Share

Janjiku

"Lo bisa cari rumah sakit yang lebih mahal dari ini." Aku berkali-kali menutup mulut setiap menghadapi sosok pemuda seumuran denganku di lorong depan IGD. Membelakanginya sesekali dan gagal menghantamkan amarah ke wajahnya.

Bukan karena ada masalah di antara kami, tetapi jika melihatnya, aku terus dihadapkan kekecewaan terhadap diri sendiri mengingat pertaruhan kami. Bagaimana jika Aya tahu?

Apalagi kejadian di Surabaya cukup menambah jarak panas di antara kami. Ancamannya, juga pembicaraan-pembicaraan Elzar yang menurutku enggak mungkin Aya lakukan pasca trauma.

"Ada aturannya kalau nyokap gue harus cari rumah sakit lain?" Elzar menjauh, tepatnya menghadapi pilar penyangga lorong terdekat. Sikunya menopang kepala di sana. Lirih terdengar, "Gue juga enggak nyangka nyokap bakal kolaps."

Apa harus menyingkirkan ego dulu di saat begini? "Masalah di rumah?"

"Kapan sih hidup kita enggak bermasalah?" Elzar balik bertanya.

Kapan enggak bermasalah? Enggak pernah kayaknya. Anak-anak dari pernik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status