zhangjian di antara mereka."Jian'er sedang melakukan tugasnya. Kita harus berjaga di tempat ini dan tak membiarkan siapa pun membuat Jian'er terganggu," balas Liu Chong."Mereka begitu banyak.""Aku tahu, yang perlu kita lakukan hanyalah bekerja sama."
Di bawah terik matahari Kota Yan Bian, suara denting pedang yang saling beradu menggema ke seluruh kota. Jalan ibukota sama seperti hari-hari biasanya, dipenuhi oleh lautan manusia. Bedanya adalah, hari ini manusia-manusia tersebut telah berubah menjadi setumpuk mayat yang menyedihkan.Ini adalah Kota Yan Bian, kota yang dipenuhi kemegahan di balik penderitaan rakyat yang tinggal di berbagai penjuru negeri. Gelak tawa digantikan dengan raungan menyedihkan menyebabkan Kota ini dipenuhi dengan aura kematian.Jendral Qi Yan bersama dengan delapan belas jendral lainnya bergerak bagai serigala lapar di antara kerumunan domba. Mereka mencabik setiap lawan yang menghadang mereka. Jendral Qi Yan dengan tombak jagalnya bergerak memacu kudanya ke sana ke mari, menebas setiap lawan di hadapannya. Dalam waktu singkat, Jendral Qi Yan berhasil membunuh banyak anggota Aliansi Naga Suci. Jin Lun ditahan oleh empat jendral yang mengepungnya dari berbagai arah membuat dirinya tidak bisa menolong angg
Qu Wu Ji, generasi muda berbakat dari Sekte Iblis Merah memimpin pasukan Topeng Darah menuju Kota Yan Bian setelah pemuda itu menerima surat permintaan bantuan yang Huang Fu kirimkan melalui seekor burung merpati. Tanpa menunggu perintah lanjutan, Qu Wu Ji membawa seluruh pasukan yang ada. Bersama dengan seluruh jendral dan marsekal, pasukan Topeng Darah mendekati Kota Yan Bian.Suara sepatu besi yang menghentak di pasir-pasir lembut sekitaran ibukota mulai membumi, menambah keramaian yang sedang terjadi di ibukota.Dua puluh ribu pasukan berzirah hitam dengan topeng berwarna merah darah berbaris rapi memadati jalan setapak yang mengarah ke gerbang masuk Kota Yan Bian. Di tanah tempat perkemahan prajurit kekaisaran didirikan, seorang pria yang menjadi pemimpin barisan mengangkat tangannya, membuat seluruh pasukan di belakangnya berhenti. Pandangan orang-orang tersebut menelisik gunungan mayat di hadapan mereka. Aroma mayat begitu menyengat padahal peperangan belum lama ini pecah.S
Orang-orang dari Aliansi Naga Suci hanya bisa terperangah ketika mereka melihat sekelompok besar pasukan yang terlihat mengerikan sedang menuju ke tempat mereka berada. Apalagi, melihat ekspresi tercengang yang bercampur dengan senyum kebanggaan di wajah pasukan lawan, tentu saja membuat Aliansi Naga Suci menjadi waspada. Dalam beberapa tarikan napas kemudian, pasukan dengan wajah tertutup topeng mengerikan menyerbu Aliansi Naga Suci. Orang-orang yang telah dihinggapi kelelahan menjadi putus asa ketika kuda-kuda Fergana menyambar ke arah mereka dengan ganasnya. Ayunan senjata yang diiringi dengan tumpahan darah telah dimulai. Suara-suara raungan yang menggetarkan jiwa terdengar menyedihkan. Ketika orang-orang dari Aliansi Naga Suci mulai berguguran, dari arah belakang mereka berembus angin tajam yang membelah tubuh pasukan Topeng Darah. "Tidak akan kubiarkan kalian melukai teman-temanku!" Xiu Zhangjian dengan Yuan Shi bersamanya melompat dari tembok istana dan menghambur ke arah p
Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe
Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m
Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-
Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya
Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S
"Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k
Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung
Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d
Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b