ホーム / Fantasi / Penguasa Benua Timur / チャプター 291 - チャプター 300

Penguasa Benua Timur のすべてのチャプター: チャプター 291 - チャプター 300

794 チャプター

285 - Peta Kekuatan Dan Mengxue

Zhou Fu sedang terpisah jauh dari orang-orang yang dikasihinya. Patriark Yuan Kai, Yang Zi, Zhao Yunlai, Shen Shen, Li Xian, ke semuanya tengah mengembara jauh demi mengaburkan keberadaan pembaca Shufashen yang sebenarnya. Dalam kurun waktu setidaknya enam bulan dari pertemuan di teluk Yin Mimi, ke semuanya telah berjanji untuk saling berpencar jauh satu dengan yang lainnya. Sepertinya, ia sedikit khawatir jika orang-orang terdekatnya itu akan mengalami hal buruk akibat ketidakseimbangan dunia pararel. “Bocah muda, jika kau memang berharap portal dunia lain ini ditutup selamanya, maka bantulah Putra Mahkota kami untuk segera mengusir Dan Mengxue dari sini!” Nenek Lin Li menepuk pundak Zhou Fu yang terlihat melamun. “Ya. Tanpa nenek minta pun aku akan membantu Putra Mahkota Huang. Kami berdua sudah membuat suatu kesepakatan bersama. Hanya saja, Putra Mahkota Huang belum menjawab satu pertanyaan penting yang pernah kutanyakan,” jawab Zhou Fu seraya menolehkan kepalanya pada Putra Mahko
last update最終更新日 : 2021-11-04
続きを読む

286 - Gua Tanpa Penerangan

Malam hari di Perkemahan Lembah Merah, Zhou Fu dibawa ke sebuah tenda luas tempat para pasukan inti biasa melakukan rapat penting. Saat itu, Zhou Fu sedang bersama dengan Lau Chuen yang ditugaskan untuk memberitahu informasi-informasi penting mengenai seluk beluk Markas Yianju. Di dalam tenda luas itu, Zhou Fu tengah duduk menghadap sebuah meja besar yang berisi miniature peta wilayah negeri Shamo. Pandangan mata Zhou Fu dan Lau Chuen tertuju pada sebuah lokasi yang diberi tanda khusus yang merupakan lokasi keberadaan Markas Yianju di daratan Shamo. Lau Chuen pun akhirnya memulai pembicaraan. “Pada awal kemunculannya, Markas Yianju adalah markas penelitian yang tersohor dan dikenal di berbagai wilayah bahkan di luar negeri Shamo. Atas kehebatan para tabib dan peneliti di dalamnya, Markas Yianju berhasil meramu beragam obat dan pil yang memiliki efek bagus bagus untuk kesehatan. Tetapi, kedatangan seorang pemuda berbakat di Markas Yianju dua puluh tahun sebelum saat ini, akhirnya beru
last update最終更新日 : 2021-11-05
続きを読む

287 - Rumput Mutiara

Di dalam gua tanpa penerangan itu, terdengar sebuah suara gelak tawa dari Sang Kaisar. Ia akhirnya telah membuat keputusan besar begitu mengetahui siapa di antara para generasi muda yang merupakan pembaca Shufashen. Mata-mata dari Sang kaisar pun turut mengangguk menyetujui apa yang telah baru saja diucapkan oleh Sang Kaisar. “Paduka Yang Mulia, jika memang demikian keputusannya, kita sudah harus memulai persiapan sejak sekarang,” usul si mata mata seraya menoleh ke arah elang putih yang bertengger di pundak kirinya. “Kau benar! Persiapan sudah harus segera dilakukan. Tetapi ingat, kau harus menyebarkan kabar seolah-olah kekuatanku sudah semakin melemah. Dengan begitu, Dan Mengxue mungkin akan memanggil keluar Penguasa Ke Tiga! Saat hal itu terjadi, pastikan si bocah pembaca Shufashen itu telah tewas bagaimana pun caranya!” perintah Sang Kaisar kepada si pria dengan elang putih. “Baik, Paduka Yang Mulia! Kami akan mulai melaksanakannya hari ini juga!” Si mata-mata membungkuk mengiya
last update最終更新日 : 2021-11-05
続きを読む

