Clarisa berada di balik pintu, wajahnya muram, kedua mata indahnya berkaca-kaca, setelah apa yang lewatinya saat ini, Dia menangis tertahan di sana, tanpa tahu putranya tengah menderita di kamarnya.Clarisa berjalan dengan linglung, air matanya masih tetap mengalir, dia menghela napasnya, mencoba menguatkan hatinya, bukannya segera menuju kamar Conan. Clarisa malah pergi ke taman untuk menenangkan dirinya.Di duduk di salah satu kursi yang berada di sana. Dia termenung di sana cukup lama, entah apa yang di pikirannya.Tok... tok... tok suara pintu di ketuk, sedetik kemudian Jay datang membawa setumpuk berkas, dan juga sebuah map coklat.“Presdir, ini yang ada inginkan!” seraya menyerahkan kumpulan berkas serta map coklatnya pada Lukas yang tengah berdiri di depan kaca jendela yang besar.Lukas tak bicara dia fokus memandang keluar jendela. Sesaat setelah mendengar perkataan Jay, ia pun berbalik menatap Jay yang tengah berdiri menunggu p
Read more