Semua Bab Skandal Cinta Pilot Angkuh: Bab 141 - Bab 150

214 Bab

141. Mencoba Menjelaskan

"Fajar!?" teriak Joya saat merasakan tubuhnya di dorong hingga tembok dan menatap manik mata Fajar yang penuh dengan rasa marah, kesal, jijik dan kebencian. "Kamu jual diri kamu sama Byan, kan!?" teriak Fajar. Tubuh Joya bergetar ketakutan saat mendengar teriakkan Fajar, ini adalah pertama kalinya Fajar berteriak sekeras dan semarah ini. Oke ... dulu dia sering dicaci dan dimaki oleh Fajar, tapi, dulu pun tidak separah ini. Wajah Fajar sangat menakutkan!? "Jar, siapa yang bilang aku jual diri sama Byan?" tanya Joya sambil menatap wajah Fajar, mencoba menenangkan Fajar yang menatapnya seolah dirinya adalah makhluk paling hina di muka bumi ini. "Kamu nggak perlu tau, aku cuman butuh jawaban kamu!? Kamu jual diri, hah!?" Fajar berteriak keras sekali hingga membuat semua urat di
Baca selengkapnya

142. Kenapa Harus, Byan?

"Tolong!?" jerit Joya seraya memukuli Fajar yang dengan kuatnya memeluk Joya dan menarik seluruh bajunya dengan paksa."Kenapa harus Byan?!" seru Fajar sambil berusaha menyentuh dan menggigit bagian tubuh Joya yang bisa ia sentuh dan gigit. Fajar seperti kesetanan dan tidak peduli dengan teriakkan Joya yang mengiba dan memohon agar Fajar menghentikan perbuatannya."Fajar, stop ... aku mohon," isak Joya sambil memejamkan matanya berharap saat ia membuka kelopak matanya ia mendapati Fajar yang manis dan selalu tersenyum pada dirinya. Bukan, Fajar yang menakutkan dan membuat sekujur tubuhnya bergetar karena takut.Brak ... Brak ... Brak ....Fajar memukuli lantai yang ada di samping kedua kuping Joya dengan keras, tubuh Joya bergetar saking takutnya saat mendengar suara pukulan dan
Baca selengkapnya

143. Persetan!?

Fajar menatap air yang mengalir dari keran air dengan tatapan hampa, entah sudah berapa lama ia duduk dan menatap air. Berkali-kali dia menghela napas, seolah dengan menghela napas ia bisa menghilangkan semua beban pikirannya. Namun, nihil beban pikirannya seolah makin berat di tiap tarikan napasnya itu."Why, Joy? Why?" tanya Fajar sambil mengusap air mata dengan punggung tangannya. Sesak rasanya saat mengetahui orang yang sangat ia cintai malah menipu dirinya bersama dengan orang yang sangat Fajar percayai.Fajar menutup keran air dan menceburkan dirinya ke dalam bathup berusaha menenangkan dirinya, berharap air hangat mampu merelakskan setiap jengkal tubuhnya yang lelah.Tanganya berusaha mengambil ponsel yang ada di samping bathup, dengan cekatan Fajar menekan angka-angka di layar ponselnya.
Baca selengkapnya

144. Joya Lelah

Joya meminum air putih hingga tandas dari gelasnya dengan terburu-buru hingga membasahi kemeja milik Fajar yang masih ia kenakan.Prang!?Joya melemparkan gelas itu ke wastafel hingga pecah berkeping-keping, gelas itu hancur sehancur hatinya yang hancur karena perkataan Fajar yang benar-benar menyayat dirinya.
Baca selengkapnya

145. I Try

Joya membereskan semua pakaian dan barang-barang pribadinya, semua barang yang Fajar belikan untuk dirinya Joya tinggalkan. Ego-Nya membuat dirinya meninggalkan semua barang yang dihadiahkan oleh Joya."Udah?" tanya Szasza yang tadi meninggalkan Joya untuk membeli Piza."Udah, Sza, udah semuanya tinggal aku bawa barang yang di kamar mandi," ucap Joya sambil menarik dua buah kopernya keluar kamar Fajar, bekerja sebagai pramugari bertahun-tahun membuat Joya ahli dalam berkemas."Joya aku mau nanya boleh?" tanya Szasza."Apa? Kamu mau nanya apa?" Joya malah baluk bertanya."Kamu mau pergi menghilang atau hanya ingin pergi dan berharap Fajar nyari kamu?" tanya Szasza, dia harus tau apa tujuan Joya agar Szasza bisa mengambil sikap n
Baca selengkapnya

