Home / CEO / My Dad CEO / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of My Dad CEO: Chapter 131 - Chapter 140

225 Chapters

Bab 130

Di kamar pengantin Lukas dan Clarisa ada di lantai 5 di mana kamar suits president   Suits president merupakan kamar yang paling besar, kurang lebih memiliki luas 156 meter persegi, dalam kamar ini didesain memiliki banyak ruangan di dalamnya. Ada ruang serba guna dan ruang kerja di bagian depannya, di bagian dalam ada kamar tidur dan kamar mandi yang dilengkapi dengan jacuzzi yang cukup besar. Mempelai pria yang mabuk berat dibawa masuk ke dalam kamar pengantin oleh Marvel dan juga Gerald, mereka langsung melemparkannya ke atas ranjang yang besar. “Kakak ipar, ku serahkan dia padamu ya, kami pulang dulu,” Setelah Marvel menyerahkan Lukas mereka langsung berbalik dan pergi dengan cepat. Malam pertama adalah yang paling berharga, mereka mana berani tinggal lama dan mengganggu malam mereka. Setelah semua orang pergi, kamar pengantin seketika menjadi begitu tenang. Clarisa mengambil handuk basah yang hangat, kembali ke sisi r
Read more

Bab 131

 Rumah sakit. Gerald dan Athes tengah menunggui Conan. Setibanya  Lukas, dia menatap dengan dalam pada Athes yang tengah tertunduk tak berdaya. “Bagaimana kondisinya?” seketika Gerald dan Juga Athes memalingkan pandangannya pada Lukas yang tengah berdiri di hadapan keduanya. Gerald menggelengkan kepalanya seraya berkata. “Masih belum ada kemajuan, dia ada di dalam,” seraya menunjuk pada pintu kamar di depannya. Lukas perlahan mendekat, dia melihat tubuh Conan yang tengah terbaring tak berdaya menggunakan masker oksigen dari kaca kecil yang terpasang pada pintu. Lukas menundukkan kepalanya, kedua matanya berkaca-kaca, napasnya perlahan semakin berat, bahkan kedua kakinya tidak sanggup menopang beban tubuhnya sendiri. Gerald menyadari ke tidak seimbangan tubuh Lukas. Dia segera menghampirinya, berusaha untuk meraih tubuhnya seraya menopangnya berdiri. Seraya membawanya untuk duduk. “Tenanglah, dokter berkata kondisinya
Read more

Bab 132

Saat Clarisa bangun, hari sudah berubah menjadi tengah malam, di perhatikannya dengan saksama suasana kamar begitu hening, seakan tidak adanya kehidupan.Di ranjang yang lain, terlihat sosok Lukas yang tengah bersandar pada kepala ranjang, dia memejamkan kedua matanya, wajahnya terlihat pucat.“Lukas,” Clarisa mencoba memanggilnya. Seketika terlihat sepasang netra yang begitu indah, tatapannya begitu dalam, seraya beranjak dari tempatnya dia berkata.“Kau sudah bangun?” Lukas berkata dengan begitu cemas.Clarisa hanya menganggukkan kepalanya, seraya bertanya. “Bagaimana kondisi Conan?”“Apa sudah ada kabar dari Tuan Gerald?”Lukas menggelengkan kepalanya, pertanda belum ada kemajuan darinya, seketika raut wajah Clarisa pun berubah muram, dia terdiam sejenak, lalu dengan cepat dia mencoba beranjak pergi seraya memohon pada Lukas. “Ayo kita pergi ke rumah sakit.”Lukas menatapn
Read more

Bab 133

Joana tengah berdiri menatap sepasang suami istri yang tengah berpelukan, dengan tangisan yang menggema.Kedua matanya telah berkaca-kaca, seakan dia juga merasakan kesedihan yang di alami oleh keduanya. “Kenapa sangat sakit? Sakit sekali!”“Bagaimana mereka berdua bisa bertahan?”“Aku saja begitu hancur, bagaimana dengan mereka?” Joana bertanya pada seseorang yang tengah berdiri di sampingnya.Gerald menarik tubuh Joana, seraya mendekapnya, memberikannya sebuah kenyamanan dan juga ketenangan berharap, kecemasannya dapat sedikit mereda.“Kau tahu betul bagaimana Clarisa, begitu pula dengan aku yang mengenal Lukas.”“Percayalah mereka pasti bisa melewati ini semua.”“Mereka berdua akan berpegangan tangan apa pun yang terjadi.”“Mereka akan bersama-sama melawan kesulitan yang di hadapinya.Dengan sedikit canggung, Gerald mengusap lembut punggung
Read more

Bab 134

Di saat Clarisa dan Lukas berpelukan penuh haru dan suka cita, Joana dan Gerald datang menghampiri mereka berdua. Joana sedikit bingung melihat keduanya bercucuran air mata, namun keduanya tampak tersenyum lega. "Clarisa," panggilnya. Clarisa yang mendengar suara Joana pun berbalik, menatap Joana seraya mengulas sebuah senyuman. “Joana,” Clarisa setengah berteriak memanggil Joana. Dirinya melepaskan pelukan Lukas, dan berhambur pada Joana yang tengah berdiri di sampingnya. Joana sedikit tertegun, mulutnya setengah terbuka, kala mendengar Clarisa setengah berteriak padanya. Tubuh Clarisa pun langsung menabrak Joana, hingga mereka berdua hampir terjatuh. “Waaaa...” Joana sedikit berteriak, karena tubuhnya kehilangan keseimbangan. “Awas bahaya,” Lukas juga setengah berteriak kala melihat tubuh Joana yang akan tumbang.   Namun secepat kilat Gerald segera menopang tubuh Joana, hingga mereka tidak jadi merasakan dinginny
Read more

