Home / Romansa / Skandal Cinta Pilot Angkuh / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Skandal Cinta Pilot Angkuh: Chapter 171 - Chapter 180

214 Chapters

171. Masih Mencari Belahan Jiwa

Tet ... tet ... tet .... Suara alarm ponsel Fajar membuat dirinya terjaga, dengan malas-malasan ia mencari ponsel dan mematikan alarmnya. Tangan Fajar menarik selimut hingga menutupi kepalanya, dia ingin tidur sedikit lebih lama setelah kemarin malam dirinya tidur hampir subuh karena mengurus perusahaan Lar's Media yanga akan bekerjasama dengan perusahaan media Indonesia untuk membuat media online terbesar di Indonesia. Tet ... tet ... tet .... Fajar membuka kelopak matanya dan mencari ponselnya dengan kesal, setelah mendapatkanya ia mematikan alarm ponselnya. Matanya terpaku menatap layar ponsel miliknya, menatap senyuman seorang wanita yang sedang memeluk tubuhnya. Tanpa sadar jempolnya mengusap layar ponselnya, hilang sudah rasa kesalnya saat melihat senyuman manis wanita itu. Wanita yang selalu dia rindukan hingga detik ini. "Pagi, Joy," ucap Fajar seraya
Read more

172. Menatap Bayang Masa Lalu

"Mamah, aku mau strawberry," pinta Senja dari balik pintu kamar Joya.Joya yang sedang asik menyusun tempat duduk untuk acara pernikahan Gege mengalihkan pandangannya dan menatap manik mata Senja."Mah ... Senja lapar, boleh Senja makan strawberry di kulkas?" ulang Senja sembari menunjuk-nunjuk ke arah kulkas."Boleh, ambil aja yang sudah Mamah cuci, yah," terang Joya sembari menuliskan nama salah satu undangan pernikahan."Oke, makasih Mah," ucap Senja sembari berlalu dari sana dengan berlari kecil, tak sabar rasanya menikmati buah strawberry kesukaannya."Senja, Sayang jangan lari nanti jatuh, Sayang," pinta Joya khawatir karena Senja yang suka sekali berlari di dalam rumah.
Read more

173. Sebuah Titik Terang

"Fajar ...," bisik Joya saat melihat lelaki yang sedang berjalan ke arah Szasza.Napas Joya tercekat saat melihat sosok Fajar untuk pertama kalinya setelah lima tahun dirinya mengepak seluruh pakaian miliknya dan pergi meninggalkan penthouse Fajar tanpa tau kalau sedang mengandung Senja.Lelaki bernama Fajar itu masih tampan setelah lima tahun berlalu. Guratan-guratan halus di wajah Fajar yang menunjukkan pertambahan usianya malah menambahkan kesan matang dan menawan. Pesona Fajar masih bisa Joya liat di sana.Kelopak mata Joya mengerjap beberapa kali saat melihat tatapan mata Fajar yang kosong. "Kenapa tatapan mata, Fajar kosong?" batin Joya.Joya benar-benar merasa asing saat melihat raut wajah Fajar saat ini, tatapannya kosong tidak ada aura sama sekali. Tidak ada Fajar yang menyebalkan, penuh cinta, pemaksa dan pencemburu di wajah Fajar saat ini. Kosong, hampa dan seolah tak berjiwa. Joya bergidik saat tanpa sadar beradu pandangan dengan Fajar.
Read more

174. Telepon Tanpa Suara

Tanpa terasa sudah lewat dua hari semenjak Joya bertemu Fajar secara tak langsung dengan Fajar melalui video call dengan Szasza. Pekerjaan yang membludak dan mempersiapkan pernikahan Gege membuat Joya melupakan segala-galanya.Szasza pun sudah beberapa kali menghubungi dirinya untuk ditemani pada esok hari karena ingin melihat venue pernikahan, Joya menyanggupinya setelah mendengar jaminan dari Szasza kalau Fajar tidak akan ada di sana.Kring ... Kring ... Kring ....Joya mengambil ponselnya dan membaca nomor yang meneleponnya, tidak ada namanya namun, ujung nomor teleponnya adalah nomor yang sama yang selalu meneleponnya selama dua hari ini, nomor yang selalu meneleponnya tanpa ada suara sama sekali."Halo ...." Joya langsung mengangkat teleponnya berharap kali ini ada suara yang menjawabnya."....""Hai, Halo, maaf ini siapa, yah? Kalau tidak ada kerjaan atau iseng tolong jangan ganggu saya," terang Joya berusaha bersabar karena dia takut
Read more

175. Pertanyaan Berjuta Makna

“Fajar?” Joya meremas gaun pengantinnya saat melihat manik mata hitam Fajar yang sedang membalas tatapannya dengan tatapan yang membuat setiap inci tubuhnya meledak karena rindu.Apa yang Joya takutkan benar-benar terjadi, sekali dia menatap dan bertemu Fajar dirinya bisa luluh lantah, kakinya ingin ia gerakkan untuk berlari ke arah Fajar dan memeluk tubuh lelaki itu dan bergelung di dadanya, namun, hatinya mengingatkan betapa menyakitkan semua perkataan dan kelakuan Fajar pada dirinya dulu.“Joy,” panggil Fajar yang terpana melihat Joya sedang mengenakan baju pengantin yang sangat cantik dan membalut tubuh Joya dengan sangat sempurna.Cantik, hanya satu kata itu saja yang bisa Fajar ungkapkan untuk keadaan Joya saat ini. Rambutnya yang diikat tinggi-tinggi membuat Fajar bisa melihat leher jenjang Joya, rasanya Fajar ingin memeluk Joya dan mengendusi setiap jengkal tubuh Joya dan menghirup wangi bayi kesukaannya.“Mama, canti
Read more

