Rombongan Zhou Fu telah menempuh jarak sejauh dua mil ke arah barat daya. Tak ada hambatan yang berarti selain kedatangan ikan-ikan laut pemangsa manusia. Setelah beberapa kali Yao Ming dan Fang Zhuxian melumpuhkan ikan bertubuh besar yang menyerang mereka, segera Zhou Fu mengarahkan lubang Zhucun di tangannya untuk menarik ikan-ikan tangkapan Yao Ming dan Fang Zhuxian ke gudang penyimpanan yang ia miliki. ‘Kita akan pesta ikan malam nanti!’ gumam Zhou Fu dengan bahasa isyarat kepada dua rekannya. Yao Ming dan Fang Zhuxian hendak mengangguk setuju, tetapi tiba-tiba ekspresi mereka berdua berubah dalam hitungan detik. Zhou Fu yang melihat perubahan drastic pada dua wajah temannya, segera melesat beberapa meter ke depan, ke tempat Yao Ming dan Fang Zhuxian terdiam dalam tatapan yang aneh. ‘Apa? Apa yang terjadi di sini?’ Zhou Fu menelan ludah begitu ia tiba di satu titik lokasi yang sama dengan ke dua temannya. Mereka bertiga lantas saling pandang satu sama lain seraya mengamati dua t
Yao Ming dan Fang Zhuxian mengangguk secara bersamaan, mereka mempersilakan Zhou Fu untuk bergegas menuju ke arah tenggara guna memeriksa kelompok yang telah menyalakan Kembang Api. Sebagaimana yang mereka ingat, Zhou Fu memberi pesan kepada kelompok pemuda lain untuk tak segan-segan menyalakan kembang api ketika keadaan mereka tengah terancam. Zhou Fu berenang mendekati ke sumber gelombang kembang api terpancar. Ia melesat dengan kecepatan tinggi sebab khawatir sesuatu yang buruk tengah menimpa para pemuda. Tetapi, hal mengejutkan justru terjadi ketika Zhou Fu bahkan belum mencapai ke sumber gelombang kembang api di tenggara. Bhuuuummm!!! Dari arah yang berbeda, kembang api kembali dinyalakan oleh kelompok pemuda lain. Gerak Zhou Fu terhenti seketika. Jantungnya berdegup cukup cepat lantaran segala macam pikiran buruk mulai menyesaki kepalanya. Bayangan tentang tawa para pemuda Shamo telah membuat tangan dan kakinya sedikit gemetar. ‘Aku tidak mau melihat hal buruk menimpa mereka!
‘Apakah kelompok lain juga berakhir seperti Leng Yun dan Gao Zhihang?’ Chen Long membatin menahan amarah. Ia mengerahkan tenaga dalamnya untuk memulai serangan kepada kelebat bayangan hitam yang masih belum bisa dilihat secara jelas bagaimana bentuk aslinya. ‘Bajinga! Cepat tunjukkan wujudmu!’ pekik Chen Long seraya menghempaskan sebuah gelombang air melingkar guna membuat guncangan besar di area yang terdampak. Begitu guncangan air besar tercipta dari jurus yang dikeluarkan oleh Chen Long, laju gerak kelebat hitam itu pun terganggu. Dan, pada akhirnya Chen Long bisa melihat bagaimana bentuk dan rupa bayangan hitam yang awalnya ia kira sebagai ikan pemangsa manusia. Sementara itu, beberapa saat sebelum kembang api pertama dan kembang api kedua dinyalakan, jauh di arah selatan, kelompok Xiao Lang tengah diliputi kebingungan. Mereka baru menyelam setidaknya sepuluh entah lima belas menit tatkala sesuatu yang aneh terjadi di kelompok mereka. ‘Xu Jun menghilang!’ pekik Bai An seraya me
Misi perburuan Batu Feishi telah diserang! Setidaknya, itulah dugaan awal yang mulai diyakini oleh Zhou Fu. Zhou Fu akhirnya memutuskan untuk melesat ke arah pertama kali sinyal bahaya dinyalakan. Ia berharap kelompok lain akan bisa menunggu sedikit lebih lama selagi ia menyelesaikan sesuatu yang terjadi di lokasi pertama. Bhuuuuummmm!!!! Gelombang kembang api ketiga muncul dari arah yang berbeda lagi. Pertanda jika kelompok pemuda Shamo memang benar-benar telah diserang, entah oleh apa atau siapa. Dari tempatnya berada, Zhou Fu dan Chen Long sama sama memeram rasa marah sekaligus khawatir di saat yang bersamaan. ‘Aku tak akan memaafkan siapa pun yang berani menyakiti teman-temanku!’ teriak Zhou Fu dalam hati seraya melesat menuju ke titik awal sinyal bahaya dinyalakan. Beberapa saat berselang, Zhou Fu telah tiba di lokasi kelompok yang mengirim sinyal bahaya pertama kali. Itu adalah kelompok yang beranggotakan Lin Fan, Zhu Xuan, dan Yu Wen. Dari jarak yang tak terlalu jauh, Zhou
