Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Penguasa Benua Timur: Chapter 251 - Chapter 260

794 Chapters

245 - Dugaan Shen Shen

“Mengerikan sekali!” gumam Zhou Fu setelah melahap satu potongan daging ayam. “Jadi, ada kemungkinan bahwa para pemburu permata induk yokomoya itu adalah pihak yang saling bermusuhan dengan Sang Kaisar di era mereka, begitu bukan?” Shen Shen mengangguk antusias. “Ya, bisa jadi sekelompok orang hebat itu juga saling bermusuhan satu dengan yang lainnya. Mereka keluar dari kandang setelah mendengar peristiwa penyerangan di wilayah kekuasaan Sang Kaisar!” “Luar biasa!” Zhou Fu meneguk segelas air putih. Ia merasa menjadi makhluk yang sangat kecil saat itu, di mana bumi ternyata menyimpan hal-hal besar di dalamnya sementara dia tak ubahnya sebutir debu di antara bongkahan batu besar. “Bagaimana bisa mereka mengetahui dengan cepat sesuatu yang terjadi di Caihong?” Zhou Fu bertanya pada pikirannya sendiri. “Sepertinya memang mereka-mereka itu adalah orang dengan kemampuan yang tak sewajarnya dimiliki oleh manusia. Sudahlah, jika kau mulai ragu dengan perjalanan ini, aku akan berusaha mener
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

246 - Jamuan Teh

Kapal Guichuan berlayar menghadap matahari dengan kecepatan yang terbilang lambat. Sebelum memulai perjalanan, Zhou Fu telah meminta pada awak kapal untuk tak terburu-buru melaju menuju ke negeri Shamo, sebab ia tak ingin tiba di tempat itu sebelum memahami situasi dengan lebih baik. Setidaknya, percakapannya dengan Shen Shen di pagi hari itu telah membuka banyak tabir gelap di depan mata. Tentang sosok pria berbalut kain putih itu, Zhou Fu dan Shen Shen meyakini jika pria itu kemungkinan besar adalah musuh Sang Kaisar. Atau, bisa ditarik kesimpulan sementara jika pria itu boleh jadi adalah pendekar yang hidup satu generasi dengan Sang Kaisar. “Meskipun dia adalah musuh Sang Kaisar, kita tak boleh serta merta menganggapnya sebagai sekutu!” ucap Zhou Fu yang saat itu sedang menikmati semilir angin di tepian kapal bersama Shen Shen. “Bisa saja, dia juga pihak yang mengincar nyawaku, mungkin, kebetulan saat itu dia belum mengetahui identitasku sebagai pembaca Shufashen.” Gadis yang ia
last updateLast Updated : 2021-09-25
Read more

247 - Kecapi dan Sebuah Lagu

Salah seorang yang tergabung dalam pesta teh itu, tampak berdiri dengan senyum menyeringai lebar. Anehnya, wajah orang tersebut masih sangat enak dipandang mata bahkan ketika ia tengah menyeringai sekali pun. “Ha ha ha! Apakah benar, anak itu sedang berlayar menuju ke sini?” “Ya, Nona Liu Bian, mereka sudah berada cukup dekat. Mungkin, dalam kurun waktu satu atau dua hari lagi mereka akan tiba di sini!” “Baiklah, siapkan penjamuan yang terbaik!” titah seorang perempuan cantik yang terlihat masih berusia dua puluh lima tahunan yang dipanggil dengan nama Nona Liu Bian tersebut. “Aku ingin kalian menyiapkan jamuan pesta teh yang manis untuk tamu kita!” perintah Liu Bian dengan melirik ke seluruh pengawal yang ada di ruang penjamuan teh. Para Pengawal membungkuk mengiyakan perintah Liu Bian yang tak biasa. Mereka pun pamit undur diri guna membuat ragam persiapan bagi tamu yang dianggap agung oleh seorang Liu Bian. Biasanya, sebagian besar kapal yang mendekat ke perairan Haidao akan sela
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

