Home / CEO / My Dad CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of My Dad CEO: Chapter 101 - Chapter 110

225 Chapters

Bab 100

Ke esokkan harinya Conan telah keluar dari rumah sakit, dia cukup bahagia. Karena ke esokkan harinya mereka akan kembali k3 Jincheng. Tidak lupa juga mereka membawa Athes bersama mereka.Conan terlihat lebih ceria. Di tambah selama beberapa hari ini dia tidak merasakan gejala sakitnya.“Ayah,” panggilnya.Lukas menoleh, seraya tersenyum dia berkata. “ Ada apa?” tanya nya.“Aku ingin makan kue,” pintanya.“Tentu saja,” jawabnya.Conan telah berganti pakaian, dia mengenakan pakaian kasualnya. Dia terlihat tampan. Namun terlihat jelas perubahan tubuhnya yang kehilangan cukup banyak berat badan.“Di mana ibu?” tanya nya.“Mereka sedang membeli sesuatu, bersama Christian,” jawabnya.Conan menganggukkan kepalanya, Lukas kembali melihat laptopnya. Sedangkan Jay membereskan barang-barang yang akan dibawa pulang.“Terima kasih tuan Jay,” uc
Read more

Bab 101

“Ayah... kemarilah. Aku tahu ayah ada di sana,” panggilnya.Lukas yang mendengar suara Conan pun segera mendorong pintu, dan tampaklah tubuh tinggi Lukas.Clarisa yang sedang terisak, bergegas menghapus air matanya. Lukas memandang Clarisa, terlihat sebuah kalung cantik yang menghiasi leher jenjangnya.“Kau terlihat sangat cantik,” seraya memegang lembut tangan Clarisa.Clarisa hanya tertunduk malu, menghadapi pujian dari Lukas.Conan berkata. “Ayah ajaklah ibu pergi, ajaklah ibu membeli sesuatu.”“Temanilah ibu jalan-jalan, selagi masih  berada di sini,” pintanya.“Habiskan waktu kalian bersama, aku tahu semenjak di sini, ayah dan ibu tidak memiliki waktu bersama.”“Maka pergilah, jangan pula ajak Christian. Nikmati waktu kalian,” pintanya.Lukas tak berkata apa-apa begitu pula dengan Clarisa, mereka seketika membatu.“Kenapa masih
Read more

Bab 102

Clarisa dan Lukas menghabiskan waktu mereka hingga malam, sebelum pulang mereka datang ke sebuah restoran. Dia membawanya ke tempat yang romantis, menikmati alunan musik klasik, yang begitu menenangkan hati. Clarisa bahkan menikmati setiap makna yang terkandung dalam musiknya, dia memejamkan kedua matanya, merasakan aliran darahnya yang mengalir begitu lembutnya di bawah kulit tubuhnya. Dalam benaknya dia berpikir. “Ah lagu ini, aku tahu. Nada ini seperti mengalir saja saatku mendengarkannya,” batinnya. Seraya tersenyum lembut. Lukas yang duduk di hadapannya seakan merasakan apa yang Clarisa rasakan. Lukas seakan merasakan ketenangan yang sangat luar biasa, wajahnya begitu damai kala memandangi Clarisa yang ada di hadapannya. Setiap detiknya begitu terasa sangat seakan semua yang berada di hadapannya terhenti seketika. Hingga sebuah suara membuyarkan lamunannya. “Lukas,” panggilnya. Lukas terperanjat kala Clarisa menepuk punggung tangan Lukas.
Read more

