"Aya suka yang mana?" tanya Mama sambil menyodorkan beberapa katalog yang ditinggalkan temannya saat berkunjung ke rumah tadi.Aku tahu? Tentu aja. Seharian aku di rumah buat istirahat biar nanti malam enggak mabuk sif. Terus ... Aya datang karena panggilan Mama. Kenapa enggak di rumah Aya aja, sih, diskusinya?"Sederhana aja, Ma." Semenjak disajikan teh, Aya hanya memegangi cangkirnya sambil memperhatikan setiap lembar katalog yang Mama buka.Banyak pilihan. Aku juga sempat lihat beberapa, tapi belum ada yang minta pendapatku selama duduk pada sofa terpisah dari mereka.Antusias? Enggak terlalu. Menurutku, pernikahan itu memang sakral dan sifatnya pribadi. Seperti kata Aya, sederhana."Pernikahan cuma sekali seumur hidup loh, Ya."Racunnya para orang tua, nih. Terus, karena pernikahan sekali seumur hidup, harus besar-besaran?"Memang Mama nikahnya pakai acara besar?" celetukku seraya mengambil salah satu katalog yang menampilkan contoh desain tempat acara sepaket dengan pakaian pengan
Baca selengkapnya