Kedua bayiku masih berada dalam inkubator, bertahan menggunakan alat bantu pernapasan. Lahir pas bulan, tetapi memiliki berat lahir rendah. Efek kembar. Si adik laki-laki beda menit memiliki ukuran lebih berisi dibanding kakaknya.Lucu, sih. Mereka menggeliat, lalu tidur lagi.Kulirik keberadaan Caca di sisi. Dia tersenyum lebar, turut memperhatikan pergerakan si kembar. Apa perempuan selalu tergugah ketika melihat bayi?"Kenapa kamu bisa barengan Mama?" Tanganku meraih pinggang Caca, menariknya lebih dekat. Kudaratkan dagu di pundaknya."Enggak boleh?" Caca menurunkan peganganku, tapi enggak berhasil.Aku bertahan melingkarkan lengan melewati perutnya. Dia tergelak pelan. Suara hidung Caca yang mengiringi masih terdengar aneh buatku meski tertutup masker. Spontan wajahku mundur dari pundaknya."Kamu kan baru dari luar kota," sebenarnya ini bentuk protes karena Caca terus berkeliaran ke berbagai daerah, "enggak pakai karantina lagi."Caca menunduk, jemarinya bergerak menyusuri permuka
Baca selengkapnya