Semua Bab Skandal Cinta Pilot Angkuh: Bab 111 - Bab 120

214 Bab

111. Kesulitan Menyelesaikan Masalah

Kesulitan Menyelesaikan Masalah"Aku coba." Fajar mengalihkan pandangannya dari jendela ke arah Szasza yang sedang menatapnya sendu."Oke, maaf kalau aku menggurui tapi, itu kenyataannya," ucap Szasza sambil berusaha tersenyum setulus mungkin. Szasza benar-benar tidak ingin Joya sengsara, itulah yang membuat dirinya mengatakan kelemahan terbesar dalam hidup Joya."Joya mana?" tanya Fajar."Ah ... tadi dia ke kamarnya, tapi, sampai sekarang dia belum keluar dari kamar," ucap Szasza.Mendengar perkataan itu Fajar bergegas berjalan ke kamar dia ingin menemui Joya. Namun, saat sampai di depan pintu Fajar kaget dengan kedatangan Byan yang tergopong-gopong wajahnya terlihat gusar dan kebingungan."Kena
Baca selengkapnya

112. Kamu Milik Siapa?

"Fajar?" tanya Marlo kaget karena di telepon oleh lelaki yang pernah menghajarnya karena ketahuan berkencan dengan Naomi. Jantungnya berdetak cepat, kenangan dari perkelahian bersama Fajar dulu membuat Marlo selalu waspada."Iya, ini aku. Kamu di mana?" tanya Fajar.Marlo bingung dengan pertanyaan Fajar, untuk apa lelaki itu menanyakan keberadaannya? Apakah dia tahu apa yang baru saja Marlo lakukan? Astaga ... sepertinya Fajar memiliki indra keenam."Marlo, kamu di mana? Aku mau ngomong sesuatu ama kamu." Fajar bertanya dengan intonasi suara yang dingin.Marlo hanya bisa bergidik saat mendengar suara Fajar yang dingin. Benar kata orang-orang kalau Fajar ini tidak pernah hangat dan dingin. "Penthouse di Jakarta, kenapa?""Kamu ada waktu besok? Aku mau ketemu kamu, ada yang harus aku tanyai ke kamu," ucap Fajar.Deg!Jantung Marlo berdetak, kenapa pula lelaki bernama Fajar ini ingin bertemu dengan dirinya? Ada masalah apa ini? Jangan bi
Baca selengkapnya

113. Bukan Tanggung Jawab Saya

Joya menggeliat di kasurnya, matanya membuka sedikit dan merasakan siraman warna-warna yang membuat dirinya memicingkan matanya yang sedikit perih akibat menangis."Udah bangun?" bisik Fajar tanpa mengalihkan pandangannya dari TV. Fajar tidak perlu melihat Joya, dia bisa merasakan gerakkan kepala Joya yang ada di dadanya untuk mengetahui apakah Joya sudah bangun atau belum.Joya mengusap-usap wajahnya di dada Fajar, bergerak seperti kucing, "udah.""Kamu kaya kucing, Joy," ucap Fajar sambil mengecup pucuk rambut Joya dengan mata yang masih menatap TV yang sedang menayangkan siaran motor GP."Meong," bisik Joya sambil menyentuh bibir Fajar dengan telunjuknya.Fajar menutup kelopak matanya sambil menahan tawanya. Inilah yang Fajar sukai dari Joya, kekasihnya itu sangat mudah melupakan rasa sedihnya dan dengan segara kembali ceria. Entahlah, sepertinya kekasihnya ini memiliki mood yang bisa berubah-ubah dengan cepat."Denger suara kucing nggak
Baca selengkapnya

114. Lawan Menjadi Kawan

“Jar ... teman kamu nggak papa?” tanya Joya sambil memperhatikan Marlo yang berjalan hilir mudik di depan TV ruang keluarga Fajar. “Dia nggak ada cita-cita duduk?”“Biarin, dia lagi stres dan sedang mencoba menerima kenyataan yang ada,” jawab Fajar seraya menggigit strawberry.“Kenyataan apa?” tanya Joya sambil mengambil strawberry yang baru saja Fajar gigit dan memakannya tanpa mengindahkan tatapan kesal Fajar. Entah semenjak kapan dia jadi suka memakan strawberry dan anehnya strawberrynya harus yang sudah Fajar gigit. “Kenyataan kalau Naomi hamil anak dia,” jawab Fajar sambil menggigit strawberry dan lagi-lagi diambil Joya.“Tahu dari mana?” tanya Joya sambi mengunyah strawberrynya. “Memang ada buktinya?”“Dia lagi dengerin rekaman suara Naomi, Joy,” ucap Fajar sambil menunjuk Marlo yang bulak balik mendengarkan rekaman suara yang Fajar kirim via
Baca selengkapnya

115. Jadwal Terbang

"Aku lusa dapat flight umrah," ucap Joya sambil berusaha menggapai koper di atas kepalanya. Walau dia cukup tinggi tapi, untuk mengambil koper di atas lemari membutuhkan usaha ekstra.Fajar dengan cepat membantu Joya untuk mengambil koper, "Aku dapat ke Abu Dhabi," bisik Fajar sambil menaruh koper di hadapan Joya."Heeum, aku nggak jadi cabin crew kamu. Aku jadi cabin crew Kapten Aldi," ucap Joya seraya mengangkat kopernya dan membukannya di atas kasur, berusaha untuk mengatur barang-barangnya seefisien mungkin.Bekerja sebagai pramugari bertahun-tahun membuat Joya belajar untuk mengatur semua barang-barangnya agar masuk ke dalam kopernya dengan baik dan benar."Kenapa kamu masuk cabin crew Aldi?" tanya Fajar seingatnya dia sudah meminta kawannya di bagian pembagian jadwal fligh
Baca selengkapnya

