Beranda / CEO / My Dad CEO / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab My Dad CEO: Bab 121 - Bab 130

225 Bab

Bab 120

Di ruang tamu di dalam mansion, kedua orang tua Lukas sedang berbincang seraya meminum teh. Anak-anak juga berada di sana.“Jadi bagaimana? Kapan kalian akan mengadakan pesta pernikahan?”Lukas menjawab dengan mantap. “Sekitar dua minggu lagi.”“Kami sedang menyiapkan segala sesuatunya. Jika sudah selesai kamu akan memberitahu kalian berdua.”“Baiklah jika begitu, aku harap tidak ada kendali sampai harinya tiba,” Adrian sangat berharap semuanya baik-baik saja.  “Lalu bagaimana kalian akan menghadapi pengobatan si sulung Conan?” “Kami akan memulai pengobatannya setelah pesta pernikahan kami selesai.”Adrian menatap Conan yang tengah sibuk dengan laptopnya. Begitu pula dengan Christian yang menempelinya, sekarang fisik mereka terlihat berbeda. Conan terlihat lebih kurus dari terakhir dia melihatnya. Tersirat luka dari tatapan matanya.Raven menepu
Baca selengkapnya

Bab 121

  “Conan, apa yang ini?” seraya menunjuk pada wajah Conan. Conan sedikit mengulas senyum, tidak beda dengan Lukas sama sekali, senyumannya begitu angkuh. Kakek buyut melihat sekeliling, cicitnya ada di mana-mana, mereka bermain ke sana ke mari, berlarian menabrak apa pun yang ada di depan mereka. Namun berbeda dengan kedua anak kembar Lukas, mereka diam duduk di sofa. Tak banyak yang di lakukan mereka. Hanya menonton Televisi, seraya menunggu acara makan malam di mulai. Setelah perbincangan yang di lewati oleh ketiganya, Kakek buyut sangat menyukai keduanya. Tak hanya cerdas mereka berdua juga bijaksana pada usia yang begitu muda.  Di meja makan makanan telah siap. Di meja yang panjang dan besar itu telah duduk banyak keluarga yang hadir. Conan melirik sekeliling mereka. “Jadi ini keluarga besar Ayah,” batinnya. Lukas dan Clarisa telah duduk di barisan depan, sedangkan mereka berdua duduk di barisan anak-anak, se
Baca selengkapnya

Bab 122

Lukas membiarkan Conan tidur di kamarnya sedikit lebih lama sebelum dia membawanya kembali pulang. Sedangkan Clarisa bersama dengan mertuanya Adrian Jiang. “Lukas, datanglah padaku sebentar,” pinta sang Kakek. Lukas mengikuti Kakeknya menuju ruang kerja Ayahnya. “Duduklah,” serunya. Segera Lukas duduk di hadapannya. Wajahnya sudah menunjukkan raut yang sedikit tidak baik. “Bagaimana keadaan Putra sulungmu?” tanyanya. “Untuk saat ini tidak apa-apa, hanya saja...” Lukas tidak meneruskan kata-katanya. “Ada apa? Mengapa kau murung seperti itu?” Kakek bertanya dengan sedikit cemas. “Aku sedikit khawatir pengobatannya tidak sesuai dengan harapan kami,” Lukas dengan murungnya dia berkata. Kakek segera berpindah menuju samping Lukas, ditepuk lembut bahunya seraya berkata. “Jangan putus asa, sebelum kalian memulainya.” “Entah itu hasil yang bagus ataupun buruk sekalipun, kalian harus mencobanya terlebih dahulu.”
Baca selengkapnya

Bab 123

Hari ini Lukas membawa Clarisa menuju pinggiran kota Jincheng.“Kita akan pergi ke mana?” Clarisa bertanya dengan sedikit bingung.“Kita akan pergi ke tempat Ayahmu,” ucapnya.Clarisa menundukkan kepalanya, dia menghela napas beratnya.“Walaupun dia tidak merestui kita, setidaknya kita sudah memberi tahunnya tentang pesta pernikahan kita,” ujarnya seraya memegang erat tangan Clarisa.Clarisa hanya mengulas senyum tipisnya pada Lukas. “Aku tahu, walaupun dia begitu, tetapi dia tetap Ayahku.”Mobil pun melaju pesat meninggalkan pusat kota Jincheng.Di penjara kini Yunita telah bisa di jenguk, satu minggu lagi  dia akan menjalani sidang atas pembunuhan sesama tahanan.Yunita tengah duduk di balik kaca. Mariam Song menatap putrinya. Dia benar-benar terluka, rasanya dia ingin membuat orang yang telah memasukkan putrinya ke penjara itu juga  merasakan kepahitan.“
Baca selengkapnya

Bab 124

Di Akhir pekan Lukas tidak bekerja, dia berada di rumah.Clarisa masih tertidur di ranjangnya, sedangkan Lukas sedang memeriksa keadaan Conan bersama dengan Athes selagi Christian sedang mandi.“Ayah, hari ini kondisi ku cukup stabil. Tidak apa-apa jika aku ikut dengan kalian,” dia berkata dengan mengulas  sebuah senyuman yang sangat lembut.“Ayah tahu.”“Athes tolong kau bantu Conan mengganti pakaiannya. Karena akan pergi sebentar lagi,” pinta Lukas pada Athes.“Baik tuan,” jawab Athes.Lukas bergegas keluar, kembali ke kamarnya. Di sana Clarisa masih meringkuk, terlihat seperti seorang   kangguru yang tertidur.Perlahan Lukas menghampiri Clarisa, di usapnya lembut pipi mulusnya, sesekali dia berbisik. “Istriku, bangunlah.”“Ini sudah terlalu siang, bukankah kita akan pergi menuju pamanmu?” Bisiknya.Clarisa membuka matanya perlahan,
Baca selengkapnya

