Home / Romansa / Om Duda! / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Om Duda!: Chapter 11 - Chapter 20

55 Chapters

Chapter 11: Malam Pertama

“Mamah sama Papah pulang ya!” ucap Maya mengelus kepala Disya. “Kenapa tidak menginap saja di sini?” tanya Dina. “Tidak papa, kita pulang saja Bu Dina.” Kedua orang tua Devan harus pulang. Setelah acaranya selesai mereka langsung pulang, acara akad pernikahan hanya di hadiri oleh kedua keluarga. Itupun hanya Husein, Maya, Doni, Dina, Kai, dan Naya—adik dari Devan, Diky—asisten pribadi Devan, Syiren dan bebearapa pegawainya yang mengurus seluruh acara hari ini. Acara berlangsung sangat cepat, setelah akad selesai dilanjut dengan foto-foto untuk mengabadikan momen, setelahnya makan-makan sambil mengobrol. “Makasih Mba Syiren, maaf sudah ngerepotin,” ucap Disya. Syiren mengangguk lalu tersenyum, ia mendelik menatap Devan yang berdiri di samping Disya dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. “Hati-hati ya Sya!” “Hah?” “Punya suami kaya dia!” Devan menatap Syiren dengan tatapan tajamnya. “Saya sudah transfer uangnya, bahkan tiga kali lipat!” “Ya bukan masalah uangn
last updateLast Updated : 2021-07-18
Read more

Chapter 12: Perdebatan Pagi Hari

“DISYA!” Teriakan itu membuat kedua pasutri yang sedang tertidur langsung membuka matanya, tidurnya benar-benar terganggu karena teriakan itu. Mata Disya membelalak terkejut, mulutnya dengan refleks menjerit. Lelaki di sampingnya yang mendengar teriakan Disya langsung menggunakan tangan kanannya untuk menutup telinganya karena suara jeritannya sangat memekikkan telinga “Disya suara kamu!” geram Devan. “Pa—pak Devan kenapa ada di sini?” teriak Disya melihat tangan Devan yang memeluk pinggangnya, Devan langsung melepaskannya, lalu netranya melihat kaki Disya yang melilit kakinya, gadis itu langsung melepaskannya dan buru-buru bangun dari posisi berbaringnya. “Pak Devan kok bisa masuk ke kamar Disya?” tuduh Disya, ia menarik selimut hingga sebatas dagu, sambil menatap takut kearah Devan. Lelaki itu menatap Disya sinis. “Saya me—“ “Disya!” Dina masuk ke dalam kamar dengan napas tidak teratur, sepertinya dia berlari untuk sampai ke kamar ini. Disya dan Devan langsung menatap ke arah
last updateLast Updated : 2021-07-24
Read more

Chapter 13: Istri kecil

Setelah pulang dari kantor, Devan memboyong Disya untuk tiggal di rumahnya. Walaupun kedua orang tua Disya awalnya melarang dan menyuruh untuk tinggal di rumahnya beberapa hari lagi, Devan menolaknya dengan alasan Disya sudah menjadi tanggung jawabnya sekarang, juga sudah menjadi istrinya. Sekarang ataupun nanti Disya pergi dari rumahnya itu akan sama saja tidak ada bedanya. Tentang sahabat-sahabat Disya, tadinya mereka hanya ingin sekedar main dengan Disya di rumahnya. Mereka tidak memberi tahu dulu Disya, karena memang biasanya mereka hanya tinggal datang ke rumah Disya, kedua orang tuanya juga sudah mengenal mereka. Dina menyuruh mereka untuk langsung saja ke kamar Disya, seperti yang ia katakan sebelumnya, jika ia lupa Disya sudah menikah. Niat hati ingin mengejutkan Disya dengan langsung datang ke rumahnya, justru mereka yang dibuat terkejut dengan kehadiran lelaki yang sedang tidur di samping Disya, Devan—suaminya. Melihat Disya yang tidak ceria seperti biasanya karena kejadia
last updateLast Updated : 2021-08-03
Read more

Chapter 14: Your First Kiss?