146. Mampus

Fajar melangkahkan kakinya di kantor milik Byan, tangannya masih menarik koper dan ia masih mengenakan seragamnya. Fajar sama sekali tidak pulang ke penthouse terlebih dahulu, dia benar-benar ingin bertemu dengan Byan dan menyelesaikan semua masalahnya ini."Pak Fajar," sapa Galang sekretaris Byan yang sudah sangat mengenal Fajar."Mana Byan?" tanya Fajar dingin dan tanpa basa basi, dia sudah malas berbasa basi dengan siapa pun yang ada di sana, tujuannya saat ini adalah bertemu dengan Byan dan menghajarnya."Pak Byan ada di dalam, mari," ucap Galang sambil berjalan ke arah pintu, "silakan."Tanpa menjawab sepatak kata pun, Fajar masuk ke dalam ruangan Byan dan mendapati Byan sedang berdiri."Ngapain ke sini?" tanya Byan.
Baca selengkapnya

147. Where Are You

"Mampus." "Siapa yang mampus?" tanya Byan kaget sambil mengambil tisu untuk melap luka di bagian ujung bibirnya. "Oh ... shit, shit, shit, shit ...." Fajar memijat keningnya, jemarinya menyisir rambut hitam miliknya ke depan dan ke belakangnya seolah sadar akan kebodohan dan kesalahannya. "Kenapa?" tanya Byan bingung melihat tingkah Fajar yang awalnya penuh amarah dan angkara murka sekarang berubah menjadi kebingungan dan dipenuhi rasa cemas. "Mampus, Byan." "Hah? Aku mampus, kamu tuh kalau doa in orang benar-benar, yah!" seru Byan yang mulai kembali menggunakan kata aku kamu bukan lagi lo gue, karena emosinya sudah kembali normal. "Mampus, mampus, mampus, mampus aku, By
Baca selengkapnya

148. Aku Pamit, Jar.

Hai, Jar, aku pamit, yah.Tapi, sebelumnya aku hanya ingin meluruskan masalah yang ada. Iya, benar aku memang di beli oleh Byan, namun, aku tau kamu yang ambil kegadisan aku. Pasti kamu bingung kenapa aku bisa tahu, aku tahu karena dulu tanpa sengaja aku liat luka di bagian bawah perut kamu dan aku sadar saat kamu minta aku buat “manjain” kamu di pulau kemarin. Kebiasaan kamu saat bercinta juga kerasa banget, aku inget kamu, Jar.Awalnya aku mau bertahan dan berharap kamu kasih aku kesempatan buat jelas in semuanya, tapi, aku sudah kamu anggap lonte dan hina. Sakit, Jar, sakit aku dengar kata itu keluar dari mulut kamu, padahal jujur aku nggak pernah bercinta sama orang lain selain sama kamu, semenjak kamu ambil kegadisan aku, aku nggak pernah lakuin sama siapa pun kecuali sama kamu.Maa
Baca selengkapnya

149. Lembaran Baru

Joya menggeret kedua kopernya dengan perlahan, sedih rasanya meninggalkan penthouse Fajar dan meninggalkan semua kisah cintanya bersama Fajar di sana. Tapi, dia harus pergi hatinya terlalu sakit bila terus menerus di sana, dia belum kuat menerima hinaan dan cercaan Fajar. Sakit.Joya merasa seperti gadis hina dan berlumur dosa. Sehina itukah dia di mata Fajar? Joya bersumpah tidak akan mau lagi berhubungan dengan seorang Fajar Larsson, dia akan menolak semuanya hal yang berhubungan dengan Fajar dia akan menjauhi lelaki yang benar-benar membuat dirinya hancur berantakan itu.
Baca selengkapnya

150. Motivasi Gege

Sudah seminggu Joya bekerja di perusahaan Gege, rasanya menyenangkan bekerja di sana. Team yang kompak dan rekan sejawat yang saling mendukung benar-benar membuat Joya dapat melupakan kesedihannya.Walaupun terkadang Joya tergoda untuk menyalakan ponsel yang nomornya diketahui oleh Fajar. Namun, urung Joya takut saat membukanya dia akan goyah dan mengingat kembali kenangan pahit bersama Fajar.Pernah terbersit di pikirannya kala
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status