248 - Penguasa Ketiga

Lirik lagu dalam gulungan rahasia di Laut Luzon terdengar berulang kali dinyanyikan oleh sosok perempuan berambut putih berbaju merah dengan sulaman burung feniks. Perempuan tersebut memiliki kulit yang putih seputih rambutnya dengan bibir merekah merah semerah bajunya. Jari jemari lentik perempuan itu terlihat gemulai ketika memetik kecapi, menciptakan alunan lagu yang tentu saja sangat nyaman didengar telinga. “Apakah gulungan rahasia di laut Luzon itu sejatinya adalah sebuah lagu?” Zhou Fu memicingkan matanya sebentar, menyisir seluruh bagian paviliun terapung yang ada di depan matanya. Sejauh matanya memandang, ia tak menemukan seorang pun selain perempuan berbaju merah berambut putih tersebut. Alunan kecapi berhenti dimainkan, si perempuan berambut putih menyingkap rambutnya ke belakang dengan gerakan yang teramat gemulai lembut. Perempuan itu tersenyum menggunakan bibir ranumnya yang juga terlihat basah. Ia berdiri selagi matanya tak berhenti memandangi Zhou Fu yang berada di a
last updateLast Updated : 2021-10-01
Read more

249 - Sang Kaisar di Mata Liu Bian

“Penguasa Ketiga?!” Zhou Fu mengerutkan alis, ia sangat ingin berkomentar tentang Shen Shen yang meronta-ronta tetapi hal yang baru saja ditanyakan oleh Liu Bian nyatanya cukup membuat Zhou Fu penasaran. “Apa maksudmu?!” tanya Liu Bian dengan alis berkerut, sejenak Zhou Fu merasa sedikit aneh katika melihat alis Liu Bian yang juga berwarna putih pucat. Liu Bian memiliki sebentuk tubuh yang cukup asing di mata Zhou Fu. “Aku yang seharusnya bertanya, siapa yang Nona maksud sebagai Penguasa Ketiga? Dan mengapa Aliansi Sanzu harus merapat padanya?” Melihat obrolan yang sepertinya penting, Shen Shen berhenti meronta meski ia merasa dua telapak tangannya semakin keras mendorong bibirnya ke belakang. Gadis itu menarik napas perlahan untuk mengendalikan tubuhnya agar bisa lebih tenang. Sementara itu, Liu Bian memilih untuk menyesap tehnya, memejamkan mata sesaat lantas menarik napas dalam-dalam. “Jadi, kalian benar-benar tak berniat untuk merapat di barisan Penguasa Ketiga?! Dasar dungu! D
last updateLast Updated : 2021-10-01
Read more

250 - Maolin

“Maaf, Nona Liu, aku datang ke sini untuk minum teh. Bukan untuk menjawab interogasi.” Liu Bian memandangi kecapinya dengan sorot lembut tatkala mendengar pernyataan dari Zhou Fu. Meski tatapan matanya terlihat anggun, Zhou Fu bisa merasakan adanya getaran aura intimidasi yang pelan-pelan mulai menguar di udara. Tanpa saling permisi, kedua belah pihak sudah sama-sama mengerti jika keduanya akan segera saling menyerang. Bruk… “Shen Shen!” Zhou Fu menoleh ke arah Shen Shen yang tiba-tiba ambruk ke lantai dengan wajah memucat. “Dia biar saya yang mengurus. Kakak akan mendapat lebih banyak masalah jika tak meladeni Nona Liu Bian!” Tiba-tiba, gadis kecil yang mengantar undangan beberapa waktu lalu itu datang kembali dengan teramat tiba-tiba. Tak diketahui dari mana arah kedatangannya dan tak diketahui bagaimana bisa gadis itu mendadak telah duduk memeriksa tubuh Shen Shen. “Bocah terkutuk!” Liu Bian melotot ke arah Maolin, si gadis bertangan satu yang kelihatannya juga memiliki ilmu be
last updateLast Updated : 2021-10-03
Read more

251 - Tugas dari Penguasa Ketiga

Liu Bian menarik tubuh Zhou Fu untuk keluar dari Paviliun Terapung. Secara bersamaan, energi Liu Bian yang membuat paviliun terapung itu mengambang di lautan mendadak lepas. Suara gemuruh keras terdengar cukup nyaring tatkala Paviliun Terapung itu karam seolah baru saja dihantamkan dari udara. “Siapa bocah itu?!” Zhou Fu melihat satu titik yang bergerak menjauh dan semakin jauh. Titik itu adalah Maolin yang tengah berlari di atas lautan menuju ke sebuah pulau kecil di arah barat daya. Zhou Fu menjadi tak begitu khawatir akan keselamatan Shen Shen mengingat telinganya juga mendengar sendiri bahwa sosok yang disebut sebagai Penguasa Ketiga nyatanya juga tak mau berurusan dengan kalung Mutiara Setan. Bruuk!!! Karena terlalu lama memandangi Maolin yang membawa pergi Shen Shen, Zhou Fu tak sadar ia tengah dihempaskan ke sebuah daratan kecil di tengah lautan. Daratan itu terlalu sempit untuk disebut sebagai pulau, tetapi terlalu besar untuk disebut sebagai bongkahan batu besar di atas per
last updateLast Updated : 2021-10-03
Read more