Bab 103

Lukas beserta Clarisa pun tiba di hotel, mereka memasuki kamar. Di sana masih banyak orang. Mereka menunggui Conan, karena tidak ingin kejadian sebelumnya terjadi lagi. “Kalian masih ada di sini!” ucap Clarisa. Seraya berjalan melewati mereka semua. Sedangkan Lukas dia tidak bicara apa pun, namun raut wajahnya begitu baik. Mereka pikir telah terjadi sesuatu yang baik hari ini. “Apakah kau menikmati harimu bersamanya kakak ipar?” tanya Marvel. Clarisa menunduk seraya menganggukkan kepalanya. Jika mengingat kejadian panas di mobil, wajahnya memerah, dia begitu tersipu malu. “Cie,” semua orang bersorak kala Clarisa menganggukkan kepalanya. Sebuah ketukan di meja membuat semua orang terdiam. Ya itu adalah suara ketukan jari telunjuk Lukas. Dia ingin semua orang berhenti menggodanya. Clarisa yang masih menunduk segera masuk ke dalam kamar Lukas, dia tidak tahan di goda oleh teman-teman Lukas. “Berhentilah,” serunya dengan nada sedik
Read more

Bab 104

Beralih ke penjara, setelah Marco menceraikan Yunita. Dia lebih sering melamun, raut wajahnya selalu muram. Dia merasa Marco sangatlah jahat. Dia bahkan meninggalkan Yunita sendirian, tanpa berusaha untuk mengeluarkannya dari sana.Di dalam penjara dia harus bisa bertahan. Yunita yang notabene nya adalah seorang nona di keluarga yang kaya. Tidak mengerti bagaimana melawan orang-orang yang satu sel dengannya? Mereka yang pernah membunuh serta merampok bank pun ada.Dia kini hanya pasrah, terkadang dia berpikir ingin mengakhiri hidupnya saja di sini.PRANGG...“Awww...” Yunita mengaduh.Sebuah tempat makan aluminium terbang mengenai kepala Yunita. Dia sedikit marah. Dengan lantangnya dia bicara. “Apa yang kau lakukan?” Tanyanya.Seorang wanita yang biasa dipanggil bos itu segera maju ke depan.Bug... bug... seketika Yunita tersungkur karena mendapat tinju darinya.“Aw..” Yunita mengaduh seraya
Read more

Bab 105

Di pinggiran kota Jincheng, di sebuah rumah sederhana Mariam Song, beserta suaminya Lou Shen tinggal. Mereka berdua mendapat kabar bahwa putri mereka Yunita, telah melakukan pembunuhan dan itu terjadi pada teman satu selnya sendiri.Mereka berdua syok bukan main, tubuh Mariam tiba-tiba merosot ke bawah, begitu pula dengan Lou Shen, dia mundur beberapa langkah hingga akhirnya dia terduduk di lantai. Padahal Clarisa telah memutuskan untuk meringankan hukuman Yunita. Namun siapa sangka kejadian ini akan terjadi.“Ti-dak, tidak mungkin.”“Tidak mungkin putriku melakukan itu!”“Tidak mungkin,” teriaknya. Tidak percaya akan kenyataan yang menghampiri mereka.Mariam tidak ingin mempercayainya, mulutnya ternganga, tatapannya begitu kosong, tubuhnya bergetar hebat, ekspresi wajahnya begitu sedih. Begitu pula dengan Lou Shen. Sangat terpukul kala mendapat kabar yang begitu menggemparkan, kini Yunita adalah seorang pembunuh
Read more

Bab 106

Mariam beserta suaminya Lou Shen datang untuk mengunjungi putrinya Yunita. Namun nahas mereka tidak bisa mengunjunginya karena Yunita berada di ruang isolasi. “Aku mohon padamu, aku mohon izinkan kami bertemu dengannya,” pinta Mariam pada penjaga sipir penjara. “Maaf Nyonya, tapi saudari Yunita kini sedang berada di isolasi.” “Tidak ada yang boleh mengunjunginya,” ucap sang sipir penjara. Mariam menelan pahit kekecewaannya karena tidak bisa menemui putrinya yang malang itu. Kedua mata Mariam berkaca-kaca, dia begitu terpukul karena tidak bisa membantu putrinya. Lou Shen bahkan tidak bereaksi, ketika kekayaannya telah menghilang dia sangatlah tidak berdaya. Berbeda dengan Clarisa dia begitu menikmati hari-harinya bersama anak-anak beserta Lukas. Sejak kepulangannya 1 minggu yang lalu, dia semakin dekat dengan kedua putranya, maupun dengan kedua orang tua Lukas. Saat dia menerima kabar apa yang telah terjadi pada Yunita, dia tida
Read more

