Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 287 - Rumput Mutiara

Share

287 - Rumput Mutiara

Author: Banin SN
last update Last Updated: 2021-11-05 23:40:24
Di dalam gua tanpa penerangan itu, terdengar sebuah suara gelak tawa dari Sang Kaisar. Ia akhirnya telah membuat keputusan besar begitu mengetahui siapa di antara para generasi muda yang merupakan pembaca Shufashen. Mata-mata dari Sang kaisar pun turut mengangguk menyetujui apa yang telah baru saja diucapkan oleh Sang Kaisar.

“Paduka Yang Mulia, jika memang demikian keputusannya, kita sudah harus memulai persiapan sejak sekarang,” usul si mata mata seraya menoleh ke arah elang putih yang bertengger di pundak kirinya.

“Kau benar! Persiapan sudah harus segera dilakukan. Tetapi ingat, kau harus menyebarkan kabar seolah-olah kekuatanku sudah semakin melemah. Dengan begitu, Dan Mengxue mungkin akan memanggil keluar Penguasa Ke Tiga! Saat hal itu terjadi, pastikan si bocah pembaca Shufashen itu telah tewas bagaimana pun caranya!” perintah Sang Kaisar kepada si pria dengan elang putih.

“Baik, Paduka Yang Mulia! Kami akan mulai melaksanakannya hari ini juga!” Si mata-mata membungkuk mengiya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
isnal azis
Luarr biasa.. Sehat sll dan cemungudh thor...
goodnovel comment avatar
wiendy
semangaaattt thoorrr... semoga slalu sehat dan di luaskaan rejekinya...............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Penguasa Benua Timur   288 - Perairan Timur Daratan Shamo

    Rencana Zhou Fu adalah, meracuni sumber air di Markas Yianju dengan ramuan Rumput Mutiara Siluman dalam jumlah besar. Dengan cara tersebut, pil-pil penguat yang dikonsumsi oleh pasukan Dan Mengxue tak akan memberi reaksi yang semestinya di tubuh mereka. Itu artinya, Pasukan Putra Mahkota Huang Fu telah mengurangi kekuatan musuh dalam skala yang cukup besar. Hanya saja, Nenek Linli tak begitu yakin dengan keberhasilan cara Zhou Fu, sebagaimana Rumput Mutiara Siluman selalu memberikan warna merah pada semua cairan yang ditempelinya. Tentu saja, jika sumber air musuh diberi Rumput Mutiara Siluman, mereka akan dengan sangat mudah mengetahui jika sumber air mereka telah diracuni. “Aku sudah memikirkan cara untuk itu, Nek. Besok pagi-pagi, tolong kumpulkan para pemuda dari Perkemahan Lembah Merah ke sini, aku akan menjelaskan rencanaku secara keseluruhan,” pinta Zhou Fu pada Nenek Lin Li yang tentu saja mendapat anggukan setuju. *** Pagi-pagi sekali, Danau Lembah Merah telah ramai dipada

    Last Updated : 2021-11-08
  • Penguasa Benua Timur   289 - Syarat dari Zhou Fu

    “Aku telah mencocokkan informasi yang kukumpulkan dari Tuan Lau Chuen dengan informasi yang kuingat dari negeri Yeongsan! Dan, titik lokasi yang berada di perairan timur daratan Shamo memiliki ciri yang sama persis dengan titik lokasi negeri Yeongsan sebelum lenyap dari Benua Timur,” ucap Zhou Fu menjawab keraguan para pemuda Shamo. Semua pemuda terlihat mengangguk-angguk pelan setelah mendengar penjelasan dari Zhou Fu. “Jika demikian, tak ada salahnya kita mencoba! Siapa tahu lokasi itu memang benar-benar lokasi keberadaan sungai di dalam lautan!” “Nah, baiklah. Kita akan berangkat bersama-sama siang ini menuju ke perairan dangkal untuk berburu montipora purba. Terumbu karang itu akan memudahkan kita ketika hendak menyelam dalam waktu yang lama. Setelah mendapat persediaan yang cukup, kita lanjutkan perjalanan menuju ke perairan timur daratan Shamo,” ucap Zhou Fu dengan penuh semangat. “Tunggu, perairan timur daratan Shamo adalah laut lepas yang cukup luas. Bagaimana caranya mengar