Bab 125

Chandra Lee memandang Clarisa, dalam benaknya terngiang kedua putra kami, “Jadi anak-anak ini adalah putramu Clarisa?” Chandra terperangah kala mendapati kenyataan bahwa keponakannya ini telah memiliki dua putra yang sudah tumbuh besar. Sudah sepuluh tahun yang lalu Chandra tidak pernah melihat Clarisa lagi, dia bahkan tidak menyangka jika dirinya akan di pertemukan kembali dengannya. Hampir saja dirinya terkena serangan jantung, saat mendengar kata-kata yang di lontarkan oleh mereka. Begitu pula dengan Yuri, dan juga Ryan. Mereka benar-benar tidak menyangka. Conan yang menyadari kecanggungan itu pun mencoba mencairkan suasananya. "Kakek, apakah kami bisa duduk?" "Aku sudah terlalu lama berdiri, kakiku sangat lelah," pintanya. Suaranya terdengar dingin namun sangat menggemaskan. “Ah iya, ayo duduk.” Chandra mempersilahkan mereka untuk duduk, selagi Yuri menyiapkan minuman sebelum makan siang, sedangkan Ryan mencoba bermain catur dengan
Baca selengkapnya

Bab 126

Di dalam kamarnya Gerald sedang menatap foto mendiang istrinya. Dia teringat akan senyuman yang senantiasa membayanginya.Drrrttt... drrrttt... ponsel Gerald bergetar, terlihat sebuah pesan masuk. “Aku sangat merindukanmu, apakah kita bisa bertemu?” isi pesannya.“Tentu aku akan menjemputmu,” balas Gerald. Gerald tersenyum saat dirinya telah mendapat pesan dari Joana. Terkadang dia merasakan kembali getaran-getaran cinta yang selama ini tak pernah lagi dia rasakan.Namun setelah bersama Joana, segalanya berubah, dia merasa kini hidupnya lebih berwarna, hari-harinya menjadi begitu hangat atas kehadiran Joana.Gerald bersiap keluar rumah, sebelum itu dia menatap kembali foto mendiang istrinya. “Mungkin kini seharusnya aku tidak lagi berduka atas kepergianmu.”“Ku harap kau bisa beristirahat dengan tenang, jangan khawatir lagi padaku.”“Jagalah putri kita dengan baik, sampai saa
Baca selengkapnya

Bab 127

Keesokan Harinya Lukas, menemani Clarisa untuk memilih gaun pengantinnya. Tetapi setelah berkeliling seharian mereka tidak mendapatkan gaun yang diinginkan oleh Clarisa. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke mansion. Setelah makan malam tanpa di temani oleh Lukas, Clarisa berbaring di sofa ruang tamu sambil melihat tabletnya. Sedangkan kedua putranya bersama dengan Athes di lantai atas. Toko gaun pengantin besar atau kecil di kota Jincheng sudah didatangi semua, tetap tidak ada gaun pengantin yang membuatnya puas. Mereka yang disebut desainer terkenal, juga hampir sama hanya berbeda sedikit, hanya terlihat lebih mewah dengan balutan mutiara saja. Perusahaan penyelenggara pernikahan demi memenuhi permintaannya, mengumpulkan gambar desain gaun pengantin dari seluruh penjuru negeri, harga yang dikeluarkan pun sangat fantastis. Setelah semua gambar desain itu difoto, dikirimkan ke email Clarisa. Clarisa berbaring di atas sofa,
Baca selengkapnya

Bab 128

“Soal harga aku tidak masalah, lagi pula suamiku mengizinkannya.” Clarisa berkata dengan sedikit menggoda. “Berhubung pernikahanku akan menjadi pernikahan akbar.”“Di sana banyak orang terkenal dan media.”“Jika aku mengenakan gaun pengantin dari studio kalian, juga termasuk melakukan sebuah promosi.” “Tentu saja studio kalian ini akan di kenal lebih banyak orang,” Clarisa terus menerus membujuk untuk mendapatkan gaun tersebut.Sang gadis yang selesai mendengar perkataan Clarisa, tetap menggelengkan kepalanya. “Aku tidak yakin, bos kami sama sekali tidak peduli dengan uang.”“Orang yang sekali lihat tidak disukainya, uang sebanyak apa pun dia tidak akan mau mengambilnya.”“Bila orang yang sekali lihat dia merasa suka dan cocok, tidak ambil untung langsung kasih gratis.”“Meskipun aku tidak tahu detailnya memiliki makna apa?&rdqu
Baca selengkapnya

Bab 129

Hari Minggu di bulan Maret merupakan musim semi, adalah hari yang begitu cerah, sebuah pesta pernikahan menggegerkan seluruh Kota Jincheng, orang-orang berkuasa dan juga berpengaruh berdatangan menghadiri pesta pernikahannya.Seratus buah mobil Porsche 911 GT3 RS warna Hijau mengelilingi kota, yang memimpin di depannya adalah mobil Rolls Royce Phantom warna Putih.Setelah melewati jalanan kota pusat, akhirnya mobil berhenti di depan hotel Bintang tujuh yang berada di bawah anak perusahaan Jiang Group.Pendamping pengantin turun terlebih dahulu, berbaris di kedua sisi karpet merah hotel, terlihat begitu megah dan juga menakjubkan.Di tengah alunan musik yang mengiringi kedatangan sang pemeran utamanya, pintu mobil Rolls Royce Phantom terbuka, pengantin pria menggandeng pengantin wanita turun dari mobil. Diikuti dengan dua pangeran tampan di belakangnya.Lukas mengenakan Pakaian serba putih, terlihat begitu tampan dan sempurna bagaikan pangeran yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
23
DMCA.com Protection Status