116. Siapkan Mentalmu, Joy.

Fajar meringis saat merasakan bibirnya yang basah, suara erangan Fajar terdengar di dapur bercampur dengan suara bisikkan Joya."Ehm ... terus Jar," bisik Joya mesra membuat buku kuduk Fajar meremang."Joy ...." Fajar mengusap bibirnya yang basah dan merah, " Ini ...." napas Fajar memburu pelan dan bulir-bulir keringat sudah mengalir di dahi dan pipi Fajar.
Baca selengkapnya

117. Miss Jamban

Joya hanya bisa mengalihkan pandangannya dari Rahma ke arah lain saat mendengar perkataan Rahma. Dia sedang tidak ingin berbicara dan berkelahi dengan siapa pun. Lelah."Miss Jamban kamu aja yah, Joya," ucap Rahma dengan nada suara yang sumpah demi apa pun membuat Joya kesal."Suruh orang lain," ucap Joya seraya menatap Rahma. "Batch saya paling tinggi di cabin Crew," lanjut Joya."Saya maunya kamu, kamu harus ne—""Mbak Rahma," panggilan dengan suara bariton membuat beberapa orang di sana langsung menatap sumber suara."Kapten Aldi," ucap Rahma."Mbak Rahma, saya minta Mbak Joya di tempatkan di bisnis," pinta Aldi seraya tersenyum pada Joya."Tapi, bisnis penuh." Rahma memberikan alasan terbaiknya agar Joya di tempatkan di ekonomi. Dia ingin membuat Joya menjadi Miss Jamban."Kamu rotasi, saya nggak mau tahu Joya harus di bisnis, oke." Aldi menepuk bahu Rahma dan berlalu dari sana."Kapten, sa—""Faja
Baca selengkapnya

118. I Miss You

"Udah?" tanya Rahma saat berjalan melewati Joya."Udah, Mbak." Joya menyimpan perlengkapan kebersihannya kemudian mencuci tangan."Bentar lagi landing, kamu di ekonomi aja. Butuh orang banyak," perintah Rahma dengan senyuman mencemooh."Oke," jawab Joya pelan, dia sudah terlalu lelah untuk berdebat. Tubuhnya serasa rontok setelah membersihkan kamar mandi.Joya melangkah ke arah bagian ekonomi, senyumnya mengembang saat melewati kursi-kursi penumpang. Pekerjaan ini benar-benar menguras tenaga dan emosinya saat sedang dalam kondisi mood yang tidak baik, seperti saat ini.Saat sampai di galley ia mendapati Frida sedang membereskan rak-rak. "Frida.""Eh, Mbak Joya kok di sini? Mbak Tia mana?" Seingatnya partnernya di ekonomi adalah Tia bukan Joya, kenapa berubah."Di suruh ke sini sama Mbak Rahma, Tia juga ada kok, tuh." Joya menunjuk Tia yang sedang meminta penumpang untuk menaikkan sandaran kursi. "Katanya di sini lagi sibuk dan butuh t
Baca selengkapnya

119. Rencana Fajar

Rencana Fajar"I Miss You," ucap Joya dengan suara bergetar.Fajar hanya bisa mengusap bagian belakang kepalanya saat mendengar wanita yang dicintainya itu mengucapkan kata rindu. Dia juga rindu Joya, dia rindu memeluk dan bergelung di dada kekasihnya itu."I Miss you, More, Joy," bisik Fajar sambil berusaha mengatur intonasi suaranya yang sudah hancur karena menahan tangis. Perih rasanya mengetahui apa yang Joya lalui hari itu, walau dia sudah menitipkan pada Aldi namun, Aldi tidak mungkin bisa menjaga Joya 100%."Harus, kamu harus kangen aku," ucap Joya diselingi tawa. "Kalau nggak kangen aku, aku ngambek.""Jangan ngambek, Sayang. Tolong, jangan ngambek yah," pinta Fajar, entah karena apa lelaki bernama Fajar itu tiba-tiba merasa rapuh dan sesa
Baca selengkapnya

120. Marlo Lorando

Marlo Lorando"Mau apa kamu?" tanya Naomi yang kaget saat melihat Marlo berdiri menjulang di ambang pintu penthouse miliknya."Baby, aku butuh bicara sama kamu," ucap Marlo sambil menahan pintu penthouse Naomi, berusaha untuk masuk ke dalam penthouse."Nggak!" teriak Naomi sambil mendorong dengan keras pintu dengan segala daya kekuatan yang Naomi miliki."Naomi, we need to talk!" seru Marlo yang serba salah, ia bingung bila dia memaksakan untuk terus mendorong pintu dengan kekuatannya. Marlo yakin Naomi akan terpelanting ke belakang, Marlo tidak mau ada apa-apa dengan janin yang ada di kandungan Naomi."I don't want talk with you, Marlo!? It's over!?" pekik Naomi sambil berjuang menutup pintu. "We done!?"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
22
DMCA.com Protection Status