Home / Romansa / Skandal Cinta Pilot Angkuh / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Skandal Cinta Pilot Angkuh: Chapter 161 - Chapter 170

214 Chapters

161 Menyalurkan Emosi Yang Tertahan

"Sudah?"Suara lembut nan feminin membuat Fajar makin terhanyut ke alam bawah sadarnya, Fajar menutup kelopak matanya di mana sebelum ia menutup kelopak matanya ia melihat seorang wanita berumur dengan senyuman manis sedang menatapnya."Sudah ...." Fajar berkata pelan, saking pelannya mungkin hanya dirinya dan Tuhan yang tau apa yang Fajar katakan.
Read more

162. I Said No

Hari itu Brendalina sedang menikmati harinya sambil makan bersama teman-temannya. "Brendalina, itu coba artis kamu, kok, makin bikin pusing, yah, kaya makin sulit diatur," ucap Cici sembari mengisap rokoknya dengan tangan gemulai. Brendalina hanya bisa menggeleng berusaha untuk menenangkan dirinya karena pusing dengan kelakuan Naomi. "Hei, jawab, Cint," pinta Olla yang ingin tahu tentang kehidupan Naomi yang saat ini pemberitaan tentang kehamilannya sedang panas-panas nya di bahas di semua media. "Aduh, aku malas ngomongnya. Naomi itu susah banget dikasih tau, sumpah aku kalau dia kena lagi satu aja masalah mending aku pergi aja tinggalin dia. Capek aku," ucap Brendalina jujur sembari mengusap-usap dahinya yang tiba-tiba berdenyut karena menahan sakit.
Read more

163. Gosip Adalah Fakta Yang Tertunda

"Wow ... wow ... wow ... kabar yang mencengangkan kita dapatkan dari artis tenar, kita sebut saja namanya Nao—" "Eh ... eh ... itu bukan inisial, Madam," ucap salah satu pembawa acara gosip Inseret, salah satu acara berita infotaiment terfavorite di salah satu channel di Indonesia. "Aduh, madam keceplosan, abis ini beritanya beuh ... bikin merinding disko." Madam Sahara menunjukkan lengannya sembari mengusapnya pelan.  "Aduh, kenapa ini ada apa?" "Ternyata, hei, ternyata ada seorang artis berinisial N yang di kenal publik sebagai artis termanis dan terbaik, ternyata terlibat prostitusi artis." Madam Sahara memukul tangan kanannya dengan kepalan tangan kiri. "OMG, fakta apa gosip?" tanya lawan bicara Madam dengan suara yang dibuat-buat. "Menurut kepolisian, sih, fakta. Tapi, kita harus ambil asas praduga ta
Read more

164. Semakin Sengsara

“Ngomong apa kamu? Siapa yang berani usir kamu dari rumah?” tanya Tresno kebingungan saat mendengar jeritan istrinya yang sangat kebingungan bercampur ketakutan. “Aku nggak tahu, aku nggak tahu, Pih,” isak Liby kebingungan. “Lah, kok nggak tahu? Usir saja kalau tidak tahu, kok kamu izini mereka masuk ke dalam rumah?” tanya Tresno menahan emosinya, astaga ... bencana apa lagi yang akan mereka alami. Apa lagi ini? Kenapa mereka terusir dari rumah. “Aku nggak paham, katanya rumah ini akan dilelang oleh Bank, memang Papih belum bayar hutang Papih? Kemarin bukannya sudah lunas?” tanya Liby yang berjuang untuk mengingat hutang piutangnya yang sudah lunas. “Hah?!” Tresno berdiri dari duduknya dan berjalan menjauh dari Naomi yang sedang menatapnya dengan tatapan kebingungan bercampur sendu dan penuh dengan air mata. “Mereka bilang rumah ini akan dilelang untuk membayar hutang.” “Hutang apa? Kita sudah bayar semua hutang-hutang itu,” ucap Tresn
Read more

165. Baru Tersadar

Tresno berlari tergopong-gopong ke dalam rumahnya dan mendapati istrinya menangis juga menjerit saat melihat semua mobilnya diambil oleh beberapa petugas yang mengenakan seragam hitam-hitam. "Mamih, kenapa ini?" tanya Tresno sambil berlari mendekati Liby yang sudah berteriak-teriak seperti orang gila dan menarik-narik rambutnya.  "Papih, ini bagaimana? ini bagaimana? kamu punya hutang apa? Hutang kita sudah lunas semuanya, kenapa ini ada apa?" isak Liby yang memukuli suaminya dengan kesal dan geram karena merasa ditipu, bagaimana tidak, baru kemarin suaminya bilang kalau semua hutang-hutangnya sudah lunas. Namun, saat ini semua mobil dan rumah juga seluruh aset-aset mereka disita untuk membayar hutang. "Sumpah, Mih, Papih sudah bayar semuanya, ini semua perbuatan Fajar?!" terang Tresno yang menuntun Liby untuk duduk di teras rumah supaya dapat menenangkan dirinya.&n
Read more

