Home / CEO / My Dad CEO / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of My Dad CEO: Chapter 111 - Chapter 120

225 Chapters

Bab 110

 Shanon kembali ke kediaman Ahmed dalam keadaan mabuk, Ahmed yang akan berangkat kerja merasa sangat frustrasi dengan perilakunya, walaupun mereka dijodohkan namun Ahmed menyimpan sedikit rasa terhadap Shanon. Tercium aroma alkohol yang sangat menyengat dari mulutnya. Shanon yang terkapar di ruang tamu sedikit membuat hati Ahmed terluka.Sebenarnya saat Lukas menindasnya ingin rasanya dia membelanya dan menentang namun apalah daya, dia tak bisa melakukan itu. Dirinya bahkan tak bisa mengalahkan Lukas dalam hal apa pun, lagi pula kedudukan dirinya lebih rendah dari Lukas.Kini dia menyesali perbuatannya dulu seandainya dulu dia tidak tamak akan uang posisi dirinya tak akan tergeser oleh Lukas. Dirinya tidak akan dipandang rendah oleh keluarganya. Ahmed menggosok wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Perlahan dia menghampirinya. Mencoba menepuk pelan pipinya, seraya berkata. “Istriku kau mabuk lagi?”“Istriku bangunlah,” pint
Read more

Bab 111

Di Mansion terasa sangat hening, Conan sedang tertidur di kamarnya sedangkan Clarisa membawa Christian untuk bermain. Lukas terdiam di ruang kerjanya, bukan karena pekerjaan yang tak usai. Namun ini tentang kondisi putra sulungnya. Yang kian hari tubuhnya semakin lemah. Lukas teringat akan perkataan dokter. Conan harus segera mendapatkan perawatan dan melakukan kemoterapi.Lukas beranjak dari tempatnya dia berdiri di depan jendela besar di tatapnya Christian yang tengah bermain bersama Athes dan juga Istrinya Clarisa. Di halaman belakang. Mereka tertawa bahagia menikmati waktu sore hari. Lukas kembali menghisap rokok di tangannya.Dia berpikir sejenak. “Sepertinya aku harus mempercepat pesta pernikahan, jika di tunda lagi. Mungkin nanti tidak akan ada lagi waktu,” batinnya seraya menjentikkan abu rokok ke dalam asbak.Lukas berjalan keluar, kebetulan dia bertemu dengan seorang pelayan. Dia berkata. “Kemarilah,” panggilnya.Sang pel
Read more

Bab 112

Lukas sangat sibuk sekali, mulai dari tunangan, sampai pernikahan, lalu bulan madu semua itu membutuhkan waktu, namun Lukas memintanya untuk menyelesaikannya dalam waktu dua minggu. asistennya Martin secara intensif sedang mengatur jadwalnya, berusaha keras agar jadwal Lukas tidak bentrok dengan yang lainnya. Setelah rapat rutin, Lukas berjalan keluar dari ruang rapat, tangan kirinya memegang sebuah dokumen, sambil berjalan, sambil berpesan sesuatu pada Jay. Asisten Martin datang dari depan, dengan hormat berkata. “Presdir Lukas, orang dari perusahaan penyelenggara pernikahan datang, saya sudah mengaturnya di ruang tamu kecil untuk menunggumu.” “Mmm.” Lukas mengangguk pelan, berjalan memasuki ruang tamu kecil. Jay adalah salah satu orang kepercayaan Lukas, dan juga sahabat baginya. Maka dari itu setiap Lukas merencanakan sesuatu, dia akan selalu ikut andil di dalamnya. Jay segera mengikutinya masuk ke dalam. Perusahaan penyelenggara pernikahan datang 3 orang, satu adalah direktur p
Read more

