Setiap tiga puluh menit sekali, seorang pemuda akan muncul ke permukaan dan berlari ke arah Zhou Fu yang tengah menata deretan kuali besar. Kuali-kuali itu Zhou Fu bawa dari Perkemahan Lembah Merah untuk digunakan sebagai wadah peremuk Montipora Purba sebelum dimasukkan ke dalam tabung-tabung kecil. “Kakak, apakah kita masih harus mencari lagi? Lihat, kita sudah mendapatkan pasokan Montipora Purba dalam jumlah yang besar!” tanya seorang pemuda dengan napas tersengal-sengal. Kulit hitamnya terlihat mengkilat-kilat dan licin begitu terpapar sinar matahari senja. “Ya, kurasa ini hampir cukup. Beritahukan pada teman-temanmu untuk segera ke permukaan. Haru sudah mulai gelap, kita melanjutkan perjalanan ke titik lokasi pertemuan dengan para awak kapalku!” perintah Zhou Fu seraya memutar-mutarkan dua telapak tangannya di atas bibir kuali. Zhou Fu tengah meremukkan montipora purba menggunakan kekuatan tenaga dalamnya. Terumbu karang berwarna biru keunguan itu pun luluh lantah dan remuk menj
Sesi makan malam dan istirahat sejenak telah berakhir. Butiran Montipora Purba tengah dimasukkan ke dalam tabung-tabung persediaan dan bibagikan ke semua pemuda Shamo. Zhou Fu pun tengah membersihkan sisa-sisa keberadaan mereka di pesisir lautan dangkal itu. Setelah semuanya beres, rombongan yang dipimpin Chen Long tersebut, kembali bergerak menuju ke titik lokasi berikutnya. Mereka semua berlari dalam kecepatan yang seirama. Karena semuanya adalah seorang pendekar, laju lesatan mereka terhitung cukup cepat meski berada jauh di bawah kecepatan yang bisa ditempuh oleh Zhou Fu. “Dengan kecepatan seperti ini, kalian tak memiliki jatah waktu tidur malam ini. Kita harus berlari tanpa berhenti, dengan demikian, esok tepat ketika fajar datang, kita telah sampai di lokasi berikutnya! Beristirahatlah setelah kita berada di atas kapal!” teriak Zhou Fu memberi aba-aba pada segenap pasukan pemuda Shamo. Semuanya mengangguk mengerti, dalam menjalankan misi, menahan lelah adalah sebuah keharusan y
Samar-samar, rombongan pemuda Shamo telah melihat sebentuk bayangan matahari di ujung landskap lautan luas, pertanda jika fajar telah tiba. Pandangan mereka semua lantas mengarah ke teluk kecil yang berada tak jauh dari tempat mereka berada. Ketika beberapa pemuda menoleh ke arah Zhou Fu di barisan belakang, Zhou Fu segera memahami apa yang ada di benak mereka semua. “Ya, itu adalah teluk tujuan kita! Kurasa, titik hitam di tengah lautan itu, itu adalah kapal yang dikemudikan awak kapalku! Kita datang di waktu yang nyaris bersamaan!” teriak Zhou Fu dari barisan belakang. Lagi-lagi, ia merasa cukup beruntung karena perjalanannya menuju ke tempat itu terbilang cukup mulus dan tak bertemu dengan hambatan yang berarti. “Akhirnya kita bisa beristirahat sejenak!” ungkap Chen Long dengan tatapan gembira. Ia lantas menyampaikan rasa terima kasihnya pada segenap pasukan pemuda yang ia pimpin sebagai bentuk dorongan mental untuk membuat kelompoknya menjadi pasukan yang semakin solid. Benar sa
Di hari pertama pelayaran menuju ke Perairan Timur, dua puluh pemuda Shamo yang berada di dalam kapal Guichuan tergeletak tak sadarkan diri. Lebih tepatnya, kesemuanya tengah tertidur dengan sangat lelap sebab begitu kiriman tenaga dalam dari Zhou Fu dihentikan, nyatanya rasa lelah kembali mendera tubuh para pemuda itu. Maka, tinggallah Zhou Fu sendirian yang berdiri termangu di tepian kapal Guichuan. “Apa kabar Yang Zi, apa kabar Paman Yuan Kai, apa kabar Nona Zhao, apa kabar si cerewet Shen Shen?” tanya Zhou Fu pada semilir angin yang menerpa wajahnya. Jari jemari Zhou Fu mengetuk-ketuk tepian kayu kapal, suasana laut lepas yang lengang dan sunyi ternyata membuat pikirannya jauh melayang memikirkan teman-temannya yang berkelana jauh. “Saudara Zhou, apa yang sedang kau pikirkan?” Zhou Fu menolehkan kepala ke belakang ketika telinganya mendengar suara seorang perempuan tengah memanggil namanya. Tentu saja, itu adalah suara Xiao Lang, satu-satunya gadis dari kelompok pemuda yang dipi