252 - Dan Mengxue

“A… Apa? Nona Liu Bian adalah ayahmu?” Meski nyaris tak percaya dengan pengakuan dari Maolin, Zhou Fu mundur lagi beberapa langkah ke belakang seraya menggosok-gosok mulutnya menggunakan punggung tangan. “Lin’er! Tutup mulut busukmu itu!” jerit Liu Bian dengan dua kaki menghentak-hentak ke tanah. Jika beberapa waktu lalu Liu Bian bisa menghardik Maolin dan menyerang gadis kecil itu dengan senar kecapi, anehnya, saat itu Liu Bian justru tampak seperti balita yang merengek dan merajuk kepada ibunya. “Hei, Bocah kecil! Jawab pertanyaanku, apa benar bibirku baru saja ditempeli oleh bibir seorang pria?!” tanya Zhou Fu tak sabar. “Jika kau bertanya sebanyak seribu kali, aku juga akan menjawab sebanyak seribu kali dengan jawaban yang sama!” Maolin berucap tetapi tidak menatap pada Zhou Fu melainkan pada Liu Bian. Mata Maolin bersemu merah, rahangnya juga mengeras tatkala melihat gelagat aneh dari Liu Bian. “Selamanya aku tak sudi memanggilmu ibu! Kau adalah ayahku dan selamanya akan menjad
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

253 - Istana Maolin

Perjalanan menuju ke istana yang disebut Maolin hanya memakan waktu sekitar tiga puluh menit. Selama di perjalanan tersebut, Zhou Fu sama sekali tak bersuara. Kepalanya dipenuhi akan dua hal, yang pertama adalah penasaran akan apa yang disebut dengan Perang Dunia, sementara yang kedua adalah yang paling membuatnya kesal, yaitu kenangan akan kecupan bibir Liu Bian selalu menghantui kepalanya. “Ayah, jika ayah masih seperti ini, aku berjanji akan memotong pen*s ayah ketika ayah tidur!” hardik Maolin saat melihat Liu Bian yang berkali-kali merengek dan mengancam akan bunuh diri. “Sebelum kau melakukan itu, kupastikan aku sudah mencongkel jantungku sendiri! Sudah kubilang aku mau jadi Liu Bian saja! Apa salahnya menjadi Liu Bian?!!!” teriak Liu Bian seraya menghantam-hantamkan kepalan tangannya ke pelipis, membuat ruam merah di kulit wajahnya yang putih mulus. “Jadi benar, Liu Bian adalah laki-laki?!” Zhou Fu menelan ludah dengan kesal. Salah seorang pengawal yang berdiri satu langkah d
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

254 - Pidato Sang Penguasa

Tibalah Zhou Fu di aula istana Maolin, tempat tersebut terasa sedikit lembab dengan penerangan yang sedikit temaram. Lebih tepatnya, aula istana Maolin justru lebih menyerupai penjara bawah tanah yang ada di teluk Yin Mimi dan sama sekali tak pantas jika disebut sebagai istana. Terlepas dari ruangannya yang temaram dan tak nyaman, ada hal lain yang membuat Zhou Fu sedikit gelisah. Sepanjang matanya menyisir ke aula istana, ia tak melihat sosok Shen Shen di tempat tersebut. Menanggapi keheranan dari Zhou Fu, Maolin segera memberi tahu jika Shen Shen saat itu sedang dijamu dengan cukup baik di aula Liu Bian yang berada tak jauh dari istana Maolin. “Dia sedang berpesta teh bersama dengan teman-teman ayahku! Tak perlu khawatir, kami bukan orang bodoh sehingga membuat masalah dengan gadis berkalung terkutuk seperti dia!” ucap Maolin pada Zhou Fu yang celingukan menyisir aula. “Pesta teh? Aku ingin ikut…” rengek Liu Bian pada Maolin tetapi Maolin justru memelototinya. Sejenak, Zhou Fu bis
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
80
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status