“Marlo, aku bersyukur kamu datang ke sini,” ucap Byan sembari menepuk bahu Marlo setelah konferensi pers berakhir. “By the way, kamu dapat rekaman itu dari siapa?” “Fajar,” jawab Marlo pendek. “Kapan dia ngasih ke kamu?” tanya Byan bingung, kapan saudaranya itu bertemu dengan Marlo? Seingatnya Fajar membenci Marlo, bahkan untuk bernapas satu ruangan dengan lelaki itu saja Fajar enggan. “Adalah, aku sedang malas menjelaskannya.” Marlo sama sekali tidak mood menjelaskan apa pun saat ini. Matanya hanya menatap layar ponselnya dan beralih ke layar TV yang terus memutar tayangan dirinya yang melakukan konferensi pers. Byan yang mengerti dengan keadaan Marlo yang sangat membutuhkan ketenangan setelah melakukan konferensi pers yang setidaknya menguak aibnya sendiri beranjak dari sana dan berjalan ke arah Szasza. “Yang ... bagaimana?” tanya Byan. “Bagaimana apanya?” Szasza balik bertanya karena kurang paham dengan arah pertanyaan Byan.
Baca selengkapnya