Xiao Lang akhirnya bersedia untuk tidur setelah Chen Long dan Zhou Fu menenangkannya. Tinggallah Zhou Fu dan Chen Long yang terjaga, mereka berdua membicarakan banyak hal tentang pergerakan Pasukan Putra Mahkota Huang Fu di Perkemahan Lembah Merah. “Saudara Zhou, kami memiliki orang-orang hebat di barisan kami. Kau belum bertemu dengan mereka sebab mereka masih dalam misi mereka masing-masing. Jika kau bertemu dengan mereka, aku yakin…” “Saudara Chen…” Zhou Fu memotong ucapan Chen Long. “Aku mengerti apa maksudmu. Cerita dari Xiao Lang tentang tewasnya Sembilan Iblis Bersaudara sama sekali tak membuatku takut atau khawatir. Aku tetap maju bersama kalian. Bukankah pasukan Dan Mengxue lebih banyak menggantungkan kekuatan dari Pil Markas Yianju? Mereka mungkin sulit dikalahkan ketika efek pil itu bekerja di tubuh mereka. Tetapi, segera setelah kita meracuni sumber air mereka, kekuatan Markas Yianju akan berkurang banyak!” Chen Long menghela napas gembira. “Ah, kukira keyakinanmu akan g
Kapal Guichuan telah memasuki wilayah Perairan Timur di hari ke tiga kapal itu berlayar. Selama tiga hari di dalam kapal, Zhou Fu terlihat semakin akrab dengan para pemuda Shamo. Setidaknya, baru kali itu Zhou Fu bisa bercengkrama dan bercanda ringan dengan sesame pemuda seusianya. Selama ini, Zhou Fu memang tak memiliki teman sebaya lelaki. Sehingga, perjalanannya kali itu dengan para pemuda Shamo sepertinya menjadi perjalanan yang cukup menyenangkan. “Teman-teman, jika pasukan Putra Mahkota Huang telah siap berperang, apakah aku boleh membuat permintaan untuk kalian?” Zhou Fu bertanya ketika ia sedang mengobrol bersama dengan ke dua puluh pemuda Shamo. “Apa pun keinginanmu, kami akan mengabulkannya! Katakanlah!” balas Chen Long dengan cepat. “Bisakah kalian tak ikut dalam penyerbuan Markas Yianju? Ha ha, maksudku, percayakan semuanya padaku dan para senior. Kalian tetaplah tinggal di Perkemahan Lembah Merah, aku khawatir akan terpukul jika terjadi sesuatu pada kalian.” Setelah be
Perburuan Sungai air tawar di dasar lautan pun dimulai. Zhou Fu mengambil ke arah barat daya bersama dengan dua pemuda Shamo yang bernama Yao Ming dan Fang Zhuxian. Sebelum benar-benar berpisah dengan para pemuda lain, Zhou Fu melambai-lambaikan tangannya seraya memberi isyarat pada teman-temannya untuk tetap menjaga diri. Setelah proses perpisahan dilakukan, Zhou Fu mengajak Yao Ming dan Fang Zhuxian untuk berenang cepat menuju arah barat daya. Alasan Zhou Fu membawa serta dua puluh pemuda adalah karena perairan timur merupakan lautan yang cukup luas. Melakukan pencarian untuk sebuah titik lokasi di dasar perairan yang luas akan memakan waktu yang lama. Dengan mengerahkan setidaknya tujuh kelompok berbeda, pencarian sungai air tawar akan menjadi lebih cepat. ‘Kuharap, kelompokku akan segera menemukan keberadaan sungai air tawar, dengan begitu, pencarian ini akan segera berakhir!’ batin Zhou Fu seraya menarik dua lengan teman-temannya. Zhou Fu melesat dengan kecepatan tinggi untuk me
Rombongan Zhou Fu telah menempuh jarak sejauh dua mil ke arah barat daya. Tak ada hambatan yang berarti selain kedatangan ikan-ikan laut pemangsa manusia. Setelah beberapa kali Yao Ming dan Fang Zhuxian melumpuhkan ikan bertubuh besar yang menyerang mereka, segera Zhou Fu mengarahkan lubang Zhucun di tangannya untuk menarik ikan-ikan tangkapan Yao Ming dan Fang Zhuxian ke gudang penyimpanan yang ia miliki. ‘Kita akan pesta ikan malam nanti!’ gumam Zhou Fu dengan bahasa isyarat kepada dua rekannya. Yao Ming dan Fang Zhuxian hendak mengangguk setuju, tetapi tiba-tiba ekspresi mereka berdua berubah dalam hitungan detik. Zhou Fu yang melihat perubahan drastic pada dua wajah temannya, segera melesat beberapa meter ke depan, ke tempat Yao Ming dan Fang Zhuxian terdiam dalam tatapan yang aneh. ‘Apa? Apa yang terjadi di sini?’ Zhou Fu menelan ludah begitu ia tiba di satu titik lokasi yang sama dengan ke dua temannya. Mereka bertiga lantas saling pandang satu sama lain seraya mengamati dua t
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.