Devan berdiri mematung di tempatnya, pandangan matanya lurus ke depan menatap seorang perempuan yang berdiri dengan jarak sepuluh meter dari pandangannya. Perempuan itu berjalan, menyeret kopernya ke arah Devan yang masih berdiri mematung. Saat keduanya sudah saling berhadapan, mereka hanya diam sambil menatap satu sama lain. Dengan saling menatap, mereka seolah berbicara. Ada rasa rindu yang sudah tersampaikan hasratnya kala mereka saling berhadapan sekarang ini. "Hai Dev." Perempuan itu menarik bibirnya, membuat sebuah senyuman manis dengan mata yang berkaca-kaca. "Hm," balas Devan pelan, dia mengalihkan pandangannya menatap koper yang ada di samping perempuan itu, lalu membawanya. Keduanya berjalan beriringan, untuk menuju ke mobil milik Devan. Tidak ada pembicaraan dari keduanya, mereka saling diam sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Bahkan saat mereka sudah berada di mobil Devan sekalipun. Kecanggungan dirasakan oleh keduanya. Malam ini jalanan terlihat sepi pengendar
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more

Chapter 15: Perempua London Kembali

“Dia kembali?” Devan hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Fokusnya tertuju kepada layar monitor di depannya dengan jari-jemari yang bergerak di atas keyboard. Dia sedang melakukan pekerjaanya. “Lalu?” “Dia sudah tahu jika papahnya menikah lagi, dia tidak ingin datang ke rumah orang tuanya. Jadi, saya menyuruhnya untuk tinggal di apartemen,” jawab Devan. Diky membelalakkan matanya, tentu saja dia terkejut. “Apa yang akan Pak Devan lakukan—maksudnya apa rencana ke depannya untuk dia… dan Disya?” Mendengar pertanyaan dari sekretarisnya membuat Devan langsung menghentikan kegiatannya. Dia terdiam cukup lama lalu menggelengkan kepalanya. “Tidak ada,” lirihnya. Devan kembali teringat dengan kejadian malam itu— "A—aku merindukanmu.” Kata-kata yang di lontarkan perempuan dengan rambut sebahu itu berhasil membuat hati Devan berdesir, bahkan jantungnya berdetak tidak normal. Ditambah dengan perempuan itu yang memeluk tubuhnya. Devan memanggil perempuan itu—Fatya. Dia berpropesi sebaga
last updateLast Updated : 2021-09-16
Read more

Chapter 16: Dia istrinya!

Devan mencium kening Fatya sekilas, lalu tangannya bergerak menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Devan menatap wajah Fatya, dadanya naik turun mencoba menormalkan detak jantungnya, sebuah lengkungan sabit juga tercetak di bibir keduanya. Fatya menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Devan, bahkan menelusupkan wajahnya ke dalam pelukan Devan. “Kamu belum juga menghubungi keluargamu?” tanya Devan, tangannya mengelus pucuk kepala Fatya lembut. Hanya gelengan kepala yang menjadi jawaban untuk pertanyaan Devan. “Hubungi mamah atau kakakmu! Pasti mereka merindukanmu.” “Aku masih sering menghubungi mereka, saat di London, bahkan sampai sekarang.” “Menghubungi lewat ponsel, dengan bertemu langsung itu rasanya berbeda. Apa kamu tidak ingin bertemu langsung dengan mamah dan juga kakakmu?” Fatya terdiam, keheningan menyelimuti kamar ini. Sebelum Fatya mengeluarkan suara, terdengar hembusan napas panjang, lalu ia berkata, “Besok aku akan k
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

Chapter 17: Ayo kita menikah!