    Last Updated : 2021-11-08
  • Penguasa Benua Timur   290 - Pohon Angsana Empat Penjuru

    Putra Mahkota Huang Fu mengangguk menyetujui tantangan dari Zhou Fu. Menandakan jika pria itu memang benar-benar masih menyembunyikan Shufashen di suatu tempat di Perkemahan Lembah Merah. “Segera setelah kau kembali dari perairan timur, aku akan menunjukkanmu bait kedua Shufashen yang kusimpan! Kemudian, jika rencana kita berhasil dengan mulus dan Markas Yianju tak lagi berkuasa, kuserahkan benda itu untuk menjadi milikmu!” jawab sang Putra Mahkota meyakinkan keraguan Zhou Fu. “Sepakat!” Zhou Fu mengangkat telapak tangannya ke depan, memberi isyarat kepada Putra Mahkota Huang untuk menyatukan tangan sebagai tanda perjanjian. “Baiklah, Tuan Huang, para pemuda sudah menunggu. Selama kami pergi, harap jangan membuat pergerakan yang mencurigakan.” “Tentu saja!” jawab Putra Mahkota. “Selamat bertugas! Aku menitipkan dua puluh pemudaku di tanganmu, jaga mereka baik-baik!” Maka, perjalanan menuju ke perairan timur pun dimulai. Mula-mula, para pemuda secara bergiliran dan berkala, melangka

    Last Updated : 2021-11-10
  • Penguasa Benua Timur   291 - Keanehan Reruntuhan Istana Kerajaan

    Zhou Fu mengangguk sembari mengamati ke sebentuk bangunan tinggi yang sepertinya adalah menara pengintai. Dari bentuk kehancurannya yang terpisah menjadi dua bagian dengan garis diagonal yang lurus, tentu saja orang-orang akan memiliki kecurigaan yang sama. “Kudengar, para pembantai itu bahkan tak ada yang membawa persenjataan. Dikisahkan bahwa mereka adalah sekelompok warga Shamo yang mengamuk ke istana. Tetapi coba amati lagi rupa reruntuhan istana di tempat ini!” gumam Xiao Lang seraya meminta izin pada rombongannya untuk berhenti sejenak karena Zhou Fu terlihat tertarik dengan reruntuhan bekas bangunan istana kerajaan Shamo. “Jelas bangunan-bangunan ini ditebas menggunakan pedang raksasa. Tetapi, bagaimana bisa sebuah pedang membelah bangunan-bangunan sebesar ini?” tutur Xiao Lang lagi setelah Zhou Fu hanya diam terpaku memandangi keanehan di sekitar tempatnya berdiri. “Apapun itu, intinya adalah sama! Musuh kita memiliki kekuatan yang cukup besar!” Chen Long, si pemimpin pasuka

    Last Updated : 2021-11-10
  • Penguasa Benua Timur   292 - Pesisir Lautan Dangkal

    Di waktu yang sama di lain tempat, seorang mata-mata Putra Mahkota Huang yang menyamar sebagai petugas pelabuhan, mendapatkan sebuah surat tersembunyi dari seorang saudagar kaya yang berpamitan untuk berlayar ke luar Shamo. Sindikat mata-mata Putra Mahkota Huang memang cukup rapid an tersembunyi. Ke semuanya sudah terbiasa saling terkoneksi satu sama lain dalam suasana yang sangat natural. Ketika mendapatkan surat rahasia di tangannya, petugas pelabuhan itu membuka isi pesan yang ia dapat di sebuah bilik kamar mandi kecil di pelabuhan. Ia membaca dengan seksama isi pesan itu lantas menghilangkan jejak surat tersebut begitu ia telah memahami isinya. Petugas itu pun memanggil seorang pedagang makanan kecil di area pelabuhan, ketika berada di dalam bilik kamar mandi, petugas itu sudah memiliki cara untuk menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. “Tuan, kemarilah!” panggil si petugas pelabuhan pada seorang pria penjual makanan kecil. Ketika penjual makanan kecil itu mendekat, si pet