Bab 135

Di Rumah DukaSetela melakukan proses pembersihan jenazah, Yunita di semayamkan di rumah duka selama dua hari, sebelum di lakukannya  kremasi.Tok... tok... suara pintu di ketuk.“Masuk,” Lukas setengah berteriak.“Permisi, Presdir.” Jay menghampiri Lukas lalu berbisik pada salah satu telinganya.Seketika raut wajah Lukas berubah sesaat mendengar kabar yang di sampaikan oleh sekretarisnya Jay.Setengah mulutnya terbuka, kedua matanya yang indah itu memancarkan ke tidak percayaan. Perlahan Lukas memejamkan kedua matanya.“Apakah Nyonya akan di beri tahu?” Jay bertanya dengan hati-hati.“Entahlah, aku juga sedikit bingung saat ini.” Lukas memijat dahinya yang pening.“Beritahu apa?” tiba-tiba terdengar suara Clarisa dari balik tirai.Lukas mengalihkan pandangannya pada suara yang datang. Dia menghirup napasnya dalam-dalam sebelum memulai pembicaraannya
Read more

Bab 136

Dua hari telah berlalu, sejak kematian Yunita. Akhirnya harinya telah tiba di mana jasadnya akan di kremasi.Marco yang sedari dua hari yang lalu terus menunggui di rumah duka pun perlahan bangkit, dia berjalan mengikuti Mariam yang tengah membawa foto besar Yunita.Mereka berdua menyaksikan peti mati itu masuk dalam mesin pembakaran, perlahan tapi pasti tubuh Yunita masuk dalam lautan api yang membara, hingga tak terlihat lagi.Kesedihan yang amat dalam serta penyesalan yang besar terlukis dengan jelas di wajah marco, sorot mata yang kosong menambah kesan prihatin, air matanya seakan telah mengering, walau dia menangis tersedu-sedu namun air matanya tak tampak lagi. Mariam membawa abunya pulang.Proses kremasi pun telah berakhir, Marco pulang dengan keadaan kacau, wajahnya menjadi kosong, sorot matanya seakan padam. Dia yang berjalan memasuki rumah pun mendapat kesan yang tidak mengenakan.  “Marco,” terdengar seseorang tengah ber
Read more

Bab 137

Saat Lukas dan Clarisa tengah berpelukan seseorang telah datang dan berdiri di ambang pintu, seraya mengamati dua sejoli yang tengah berpelukan, yang juga di saksikan oleh anak-anak.“Ehem,” Yo Han berdeham berusaha agar keduanya dapat saling melepaskan diri.Namun seketika aura dalam ruangan itu berubah drastis, suhu di dalamnya ikut turun sering tatapan Lukas yang dingin.Tatapan yang begitu menusuk, seakan langsung mengerti kala menatapnya. “Aku tidak bermaksud mengganggu kalian, aku hanya ada perlu denganmu kakak ipar,” ujarnya pada Lukas.“Ada perlu apa?” Clarisa sedikit kebingungan.“Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu kakak ipar.”“Jadi apakah aku bisa meminjamnya sebentar?” Yo Han bertanya pada Lukas.Lukas hanya memejamkan matanya, lalu menganggukkan kepalanya pelan.Yo Han membawa Clarisa menuju rooftop rumah sakit, setelah dia membeli kopi.Cla
Read more

Bab 138

 Atmosfer di dalam toko begitu kuat, keduanya masih tertegun satu sama lain.Yo Han memandang setiap inci studio dengan tatapan dingin, seraya berkata. “Demi menghindariku, kamu telah melakukan pengorbanan besar.”“Bahkan Kau rela, melepaskan kariermu di bidang militer hanya untuk kembali merancang pakaian?”“Jadi selama ini kau bersembunyi di sini, di tempat ini!” Yo Han meliriknya dengan tatapan sedikit mengejek.Seo Nari selalu menundukkan kepala, tidak banyak bicara, yang di lakukannya hanya diam, mendengarkan setiap perkataan yang di lontarkan Yo Han padanya. Kedua matanya yang indah berkaca-kaca.“Seseorang yang tangan kanannya sudah cacat dan bahkan sulit untuk memegang sesuatu.”“Bagaimana mungkin masih berkualifikasi dan bertahan di militer?” dalam batinnya Seo Nari mengejek dirinya sendiri.Sudut bibir Yo Han terangkat sebuah senyuman yang penuh ironi. “A
Read more

Bab 139

Di rumah sakit Conan tengah di jaga oleh Adrian, bersama Christian yang  ikut kembali ke sana.Conan sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, namun perubahan emosinya terlihat begitu jelas. Dia kembali pada pembawaannya yang dingin, namun terkesan hangat. Dia juga kembali tak banyak bicara sebelumnya.Conan tengah duduk di atas kursi roda, menghadap pada hamparan pemandangan yang asri yang di sajikan oleh pihak rumah sakit.Christian beserta neneknya hanya bisa melihatnya dari jauh, membiarkannya untuk sendiri, selang berapa lama Athes datang membawakan minuman kesukaannya.Athes menemani Conan menikmati pemandangan sore hari.“Tidak buruk juga berada di sini?” ujar Conan dengan pelan.“Satu minggu lagi aku akan melakukan perawatan, mungkin tidak akan punya waktu seperti ini lagi,” seraya meminum kembali minuman apel yang adi genggam olehnya.Athes menundukkan kepalanya, dia tahu ketakutan sedang menggerogot
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
23
DMCA.com Protection Status