Bab 107

Conan menghela napas beratnya, dia tidak mengerti mengapa keduanya malah berkelahi di depan umum. Dia berjalan dengan lemah mencoba untuk melerai keduanya, namun nahas Conan malah terdorong ke belakang.“Awww...” Conan mengaduh kesakitan karena terjatuh, kepalanya serasa berputar. Sampai akhir Conan mencoba bangkit lagi dia kembali menghampiri keduanya, dan dia pun kembali terpental karena Shanon mendorong tubuh kecilnya. Saat dia akan terjatuh Lukas dengan sigap menangkap tubuh Conan.“Apa kau tidak apa-apa?” Tanya Lukas pada Conan.Conan menganggukkan kepalanya. Seraya berkata. “Ibu,” ucapnya lemah.Lukas menurunkan Conan, dia setengah berteriak. "BERHENTI...” teriaknya.Seketika mereka berdua berhenti, Shanon segera melepaskan tangannya dari rambut Clarisa, begitu pula dengan Clarisa.Lukas memijat dahinya yang pening, karena melihat penampilan keduanya yang semrawut tak karuan. Clarisa menundukka
Read more

Bab 108

Di dalam kamar Dokter Anand sedang memeriksa keadaan Conan, Lukas begitu cemas kala melihat keadaan Conan yang terbaring lemah di ranjangnya, Lukas bertanya dengan cemas. “Bagaimana keadaannya?” Dokter Anand menjawab. “Untungnya lukanya tidak parah.” “Bila di  obati dengan baik lukanya akan cepat pulih.” “Namun sebaiknya Conan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Aku takut dia mengalami fraktur tengkorak,” Dokter Anand menjelaskan situasinya. “Aku sudah memberikan infus untuknya, dan sudah mengobati lukanya.”   “Untuk saat ini kita hanya bisa mengamati pemulihannya, ku harap kau bisa memperhatikan Conan lebih ketat lagi,” ujar Dokter Anand pada Lukas. Setelah mendengarkan penjelasan Dokter Anand raut wajah Lukas menggelap. Tatapannya begitu dingin. Aura di dalam kamar begitu mencekam sampai Dokter Anand merasakan kemarahan dari Lukas. Dokter Anand berkata. “Aku akan meresepkan obat untuknya, aku akan memberikannya pada
Read more

Bab 109

Di kamar Conan masih tertidur, dia di temani oleh ibunya. Christian juga tidur bersama Conan. Lukas kembali ke mansion saat tengah malam. Di tatapnya Clarisa yang tertidur sera memegang tangan kecil Conan.Lukas menggendong Clarisa yang tertidur dengan perlahan dia memindahkannya ke kamar. Lukas meletakan tubuh Clarisa di tempat tidur, dengan lembut dia menyelimuti tubuh istrinya, dikecupnya lembut kening istrinya seraya dirinya pergi ke kamar mandi.Di tengah tidurnya Conan terbangun, dia meringis kesakitan. kepalanya seakan berdenyut, pandangannya kabur.“Christian apa kau di situ?” dengan suara lirih Conan memanggilnya.Christian yang terbangun karena suara Conan pun sedikit terperanjat kala melihat Conan yang begitu kesakitan.“Ada apa?”“Mengapa kau begitu kesakitan?” ucapnya yang cemas.“Ayah... di mana Ayah?” Tanya Conan pada Christian.“Aku akan memanggil ayah, berta
Read more
PREV
1
...
910111213
...
23
DMCA.com Protection Status