166. Sudah Jatuh Tertimpa Jus

Fajar duduk dengan santai di kursi kelas bisnis, sepanjang perjalanan Fajar hanya melihat layar ponselnya yang menunjukkan gambar Joya yang sedang tersenyum pada dirinya.    Dia mulai merutuki kebodohannya yang lupa dengan apa yang Joya katakan kalau dirinya pergi ke mana pun carilah dia di Bali. Ah, bodoh sekali dirinya sampai melupakan hal sepenting itu, andai dia ingat ini sejak jauh hari mungkin saat ini dia sudah bersama dengan Joya.   "Fajar."    Suara bariton menyadarkan Fajar dari lamunannya, dengan cepat dialihkan pandangannya dari layar ponsel ke arah sumber suara dan mendapati Liam yang sedang tersenyum pada dirinya.   "Liam?" tanya Fajar yang kaget mendapati Liam ada di sana.    "Kamu mau ke Bali?" tanya Liam.  
Read more

167. Balian Tenung

Bukit Campuhan, Gianyar, Bali.Pukul 15.00 WITA Joya menutup kelopak matanya berusa menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya, sudah satu jam Joya duduk dan menatap pemandangan di Bukit Campuhan.  Sejak datang ke Bali Joya selalu datang ke Bukit Campuhan setiap minggunya, tempat di mana Fajar memaksanya untuk menikah dan tempat di mana Joya merasakan kehangatan pelukkan Fajar yang masih Joya rasakan hingga detik ini. "Joya," panggil seseorang dengan suara maskulin. Detik itu juga Joya merasakan rasa hangat di tubuhnya karena selimutan kain yang diberikan oleh Gege. "Ge ...." "Udah?" tanya Gege sembari duduk di samping Joya, sudah seperti suatu ritual setiap minggunya Gege menemani Joya ke bukit ini, entah apa yang dipikirkan Joya hingga dia selalu kembali ke bukit ini. 
Read more

168. Balian Tenung II

Bukit Campuhan, Gianyar, BaliPukul 17.00 WITAFajar menjalankan mobilnya secara gila-gilaan dari arah Bandara Internasional Ngurah Rai Bali ke arah Bukit Campuhan, Gianyar. Entah kenapa dirinya merasa kalau saat ini dia harus secepatnya berada di sana, dia yakin seratus persen kalau Joya ada di sana dan sedang menunggunya.Tanpa terasa Fajar menambah laju kecepatan mobilnya dengan cepat di salah satu tikungan, tanpa dia sadari dirinya hampir menabrak sebuah mobil mini bus yang oleng ke kanan."Sial!?" teriak Fajar sambil menstabilkan kembali laju mobilnya, sekilas dia melihat ke arah spion mobil dan mendapati mobil yang hampir ditabrak olehnya sudah stabil kembali dan kupingnya berdenging saat mendengar klaksonnya.Fajar berusaha untuk menenangkan dirinya dan memarkirkan m
Read more

169. Berlalu Dengan Cepat

Joya sedang duduk sambil membaca buku di salah satu bangku, sudah hampir dua jam dia duduk di sana menunggu seseorang yang membuat dunianya penuh dengan warna.   Seseorang yang membuat dirinya bisa menjalani hidupnya lebih baik lagi dan lebih hidup semenjak dirinya pergi meninggalkan Fajar. Malaikat kecinya.   Tanpa terasa sudah lima tahun berlalu semenjak Joya pergi meninggalkan Fajar kemudian menetap dan bekerja di Bali sebagai tour guide dan juga salah satu penanggung jawab wedding organizer di Perusahaan Gege.   Bekerja sebagai tour guide dan wedding organizer membuat Joya tidak bisa menetap di Bali dalam waktu lama. Pekerjaan sebagai tour guide membuat dirinya pergi ke berbagai belahan dunia mana pun, pekerjaannya dulu sebagai pramugari membuat dirinya mampu melakukan pekerjaannya dengan baik.   Sedangkan anaknya, ia percayakan pada Gege atau asisten rumah tangga yang sudah sangat ia percayai da
Read more

170. Hubungan Baru yang Ditunggu

Szasza mengambil baju milik Byan dari dry clean dan mendatangi kantor Byan, Byan meminta Szasza mengisi pakaian cadangan di kantornya. Byan paling tidak suka ada yang menyentuh pakaiannya kecuali Szasza.  Kebiasaan Byan itu mau tidak mau membuat Szasza harus bolak balik ke kantor Byan untuk mengantar pakaian-pakaiannya, yang akhirnya membuat semua orang di kantor hapal siapa dirinya.  "Bu Szasza, selamat sore," sapa Galang seraya berdiri dan berjalan ke arah pintu kantor Byan kemudian membuka pintu. Bekerja bersama Byan selama tujuh tahun membuat Galang tahu kalau Szasza adalah wanita kesayangan Byan.  "Hai, Galang, mana Byan?" tanya Szasza ceria sambil masuk ke dalam ruangan dengan santai.  
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status