288 - Perairan Timur Daratan Shamo

Rencana Zhou Fu adalah, meracuni sumber air di Markas Yianju dengan ramuan Rumput Mutiara Siluman dalam jumlah besar. Dengan cara tersebut, pil-pil penguat yang dikonsumsi oleh pasukan Dan Mengxue tak akan memberi reaksi yang semestinya di tubuh mereka. Itu artinya, Pasukan Putra Mahkota Huang Fu telah mengurangi kekuatan musuh dalam skala yang cukup besar. Hanya saja, Nenek Linli tak begitu yakin dengan keberhasilan cara Zhou Fu, sebagaimana Rumput Mutiara Siluman selalu memberikan warna merah pada semua cairan yang ditempelinya. Tentu saja, jika sumber air musuh diberi Rumput Mutiara Siluman, mereka akan dengan sangat mudah mengetahui jika sumber air mereka telah diracuni. “Aku sudah memikirkan cara untuk itu, Nek. Besok pagi-pagi, tolong kumpulkan para pemuda dari Perkemahan Lembah Merah ke sini, aku akan menjelaskan rencanaku secara keseluruhan,” pinta Zhou Fu pada Nenek Lin Li yang tentu saja mendapat anggukan setuju. *** Pagi-pagi sekali, Danau Lembah Merah telah ramai dipada
last update最終更新日 : 2021-11-08
続きを読む

289 - Syarat dari Zhou Fu

“Aku telah mencocokkan informasi yang kukumpulkan dari Tuan Lau Chuen dengan informasi yang kuingat dari negeri Yeongsan! Dan, titik lokasi yang berada di perairan timur daratan Shamo memiliki ciri yang sama persis dengan titik lokasi negeri Yeongsan sebelum lenyap dari Benua Timur,” ucap Zhou Fu menjawab keraguan para pemuda Shamo. Semua pemuda terlihat mengangguk-angguk pelan setelah mendengar penjelasan dari Zhou Fu. “Jika demikian, tak ada salahnya kita mencoba! Siapa tahu lokasi itu memang benar-benar lokasi keberadaan sungai di dalam lautan!” “Nah, baiklah. Kita akan berangkat bersama-sama siang ini menuju ke perairan dangkal untuk berburu montipora purba. Terumbu karang itu akan memudahkan kita ketika hendak menyelam dalam waktu yang lama. Setelah mendapat persediaan yang cukup, kita lanjutkan perjalanan menuju ke perairan timur daratan Shamo,” ucap Zhou Fu dengan penuh semangat. “Tunggu, perairan timur daratan Shamo adalah laut lepas yang cukup luas. Bagaimana caranya mengar
last update最終更新日 : 2021-11-08
続きを読む

290 - Pohon Angsana Empat Penjuru

Putra Mahkota Huang Fu mengangguk menyetujui tantangan dari Zhou Fu. Menandakan jika pria itu memang benar-benar masih menyembunyikan Shufashen di suatu tempat di Perkemahan Lembah Merah. “Segera setelah kau kembali dari perairan timur, aku akan menunjukkanmu bait kedua Shufashen yang kusimpan! Kemudian, jika rencana kita berhasil dengan mulus dan Markas Yianju tak lagi berkuasa, kuserahkan benda itu untuk menjadi milikmu!” jawab sang Putra Mahkota meyakinkan keraguan Zhou Fu. “Sepakat!” Zhou Fu mengangkat telapak tangannya ke depan, memberi isyarat kepada Putra Mahkota Huang untuk menyatukan tangan sebagai tanda perjanjian. “Baiklah, Tuan Huang, para pemuda sudah menunggu. Selama kami pergi, harap jangan membuat pergerakan yang mencurigakan.” “Tentu saja!” jawab Putra Mahkota. “Selamat bertugas! Aku menitipkan dua puluh pemudaku di tanganmu, jaga mereka baik-baik!” Maka, perjalanan menuju ke perairan timur pun dimulai. Mula-mula, para pemuda secara bergiliran dan berkala, melangka
last update最終更新日 : 2021-11-10
続きを読む

291 - Keanehan Reruntuhan Istana Kerajaan

Zhou Fu mengangguk sembari mengamati ke sebentuk bangunan tinggi yang sepertinya adalah menara pengintai. Dari bentuk kehancurannya yang terpisah menjadi dua bagian dengan garis diagonal yang lurus, tentu saja orang-orang akan memiliki kecurigaan yang sama. “Kudengar, para pembantai itu bahkan tak ada yang membawa persenjataan. Dikisahkan bahwa mereka adalah sekelompok warga Shamo yang mengamuk ke istana. Tetapi coba amati lagi rupa reruntuhan istana di tempat ini!” gumam Xiao Lang seraya meminta izin pada rombongannya untuk berhenti sejenak karena Zhou Fu terlihat tertarik dengan reruntuhan bekas bangunan istana kerajaan Shamo. “Jelas bangunan-bangunan ini ditebas menggunakan pedang raksasa. Tetapi, bagaimana bisa sebuah pedang membelah bangunan-bangunan sebesar ini?” tutur Xiao Lang lagi setelah Zhou Fu hanya diam terpaku memandangi keanehan di sekitar tempatnya berdiri. “Apapun itu, intinya adalah sama! Musuh kita memiliki kekuatan yang cukup besar!” Chen Long, si pemimpin pasuka
last update最終更新日 : 2021-11-10
続きを読む

