Home / Romansa / Skandal Cinta Pilot Angkuh / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Skandal Cinta Pilot Angkuh: Chapter 131 - Chapter 140

214 Chapters

131. Menenangkan Naomi

Naomi mencoba membuka kelopak matanya yang sangat berat dan susah untuk dibuka, rasanya Naomi hanya ingin tidur dan tidak melakukan apa pun. Tubuhnya letih dan lelah, sayup-sayup Naomi mendengar suara dari Ponsel Brendalina yang sedang duduk di sebelahnya.  Naomi langsung tau apa yang sedang di tonton oleh Brendalina, pasti manajernya itu sedang menonton salah satu channel Utube yang membahas gosip artis dan pasti mereka sedang membicarakan dirinya. Dengan masih menutup matanya, Naomi menajamkan pendengarannya. Mencoba mendengarkan perkataan orang-orang yang ada di ponsel Brendalina. "Aku nggak menyangka banget yah, yang ternyata perempuan nggak benar itu Naomi." "Ah ... aku sih udah menyangka dari awal yang lonte itu, Naomi." "Naomi mukanya baik tapi, hatinya busuk yah
Read more

132. Hot Gosip

Manda menatap layar ponselnya dengan tatapan kesal, sudah satu jam dia berselancar di dunia maya. Mencari berita mengenai Naomi, Joya dan Fajar. Hatinya hancur saat melihat banyak orang yang awalnya menyanjung dan memuja Naomi saat ini malah berbalik menghujat artis kesayangannya itu. Astaga ingin rasanya Manda merobek mulut-mulut yang mengina Naomi, Manda tau apa pun yang dilakukan oleh artis kesayangannya itu pasti ada sebabnya.
Read more

133 Pandora Box

Marlo menepuk-nepuk bahu Naomi pelan dan membuai Naomi dengan bisikkan pelan pengantar tidur, mencoba untuk menenangkan Naomi. "Marlo," panggil Brendalina dari arah pintu kamar sembari membawa berkas-berkas tagihan rumah sakit yang harus Marlo bayar. "Shutt ...." Marlo meletakkan telunjuk tangan kanannya di bibir, meminta Brendalina berkata dan bergerak sepelan mungkin agar tidak membangunkan Naomi yang baru saja tertidur sete
Read more

134. Marry With Me?

Seharian ini Naomi tersenyum bahagia, dia melakukan semuanya dengan hati berbunga-bunga. Bahkan, dia dengan tenangnya mau menjalani semua pemeriksaan. "Makan dulu, Nao," pinta Marlo sembari menyuapi Naomi sesuap nasi. "Iya," jawab Naomi ceria, kerlingan bahagia terlihat jelas di matanya. Marlo bersyukur melihat perubahan yang terjadi pada Naomi yang tiba-tiba ceria dan mau makan apa pun yang Marlo berikan. Bahkan, saat tadi dia datang Naomi tersenyum sangat manis pada Marlo. "Kamu kalau setiap hari kaya gini, aku seneng," ucap Marlo sembari menyuapkan lagi sesendok makan ke mulut Naomi. "Kenapa?" tanya Naomi sembari tersenyum manis. "Kamu jadi makin cantik, Nao," ungkap Marlo jujur, Naomi memang tampak sangat cantik saat ini, aura ibu hamil yang dimiliki Naomi seakan terpancar dan membuat Marlo makin menyukai Naomi. “Oh, ya?” tanya Naomi sembari tersenyum senang. Naomi hanya bisa tersenyum dan menyembunyikan apa yang me
Read more

135. Badai Lainnya

Kring ... Kring ... kring .... Sayup-sayup terdengar suara alarm ponsel Fajar yang membuat Joya terbangun dari tidurnya, Joya yang masih mengantuk mendorong-dorong tubuh Fajar keras, berharap Fajar bangun dan mematikan alarm ponselnya. “Jar ... bangun, alarm,” bisik Joya sembari berbalik memunggungi Fajar dan berusaha untuk melanjutkan tidurnya. Kring ... Kring ... Kring .... Joya menghela napasnya saat masih mendengar suara alarm ponsel Fajar, “Jar ... alarm,” bisik Joya sembari memukul-mukul tubuh Fajar geram, astaga ... tidak bisakah dia tidur dengan tenang hari ini. Dia sedang tidak ada jadwal terbang sama sekali dan seingatnya Fajar pun tidak ada jadwal terbang sama sekali. “Hmm ....” Fajar berusaha untuk mengambil ponsel di belakang tubuhnya dan mematikan alarmnya, melemparkan ponselnya sesuka hatinya. “Udah,” ucap Fajar sembari menarik tubuh Joya untuk lebih mendekat lagi. Joya pasrah saat tubuhnya ditarik oleh Fajar, dia hanya
Read more