176. Cinta Itu Masih Ada

Joya membanting pintu ruang ganti dengan keras setelah tadi berjalan meninggalkan Fajar, jantungnya berdetak dengan cepat dan napasnya sesak. Rasa sakit hati, rindu, cinta, sayang, marah, dan benci berbalut menjadi satu kemudian menghantamnya ke dalam kesedihan yang dalam, tanpa terasa air mata Joya mengalir dari pipinya.Tubuh Joya merosot dan membuat dirinya terduduk di lantai meratapi kehidupannya yang benar-benar memusingkan. Tangisnya pecah saat karena tak siap bertemu dengan Fajar. Satu-satunya lelaki yang menyentuhnya dan ayah dari anak yang ia lahirkan penuh perjuangan lima tahun yang lalu, Senja.“Kenapa aku harus ketemu kamu, Jar? Kenapa harus sekarang?” tanya Joya sambil mengusap air matanya yang tidak bisa ia hentikan sama sekali.“Dan ... dan ....” Joya berjuang untuk menutup mulutnya, dia sama sekali tidak ingin kalimat itu keluar dari mulutnya. Dia sama sekali tidak ingin perasaan terdalamnya terangkai dalam sebuah kata, di
Read more

177. Senja Anak Aku ….

"Sza ... Szasza," panggil Fajar saat Szasza sedang menulis di meja resepsionis. "Apa?" tanya Szasza judes, dia tau akan ke mana arah pembicaraan Fajar. Lelaki menyebalkan itu pasti akan memberondongnya dengan pertanyaan mengenai Joya dan Senja.  "Sini aku mau ngomong," pinta Fajar sembari menarik Szasza menjauh dari meja resepsionis agar mereka bisa berbincang lebih privat. "Mau ngomong apa?" tanya Szasza sambil menepis tangan Fajar dengan kesal, Szasza paling tidak suka di kasari oleh siapa pun kecuali oleh Byan. Szasza tipe pasrah bila Byan sudah menarik-narik dirinya ke kanan dan ke kiri.  "Senja, Senja anak siapa?" tanya Fajar sembari menatap Szasza. "Anak Joya," jawab Szasza santai. Fajar menggaruk kepala bagian belakangnya dengan kesal, "Iya tau anak Joya, se
Read more

178. Wangi Yang Kurindukan ….

"Senja, astaga beneran, yah, kalau kamu nggak bangun juga, Mama gelitikin kamu!?" ancam Joya yang gemas karena Senja sulit sekali untuk di bangunkan.  "Ma ... ngantuk ...," rengek Senja sambil berguling ke kanan dan ke kiri. "Ayo dong bangun," pinta Joya sembari menyiapkan baju Senja dan perlengkapan mandi untuk anak semata wayangnya itu. "Kamu janji loh sama Miss, Miss nanti marah kalau kamu telat lagi." "Ngantuk ...." Senja berguling-guling di kasur, rasa kantuk masih mendera Senja. "Siapa suruh tidurnya malam-malam, Mama udah bilang kan kalau tidur jangan malem-malem. Kamu nggak nurut, malah terus aja gambar ...." Ting tong .... Joya dengan cepat keluar dari kamarnya dan berjalan ke pintu rumah. Rumah kecil yang ia kontrak selama lima tahun terakhir ini, assisten rumah tangga yang selalu datang pada pukul sep
Read more

179. Sosok Terbang Menyebalkan

"Mama ...." Fajar melepas pelukan Joya dan berlari dengan cepat ke arah sumber suara, dia benar-benar mengandalkan suara teriakkan Senja karena dia sama sekali buta arah. Dia tidak tau denah tata ruangan rumah Joya, ini pertama kalinya dia ke sana. "Joy, di mana Senja!?" seru Fajar yang takut terjadi sesuatu pada Senja. "Kamar mandi, pintu kedua sebelah kanan," ucap Joya sembari berlari di belakang Fajar, jantungnya berdetak lebih cepat saat mendengar teriakkan Senja. Fajar dengan cepat membuka pintu kamar mandi  dan terpaku melihat Senja yang sedang berdiri di pojokkan sambil menangis. "Kenapa Senja?" tanya Fajar sambil berjalan ke arah Senja yang masih mengenakan pakaian tidurnya dan memeluk Senja dengan erat. "Om ... Om ... Senja liat ...." "Liat apa?" tanya Fajar seraya menggendong Senja dan memutar tubuhnya. 
Read more

180. Jilatan Cekungan Dingin

"Om mengemudikan pesawat air bus yang besar sekali, Om juga jalan-jalan keliling dunia saat Om bekerja. Kadang hari ini Om di Indonesia dan esoknya Om sudah ada di Hongkong." Fajar menggerakkan tangan kanannya membentuk pesawat terbang, terdengar Fajar menirukan suara pesawat terbang yang membuat lima belas murid K-B salah satu sekolah Internasional di Bali itu terpukau.   Manik mata Senja sama sekali tidak beralih dari Fajar, dirinya sangat menikmati semua cerita yang Fajar ucapkan. Bahkan, matanya terlihat berbinar saat mendengar cerita Fajar tentang pekerjaannya dulu yang menjadi seorang pilot.   Senja senang bukan main saat melihat Fajar datang di depan rumahnya pagi ini dengan membawa strawberry dan sebuket bunga berwarna kuning. Senyuman Senja tidak juga pudar hingga detik ini, ternyata semenyenangkan ini memiliki seorang ayah. Senja bahagia.   Joya hanya bisa terpaku melihat betapa bahagianya Senja saat berinterak
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
22
DMCA.com Protection Status