‘Xu Jun! Apa yang terjadi padamu?!’ Bai An memekik tertahan ketika ia melihat wajah mengerikan Xu Jun yang tengah memandangi dirinya dan Xiao Lang dengan tatapan ingin membunuh. ‘Bai An, hati-hati!’ Xiao Lang mengeluarkan sebuah jurus ke arah Bai An untuk membuat Bai An terpental jauh sebab Xu Jun dengan sangat tiba-tiba, melesat ke arah Bai An dibarengi dengan seringai yang menyeramkan. Xiao Lang merinding sedikit ketakutan, Xu Jun bersikap tak wajar seolah itu bukanlah Xu Jun yang selama ini ia kenal. Meski demikian, Xiao Lang tak memiliki waktu untuk terkejut atau keheranan, sebab saat itu, setelah gagal menyerang Bai An, Xu Jun berbalik arah dan bergerak menyerang Xiao Lang. Bai An yang terpental segera berenang cepat mendekati Xiao Lang yang tengah bertahan menghadapi serangan Xu Jun. Pertempuran antara Xu Jun dan Xiao Lang terlihat amat timpang. Xiao Lang tak bisa mengimbangi serangan Xu Jun yang terbilang sangat cepat dan bertubi-tubi. ‘Di darat, kekuatan Xu Jun berada jauh
Pertarungan di kelompok Xiao Lang… Xu Jun mengamuk tanpa bisa dikendalikan, tak ada satu pun serangan dari Xu Jun yang meleset meski saat itu ia tengah bertempur di kedalaman lautan dan sekaligus melawan sosok sosok yang lebih kuat darinya. ‘Kurang ajar! Jika begini terus, kita akan tewas di tangan Xu Jun!’ pekik Bai An dalam batin. Pada awalnya, baik ia maupun Xiao Lang berhasil menghindari beberapa serangan dari Xu Jun. Tetapi, karena pertempuran itu berlokasi di dalam lautan, Xiao Lang dan Bai An mengalami kemerosotan kekuatan seiring dengan berjalannya waktu. ‘Bagaimana bisa dia tetap tak terpengaruh dengan tekanan dalam air sekuat ini?’ Xiao Lang membatin seraya memegangi lengannya yang berdarah akibat tebasan pedang Xu Jun. Mengayunkan pedang di dalam lautan setidaknya membutuhkan kekuatan beberapa kali lebih banyak ketimbang menebaskan pedang di udara. Ketepatan tebasan pedang di dalam air seharusnya juga tak sebaik ketepatan tebasan pedang di udara. Tetapi anehnya, semua huk
Zhou Fu mendekap tubuh Zhu Xuan yang tak sadarkan diri sembari mempercepat laju gerakannya untuk mendekati lokasi ke dua yang memancarkan sinyal bahaya. Di belakang Zhou Fu, tengah berenang dengan kecepatan tinggi dua pemuda Shamo yaitu Lin Fan dan Yu Wen. Dari tatapan bengis dua pemuda itu, Zhou Fu yakin jika Yu Wen dan Lin Fan telah berambisi membunuh dirinya dan Zhu Xuan. ‘Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka?’ Zhou Fu menerka-nerka seraya mengingat kejadian-kejadian yang telah terlewat secara beruntun ke belakang. Mulai dari ketika ia beserta para pemuda Shamo hendak menerjunkan diri ke laut, lalu mundur ketika ia mengobrol dan bercanda di kapal Guichuan, melakukan perjalanan menuju teluk, berburu montipora purba, hingga tibalah Zhou Fu pada ingatan paling ujung yaitu ketika ia mempraktikkan khasiat batu Feishi di depan Danau Merah. Bhuuummmm!!! Tubuh Zhou Fu terpental jauh tepat ketika Yu Wen dan Lin Fan menggabungkan kekuatan untuk menghentikan langkah Zhou Fu. ‘Bagaimana
Bai An telah kehilangan kesadaran ketika sekelebat bayangan merebut kembang api di tangannya. Pemuda itu memejamkan mata dengan perasaan bersalah sebab ia gagal melindungi Xiao Lang, sosok perempuan satu-satunya dalam misi itu. Xiao Lang adalah gadis yang diincar Chen Long untuk dinikahi, membiarkan Xiao Lang tewas sama saja Bai An juga telah mengukir kesedihan mendalam di hati Chen Long. ‘Tak mengapa jika aku mati dalam misi ini, tapi kumohon, Xiao Lang, hiduplah! Chen Long menantimu…’ batin Bai An dalam detik detik ia kehilangan kesadaran. Sementara itu, pertarungan antara Zhou Fu dengan Lin Fan dan Yu Wen nyatanya cukup menguras tenaga dan waktu. Meski Zhou Fu masih lebih unggul dalam pertempuran itu tetapi batinnya tak tenang. Zhou Fu memikirkan kelompok lain yang ditempeli oleh enam pemuda Shamo yang aneh. Enam nama itu antara lain adalah, Xu Jun, Lu Han, Hu Ge, Cai Xun, termasuk dua yang tengah bertarung dengannya kala itu, Lin Fan dan Yu Wen. ‘Rasakan ini!’ Zhou Fu mengirimka
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.