136 Hire

Joya menggigiti kuku tangannya sambil melihat kaca jendela mobil Fajar, dia resah dan gelisah menghadapi hari ini. Pikirannya berputar-putar dan napasnya sesak juga berat, ia bingung kesalahan apa yang ia perbuat hingga dirinya harus bertemu dengan Chief-nya di kantor maskapai miliknya.Apakah dia melakukan kesalahan? Apakah ada penumpang yang mengirimkan email keluhan ke dirut maskapai, argh ... kepalanya sakit memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Cobaan apa lagi ini Tuhan!?Puk ....Joya merasakan usapan di paha yang menyadarkan dirinya dari lamunan, "Iya, kenapa, Jar?""Tenang ... apa pun yang terjadi aku bakal ada di samping kamu," ucap Fajar mencoba menenangkan Joya."Iya." Joya hanya bisa tersenyum mendengar perka
Read more

137. Bukti Terkuat

Joya tersipu-sipu mengingat perkataan Fajar, dengan cepat dia melangkahkan kakinya ke arah ruangan Chief. Setelah sedikit beradu argumentasi dengan Fajar, akhirnya Fajar mengalah dan menunggu di lobi bawah.Joya terus melangkah melewati berbagai macam pigura yang menunjukkan prestasi kantornya hingga dirinya berdiri di depan pintu kantor Chief perusahaannya.Tok ... Tok ... Tok ....Joya mengetuk pelan pintu itu dan saat membuka pintunya saat ada suara yang mengizinkannya untuk masuk. Matanya langsung membulat saat melihat Chief-nya Mbak Mayang sedang tersenyum padanya."Masuk, Joya," pinta Mayang sembari mengarahkan tangannya pada kursi di hadapannya meminta Joya duduk.Dengan patuh Joya duduk di sana dan menatap Mayang sambil
Read more

138. Mami Marimar

"Hasan Basrie dan Mami Marimar," bisik Joya pelan, tubuhnya bergetar saat melihat mereka berdua masuk di temani Manda dan tentu saja Naomi.Astaga, harusnya Joya tahu siapa manusia laknat yang ada di balik pemecatannya ini. Siapa lagi kalau bukan Naomi, argh ... tidak cukup kah wanita sial ini memorak-porandakan kehidupannya."Hai ... Joya, masih inget Mamih?" tanya Marimar sembari mengedipkan sebelah matanya.Joya hanya bisa menelan ludahnya, rasa takut bercampur kalut juga cemas benar-benar Joya rasakan saat ini. Dia kaget kenapa mereka berdua bisa ada di sini? Kenapa masa lalunya bisa diketahui oleh Naomi dan Manda? Ya Tuhan ... mau apa lagi manusia menyebalkan bernama Manda itu? Argh ... andai tidak ada Mayang mungkin Joya sudah menendang Manda dan mencabik wajah Naomi."Sil
Read more

139. Pengunduran Diri

Joya melangkah di lorong yang akan membawanya ke arah lobi, hampir dua jam dia mengurus semuanya. Mayang benar-benar membangun mengurus gaji, asuransi dan segala macam tektek bengek urusan pengunduran diri. Hatinya hancur saat menandatangani surat pengunduran diri yang ternyata sudah di siapkan oleh Mayang dan bagian personalia. Dia hanya bisa menahan tangisnya saat memberikan surat pengunduran dirinya, tidak ada ucapan salam perpisahan dari rekan-rekan sejawatnya ataupun prosesi yang bisanya dilakukan rekan-rekannya bila ada salah seorang yang mengundurkan diri. Pedih. Dirinya harus mengundurkan diri dalam diam dan tidak menimbulkan kegaduhan sama sekali. Menyedihkan. Joya menatap Fajar yang sedang menunggunya dengan sabar di salah satu kursi di lobi, kekasihnya itu tampak santai dan tampan seperti biasanya. Ah ... apa yang h
Read more

140. Ledakan Amarah

"Ngaco!?" maki Fajar saat mendengar nama lengkap Byan terlontar dari mulut Naomi, Byan memang saudaranya yang paling hobi mencicipi semua sugar baby, lonte kelas atas atau bahkan ayam kampus.Nama Byan sudah terkenal di jagat dunia perlendiran, konglomerat tajir yang hobi membeli wanita-wanita malam untuk menuntaskan hasrat seksualnya. Tapi, Byan pensiun setelah berpasangan dengan Szasza, wanita yang menurut Byan bisa memuaskan segala fantasi seksualnya.Tapi, Joya? Astaga ... Fajar sama sekali tidak habis pikir. Kenapa, kenapa sampai kekasih kecintaannya itu menjadi salah satu penghangat ranjang Byan!? Dan demi semua makhluk bumi di jagat raya, mengapa Byan dan Joya tampak biasa saja, seolah tidak saling mengenal sama sekali!? Keparat!"Kamu kalau ngomong jangan ngawur, Naomi!?" bentak Fajar sambil mengeratkan cekikkannya, membu
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
22
DMCA.com Protection Status