Share

Ayam

“Memang tadi yang dibahas apa aja?” Mama masih terus bertanya meski tangannya sibuk meracik banyak bumbu dalam pinggan di atas kompor.

“Cuma perkenalan.” Kukeluarkan beberapa botol jus jeruk setelah memastikan tanggal kedaluarsa kemasan, sementara Aya sudah berkutat dengan sayuran yang harus dipotong di meja kabinet samping wastafel.

“Iya?”

“Mama dulu gimana?” Aku mendekat, lebih tepatnya mengamati dengan berdiri di antara mereka.

Para wanita yang memasak itu terlihat seksi. Apron yang diberikan Mama dengan motif kartun anak perempuan dan buah stroberi ke Aya justru membuatnya tampak lebih menggemaskan.

“Dulu? Tiga puluh tahun lalu masih pembekalan mengenai tanggung jawab istri dan suami.”

Mama mengalihkan perhatianku dengan menceritakan persiapan pernikahannya dengan Ayah. Benar, tiga puluh tahun lalu. Berarti ada jeda kekosongan selama dua tahun. Artinya, aku bukan anak hasil pernikahan terpaksa.

Kuputar segel botol jus di tangan, bersandar pada pinggiran kabinet sambil meneguk sari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status