Disya mengatur napas, punggung tangan kananya mengusap peluh yang ada di keningnya. Disya ragu untuk mengetuk pintu di depannya, namun setelah hampir dua menit berdiam diri akhirnya ia memutuskan untuk mengetuk pintu, meskipun dengan jantung yang berdetagup cepat.Setelah di persilahkan masuk oleh seseorang yang ada di dalam, Disya langsung membuka pintu. “Maaf saya telat,” cicit Disya pelan, pandangannya ia tundukan, tidak berani menatap lelaki yang berdiri di tengah-tengah ruangan.“Oke, sudah di mengerti semuanya? Saya akhiri kelas ini!”“Baik Pak.”Lelaki itu berjalan menuju meja yang berada di depan, menutup laptopnya juga membereskan beberapa buku yang berada di meja. “Nadisya, saya sudah mengisi absen kamu dengan kehadiran alpa. Silahkan ke ruangan saya, saya akan memberi kamu detensi.” Devan berjalan meninggalkan kelas, melewati Disya yang masih berdiri mematung di ambang pintu.Disya memejamk
last updateLast Updated : 2021-10-03
Read more

Chapter 18: Pilihan Devan

Kai terus mendongakkan wajahnya menatap Fatya dengan seksama. Fatya mengelus rambut Kai lembut dengan menampilkan senyumnya. "Ada apa, Kai?" tanya Fatya lembut."Muka Onty, mirip dengan Mommy," jawab Kai.Mendengar jawaban Kai, hati Fatya terasa begitu bahagia. Apa putranya mengenalnya meskipun belum tahu jika Fatya adalah ibu kandungnya? Pikir Fatya."Iya kan, Dad?" Kali ini Kai mengalihkan pandangannya menatap Devan. Devan yang sedari tadi hanya diam dengan pandangan menatap lurus ke depan mengalihkan pandangannya menatap Kai, dan Fatya bergantian."Hm."Ting!Pintu lift terbuka, ketiganya langsung keluar dari dalam lift."Selamat siang, Pak Devan," sapa lelaki paruh baya yang berjaga di di depan pintu lift. Devan hanya menatapnya sekilas lalu mengangguk pelan.Apartemen dibangun dengan fasilitas sebanyak dan senyaman mungkin agar para penyewa maupun penghuni di bangunan tersebut menjadi betah. Ada banyak sekali fasilitas yan
last updateLast Updated : 2021-10-09
Read more

Chapter 19: Cokelat

Devan keluar dari ruang kerjanya. Sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, matanya celingukan mencari keberadaan Disya. Namun, suasana kamar sepi. 'Dimana dia?' ucapnya dalam hati lalu berjalan keluar dari kamar.Saat sedang menuruni tangga, samar-samar Devan mendengar suara televisi yang menyala, juga suara beberapa orang yang tertawa."Pak Devan," sapa Disya, rupanya gadis itu sudah menyadari jika Devan sedang menuruni tangga, dan akan menuju ke arahnya."Sini-sini, kita lagi nonton film lucu loh," lanjut Disya lagi sambil mengayun-ayunkan tangan kanannya dengan tujuan agar Devan cepat-cepat menghampirinya.Devan melirik ke arah layar televisi yang menampilkan film kartun Tom &  Jerry. Tayangan tanpa dialog antar pemain itu yang berhasil membuat suara tawa Disya, Kai, dan asisten rumah tanngganya terdengar cukup kencang.Devan menatap Kai yang duduk di samping Disya. Disya memegang es krim, begitu juga dengan Bu Siti, dan
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more

Chapter 20: Keluarga Ganendra

Menikah dengan Devan sebenarnya adalah keberuntungan bagi Disya. Tidak banyak kan orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama, dan langsung di nikahi beberapa hari setelahnya sama si doi?Sifat dan karakter Devan memang sangat bertolak belakang dengan Disya. Keduanya pasti sangat merasa kesusahan untuk menyesuaikan, dan mengenali karakter masing-masing.Devan sudah dikenal dengan sebutan 'Dosen galak' oleh mahasiswanya. Disya tidak akan mengelak itu, memang benar suaminya itu sangat-sangat galak, bicaranya selalu terdengar menyebalkan.Banyak sekali peraturan-peraturan yang Devan buat untuk orang-orang yang tinggal di rumahnya. Contohnya, tidak ada makanan cepat saji di dapur, semuanya harus di masak dengan bahan-bahan yang sehat, higienis dan terjamin kesehatannya. Tidak boleh ada cemilan, seperti makanan-makanan ringan dan yang lainnya.Kalau Disya membuka pintu kulkas, tubuhnya mendadak lemas karena isi di dalam kulkas hanya ada sayur-sayuran, daging
last updateLast Updated : 2021-10-29
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status