Bab 113

Di samping mobil, bersandar seorang pria bertubuh tinggi dan tegap, ia mengenakan jas berwarna hitam yang pekat, dengan gayanya yang sedikit santai, satu tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, dan tangan yang lainnya memegang rokok, asap rokok berkerlap-kerlip di tengah malam yang dingin.Clarisa baru keluar dari gedung apartemen Joana. Saat dia sosok Lukas, matanya begitu bersinar. Clarisa segera berlari menghampiri Lukas. Dia berhambur ke dalam pelukan Lukas  seperti seekor burung, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Lukas tidak menjawab, tetapi dia mendekap tubuh Clarisa, lalu menundukkan kepalanya untuk mencium bibir merah mudanya yang ranum itu.Keduanya berdiri di bawah cahaya rembulan dan berpelukan saling berciuman, mereka seolah-olah ingin melampiaskan kerinduan mereka yang tak ada habisnya walau hanya berpisah beberapa jam saja namun mereka seperti tidak  bertemu bertahn-tahun lamanya.Lengan Clarisa dengan lembut merang
Read more

Bab 114

Clarisa sangat kesal, salah diri sendiri yang terlalu merendahkan saingan. Ternyata dia bisa melakukan apa pun. Jika hanya di  kunci saja dia dapat membukanya dengan begitu mudah.Pada saat ini, tubuhnya hanya dibungkus oleh sehelai handuk besar, sama sekali tidak mengenakan apa pun. Clarisa sedikit panik. Namun dia tidak bisa berbuat apa pun.Lukas merubah posisinya, dia langsung menekan tubuh Clarisa pada dinding kaca blok di sampingnya. Kecupan kecil terjatuh pada bahunya yang terbuka. Sentuhan bibirnya sangat terasa hangat kala menyentuh kulit putih Clarisa.Sebenarnya Clarisa tidak ingin membiarkan Lukas mencapai tujuannya dengan semudah itu, akan tetapi, dia tetap kurang berpengalaman dalam hal seperti ini, sedangkan Lukas sudah ahli dalam menggoda wanita, dengan lihainya dia menciumi bibir Clarisa, dengan keterampilan dalam berciuman, membuat Clarisa menjadi tidak berdaya karena ciumannya. Semua ketabahan Clarisa retak secara perlahan-la
Read more

Bab 115

Setelah makan malam, Clarisa menemani kedua putra kembarnya menonton sebuah film aksi, dan film yang di tonton pun selesai. Kemudian Conan, dan Christian dibawa naik oleh Athes. Sebelum mereka naik Athes membereskan obat-obatan milik Conan untuk di bawa naik ke kamar.Clarisa menonton TV di ruang tamu sebentar, karena acara di TV tidak ada yang menarik minatnya. Dia pun mematikan TV. Dia beranjak untuk kembali ke kamarnya. Memakai sandalnya lalu naik ke atas. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya.Lampu di ruang kerja masih menyala ternyata Lukas masih bekerja di dalam sana.Clarisa berhenti di pintu. dia melihat Lukas yang tampak lelah, dari celah pintu lalu kembali ke bawah.Dia kembali ke dapur, dan mengambil sekotak kopi impor. Kemudian, ia merebus air, membuat kopi lalu membawanya ke lantai atas. Aroma kopi memenuhi area dapur.Clarisa memegang cangkir kopi di satu tangannya, dan tangan yang satunya mengetuk pintu ruang kerja tiga kali.
Read more

Bab 116

Bab 117Keesokan paginya, tubuh Conan berkeringat cukup banyak, dahinya sesekali mengernyit seakan dalam alam bawah sadarnya dia merintih kesakitan. Athes yang sedari malam terus menjaga Conan, sudah kelelahan, cahaya matahari mulai menembus pada gorden di kamar Conan. Athes merasakan cahaya mentari yang begitu lembut menyentuh dasar kulitnya.Dia bangkit dari tidurnya. Kepalanya masih pusing karena begadang. Sejenak tidak memperhatikan Conan yang masih terbaring di tempat tidurnya. Dia perlahan beranjak untuk mandi. Conan masih saja terlelap hingga Athes selesai mandi dan berpakaian.Athes sedikit cemas. Dia menghampiri Conan, dan... betapa terkejutnya di kala mendapati suhu tubuh Conan begitu tinggi. Athes segera meraih termometer mengukur suhu tubuh Conan. Dari alat termometer menunjukkan bahwa suhu tubuhnya berada di 40° Celsius.  Athes tercengang mulutnya terbuka dia tidak percaya. Dia menampar wajahnya sendiri, berusaha untuk tersadar. Di
Read more