    Last Updated : 2021-11-10
  • Penguasa Benua Timur   293 - Menghitung Sisa Waktu

    Setiap tiga puluh menit sekali, seorang pemuda akan muncul ke permukaan dan berlari ke arah Zhou Fu yang tengah menata deretan kuali besar. Kuali-kuali itu Zhou Fu bawa dari Perkemahan Lembah Merah untuk digunakan sebagai wadah peremuk Montipora Purba sebelum dimasukkan ke dalam tabung-tabung kecil. “Kakak, apakah kita masih harus mencari lagi? Lihat, kita sudah mendapatkan pasokan Montipora Purba dalam jumlah yang besar!” tanya seorang pemuda dengan napas tersengal-sengal. Kulit hitamnya terlihat mengkilat-kilat dan licin begitu terpapar sinar matahari senja. “Ya, kurasa ini hampir cukup. Beritahukan pada teman-temanmu untuk segera ke permukaan. Haru sudah mulai gelap, kita melanjutkan perjalanan ke titik lokasi pertemuan dengan para awak kapalku!” perintah Zhou Fu seraya memutar-mutarkan dua telapak tangannya di atas bibir kuali. Zhou Fu tengah meremukkan montipora purba menggunakan kekuatan tenaga dalamnya. Terumbu karang berwarna biru keunguan itu pun luluh lantah dan remuk menj

    Last Updated : 2021-11-10
  • Penguasa Benua Timur   294 - Bentuk Terima Kasih

    Sesi makan malam dan istirahat sejenak telah berakhir. Butiran Montipora Purba tengah dimasukkan ke dalam tabung-tabung persediaan dan bibagikan ke semua pemuda Shamo. Zhou Fu pun tengah membersihkan sisa-sisa keberadaan mereka di pesisir lautan dangkal itu. Setelah semuanya beres, rombongan yang dipimpin Chen Long tersebut, kembali bergerak menuju ke titik lokasi berikutnya. Mereka semua berlari dalam kecepatan yang seirama. Karena semuanya adalah seorang pendekar, laju lesatan mereka terhitung cukup cepat meski berada jauh di bawah kecepatan yang bisa ditempuh oleh Zhou Fu. “Dengan kecepatan seperti ini, kalian tak memiliki jatah waktu tidur malam ini. Kita harus berlari tanpa berhenti, dengan demikian, esok tepat ketika fajar datang, kita telah sampai di lokasi berikutnya! Beristirahatlah setelah kita berada di atas kapal!” teriak Zhou Fu memberi aba-aba pada segenap pasukan pemuda Shamo. Semuanya mengangguk mengerti, dalam menjalankan misi, menahan lelah adalah sebuah keharusan y

    Last Updated : 2021-11-10
  • Penguasa Benua Timur   295 - Perjalanan Dimulai

    Samar-samar, rombongan pemuda Shamo telah melihat sebentuk bayangan matahari di ujung landskap lautan luas, pertanda jika fajar telah tiba. Pandangan mereka semua lantas mengarah ke teluk kecil yang berada tak jauh dari tempat mereka berada. Ketika beberapa pemuda menoleh ke arah Zhou Fu di barisan belakang, Zhou Fu segera memahami apa yang ada di benak mereka semua. “Ya, itu adalah teluk tujuan kita! Kurasa, titik hitam di tengah lautan itu, itu adalah kapal yang dikemudikan awak kapalku! Kita datang di waktu yang nyaris bersamaan!” teriak Zhou Fu dari barisan belakang. Lagi-lagi, ia merasa cukup beruntung karena perjalanannya menuju ke tempat itu terbilang cukup mulus dan tak bertemu dengan hambatan yang berarti. “Akhirnya kita bisa beristirahat sejenak!” ungkap Chen Long dengan tatapan gembira. Ia lantas menyampaikan rasa terima kasihnya pada segenap pasukan pemuda yang ia pimpin sebagai bentuk dorongan mental untuk membuat kelompoknya menjadi pasukan yang semakin solid. Benar sa

    Last Updated : 2021-11-10

Latest chapter

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status