292 - Pesisir Lautan Dangkal

Di waktu yang sama di lain tempat, seorang mata-mata Putra Mahkota Huang yang menyamar sebagai petugas pelabuhan, mendapatkan sebuah surat tersembunyi dari seorang saudagar kaya yang berpamitan untuk berlayar ke luar Shamo. Sindikat mata-mata Putra Mahkota Huang memang cukup rapid an tersembunyi. Ke semuanya sudah terbiasa saling terkoneksi satu sama lain dalam suasana yang sangat natural. Ketika mendapatkan surat rahasia di tangannya, petugas pelabuhan itu membuka isi pesan yang ia dapat di sebuah bilik kamar mandi kecil di pelabuhan. Ia membaca dengan seksama isi pesan itu lantas menghilangkan jejak surat tersebut begitu ia telah memahami isinya. Petugas itu pun memanggil seorang pedagang makanan kecil di area pelabuhan, ketika berada di dalam bilik kamar mandi, petugas itu sudah memiliki cara untuk menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. “Tuan, kemarilah!” panggil si petugas pelabuhan pada seorang pria penjual makanan kecil. Ketika penjual makanan kecil itu mendekat, si pet
last update最終更新日 : 2021-11-10
続きを読む

293 - Menghitung Sisa Waktu

Setiap tiga puluh menit sekali, seorang pemuda akan muncul ke permukaan dan berlari ke arah Zhou Fu yang tengah menata deretan kuali besar. Kuali-kuali itu Zhou Fu bawa dari Perkemahan Lembah Merah untuk digunakan sebagai wadah peremuk Montipora Purba sebelum dimasukkan ke dalam tabung-tabung kecil. “Kakak, apakah kita masih harus mencari lagi? Lihat, kita sudah mendapatkan pasokan Montipora Purba dalam jumlah yang besar!” tanya seorang pemuda dengan napas tersengal-sengal. Kulit hitamnya terlihat mengkilat-kilat dan licin begitu terpapar sinar matahari senja. “Ya, kurasa ini hampir cukup. Beritahukan pada teman-temanmu untuk segera ke permukaan. Haru sudah mulai gelap, kita melanjutkan perjalanan ke titik lokasi pertemuan dengan para awak kapalku!” perintah Zhou Fu seraya memutar-mutarkan dua telapak tangannya di atas bibir kuali. Zhou Fu tengah meremukkan montipora purba menggunakan kekuatan tenaga dalamnya. Terumbu karang berwarna biru keunguan itu pun luluh lantah dan remuk menj
last update最終更新日 : 2021-11-10
続きを読む

294 - Bentuk Terima Kasih

Sesi makan malam dan istirahat sejenak telah berakhir. Butiran Montipora Purba tengah dimasukkan ke dalam tabung-tabung persediaan dan bibagikan ke semua pemuda Shamo. Zhou Fu pun tengah membersihkan sisa-sisa keberadaan mereka di pesisir lautan dangkal itu. Setelah semuanya beres, rombongan yang dipimpin Chen Long tersebut, kembali bergerak menuju ke titik lokasi berikutnya. Mereka semua berlari dalam kecepatan yang seirama. Karena semuanya adalah seorang pendekar, laju lesatan mereka terhitung cukup cepat meski berada jauh di bawah kecepatan yang bisa ditempuh oleh Zhou Fu. “Dengan kecepatan seperti ini, kalian tak memiliki jatah waktu tidur malam ini. Kita harus berlari tanpa berhenti, dengan demikian, esok tepat ketika fajar datang, kita telah sampai di lokasi berikutnya! Beristirahatlah setelah kita berada di atas kapal!” teriak Zhou Fu memberi aba-aba pada segenap pasukan pemuda Shamo. Semuanya mengangguk mengerti, dalam menjalankan misi, menahan lelah adalah sebuah keharusan y
last update最終更新日 : 2021-11-10
続きを読む
前へ
1
...
2829303132
...
80
DMCA.com Protection Status