Bab 117

Joana datang ke acara kantor di sebuah restoran mewah. Di dalam sebuah ruangan sudah ada beberapa atasan dari tempat kerjanya, dia terpaksa mengikuti mereka untuk minum.Seorang pria menarik Joana hingga ke depan. “Baiklah tuan, perkenalkan ini adalah Joana Lei, dia adalah manajer IT di perusahaan kami.”“Mari bersulang untuk tuan muda Se Chan,” ucap atasan Joana.Joana sangat risih dengan semua orang yang berada dalam satu ruangan dengannya. Terutama dengan Tuan muda Se Chan. Dia adalah pria Playboy yang gemar mempermainkan wanita. Dia selalu bermain dan bergonta-ganti wanita setiap harinya. Jika di pikirkan lagi tuan muda Se Chan tidaklah seberbakat itu. Bahkan dia lebih di kenal dengan sensasinya, dari pada prestasinya sendiri.Satu jam telah berlalu semua orang sudah setengah mabuk. Joana memiliki tolenransi alkohol yang cukup tinggi, sehingga dia tidak mudah mabuk. Joana sedikit was-was kala tuan muda Se Chan teru
Read more

Bab 118

Pada saat ini, setelah Marvel dan Yo Han mengikuti Gerald masuk ke ruang pribadi di sebelah ruangan mereka, dia sedikit tercengang. Tidak hanya dia, bahkan wajah Yo Han yang tampan juga sedikit terkejut. Tidak biasanya Gerald mencampuri urusan orang lain. Dalam ruangan pribadi sangat kacau, piring-piring di atas meja berserakan di lantai. Meja kaca yang harganya puluhan juga itu hancur tak tersisa. Kursi berantakan, tiga orang pria juga sudah terkapar di lantai. Marvel menghela napas beratnya, menganggukkan kepalanya untuk membereskan kekacauan yang Gerald perbuat di tempatnya. Joana yang bersandar di dada Gerald, semakin tak terkendali. Napas maskulin pria yang kuat, membuat hasrat di tubuhnya berapi-api. Seakan membakar seluruh tubuhnya, dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Tubuh Joana yang lemah tak berdaya menempel padanya, menciumi leher Gerald, semakin bernafsu menikmati setiap inci kulitnya. Di balik mantel yang menutupi dirinya. Dia semakin m
Read more

Bab 119

Di dalam rumah Gerald membaringkan Joana yang masih terlelap. Perlahan dia membawanya ke kamar mandi dan memandikannya sendiri. Joana masih saja terlelap hingga dia mengganti pakaiannya dengan gaun tidur milik mendiang istrinya.Drrtt... drrtt... ponsel Gerald bergetar. Terlihat dari layar adalah nama Marvel, dia pun mengangkatnya.Terdengar dari seberang telepon. “Aku sedang mengendarai mobil ke tempatmu,” Marvel berkata dalam telepon.“Ya, bawakan aku sekotak obat kontrasepsi yang ampuh,” Gerald berkata dan langsung menutup telepon.Satu jam kemudian, Marvel datang membawa sekotak obat di tangannya, dia langsung melemparkannya ke arah Gerald, “Cara penggunaan ada di surat petunjuk, lihatlah sendiri.”Gerald meletakkan obat di atas nakas, dia masuk ke dapur mengambil sebotol bir dingin dan menyerahkannya pada Marvel.Marvel menerima birnya, dia duduk di atas sofa, seraya menyilangkan kakinya. “Masal
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
23
DMCA.com Protection Status