Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / Bab 241 - Bab 250

Semua Bab Penguasa Benua Timur: Bab 241 - Bab 250

794 Bab

235- Ketukan Pintu

“Apa? Bertemu dengan penyerap Permata Induk Yokomoya? Siapa?!” Zhou Fu sudah sedikit merasa mabuk, tapi berita yang baru saja diucapkan oleh Panglima Yeongjo seolah membuat seluruh kesadarannya kembali utuh. “Kalimatnya hanya berbunyi seperti itu!” jawab Panglima Yeongjo dengan masih mencoba membaca baris-baris berikutnya. Ia membutuhkan konsentrasi ekstra sebab sepertinya kalimat-kalimat tersebut dicatat dengan sangat terburu-buru. Mungkin karena Patriark Yuan Kai meracau dengan berganti-ganti topik. “Ah, ini ada lanjutannya. Zhou Fu akan menyadari siapa penyerap permata Induk Yokomoya itu, jika Zhou Fu bertemu lagi dengannya!” ucap Panglima Yeongjo begitu berhasil menerjemahkan coretan-coretan tak rapi dari tabib istana. “Berarti aku harus mengingat kembali pendekar-pendekar hebat yang pernah kutemui,” gumam Zhou Fu seraya mengangguk-angukkan kepala mengerti. “Tunggu! Jangan-jangan orang itu adalah Sang Kaisar sendiri? Sial, jika iya, tentu itu akan sangat merepotkan!” “Tunggu!”
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-20
Baca selengkapnya

236 - Berpamitan

Braakk!!! “Bajingan! Mengapa Kau masih ada di sini?!” Panglima Yeongjo dan Zhou Fu terperanjat kaget dengan kedatangan Patriark Yuan Kai yang menunjukkan kemarahan besar. “Hei, aku tak melarangmu marah, tapi, apa untungmu merusakkan pintu ruanganku?!” Panglima Yeongjo geram lantas berdiri hendak mengirimkan satu pukulan ke arah Patriark Yuan Kai. Buuggg!! “Kurang ajar! Kau justru mabuk-mabukan di saat-saat yang seperti ini?” Dengan sangat mudah Patriark Yuan Kai menghindari pukulan dari Panglima Yeongjo, pria itu lantas mendekati Zhou Fu dan memukul remaja tersebut sekuat yang ia bisa. “Paman, apakah paman sudah sembuh?” Zhou Fu terpental dan ambruk ke belakang, tetapi sepertinya remaja itu tak punya waktu untuk marah atas pukulan yang ia terima. Ia lebih tertarik untuk mengetahui apakah pamannya telah benar-benar sembuh atau belum. “Apa gunanya aku sembuh jika Kau masih berada di sini?” Patriark Yuan Kai maju kembali dan mencengkeram pakaian Zhou Fu, ia seolah ingin melampiaska
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-22
Baca selengkapnya

237 - Mendarat di Padang Rumput

Perjalanan di lorong dimensi telah dimulai kembali. Patriark Yuan Kai memegang erat pundak Zhou Fu agar tubuh mereka tak terpisah lagi seperti pengalaman pertama mereka ketika memasuki negeri Yeongsan. “Sepertinya kita harus menunda kepergian kita ke Markas Yianju,” ucap Patriark Yuan Kai menggunakan ZhijuMoya sebab di lorong dimensi, seorang manusia dipastikan tak bisa bercakap-cakap menggunakan mulut mereka sendiri. “Tidak. Kuharap semua dugaan Paman salah semua! Kita akan segera mejelajah negeri Shamo, menemukan Markas Yianju dan berburu nyawa Sang Kaisar!” “Cih! Jangan terlalu berharap karena pangkal dari kesedihan adalah menggam harapan!” seru Patriark Yuan Kai sebagaimana ia sudah lebih berpengalaman dengan harapan yang tak sesuai kenyataan. Zhou Fu tak menyahut peringatan dari Patriark Yuan Kai. Ia memilih untuk mengulik ingatannya tentang ragam ucapan aneh yang dikatakan oleh Patriark Yuan Kai selama pria itu terkena pengaruh permata induk ZhijuMoya. ‘Jika pendekar Wang Yu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-22
Baca selengkapnya

238 - Dunia Pararel

“Memangnya, berapa lama kalian berada di dunia asing itu?” Xu Xiaofei bertanya penasaran. “Saya kira, sepertinya hampir satu tahun, Senior Xu!” jawab Patriark Yuan Kai dengan jari-jari seperti sedang menghitung sesuatu. “Apa? Aneh sekali! Ini tidak wajar!” Wang Yuji mengerutkan alis tak percaya. “Ah… Apa pun itu, syukurlah Kau baik-baik saja!” ujar Zhou Fu seraya mendekati Shen shen dan menepuk-nepuk kepala gadis itu yang kini seperti jauh lebih pendek dari dirinya. “Gawat! Selisih waktu yang terjadi di sini dan di dunia lain cukup singkat, itu artinya, ada perubahan besar dalam tatanan dunia pararel!” Wang Yuji berujar serius pada Xu Xiaofei. “Fu’er, kau pergilah ke api unggun, laporkan semua temuanmu pada Rubah Perak sementara aku dan Senior Xu akan berdiskusi bersama Pendekar Yuan!” “Baik, Tuan Wang! Saya akan mendatangi kakek!” jawab Zhou Fu mengangguk mengiyakan perintah Wang Yuji. Dari keseriusan yang ditampilkan oleh Wang Yuji, sepertinya memang ada hal penting yang harus m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-22
Baca selengkapnya

239 - Berpasang-Pasangan

Wang Yuji telah menarik beberapa kesimpulan tentang laporan-laporan yang diberikan oleh Patriark Yuan Kai. Kehidupan di masing-masing dunia berotasi pada porosnya sendiri-sendiri, suatu ketidaknormalan yang terjadi di satu belahan kehidupan akan berdampak pada dunia pararel secara keseluruhan. Selisih waktu antara belahan bumi di Benua Timur seharusnya tak terlalu mencolok dengan dunia asing di negeri Yeongsan. Sementara, kejadian yang dialami oleh Patriark Yuan Kai dan Zhou Fu benar-benar menunjukkan jika ada selisih waktu yang cukup jauh di antara keduanya. “Sebenarnya, perjalanan melintasi dunia pararel memang bisa memicu ketidakseimbangan kehidupan. Tetapi, jika yang melakukan perjalanan lintas dunia hanya segelintir orang saja, itu tak akan berpengaruh besar,” tutur Wang Yuji pada rapat di dini hari yang saat itu melibatkan Zhou Fu dan Li Xian. “Bisa diperjelas apa maksudnya, Tuan Wang?” Zhou Fu bertanya. “Ada sekelompok pendekar-pendekar yang tengah lalu lalang melakukan perj
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-22
Baca selengkapnya

240 - Dua Kapal

Dalam rapat tertutup yang dilakukan di dini hari itu, Li Xian sengaja tidak diberi tugas untuk mengawal siapa pun sebab pria itu masih menggantungkan hidupnya pada sumber daya Gingseng Api yang hanya hidup di pulau Huizhuan. Sebagai gantinya, Li Xian diminta untuk membocorkan titik lokasi kemunculan Pulau Huizhuan di enam bulan ke depan. Tempat tersebut akan menjadi pertemuan berikutnya, anggota elit aliansi Sanzu yang saat itu akan berpencar dan berkelana jauh. “Berjuanglah untuk saling menepati janji!” Xu Xiaofei berseru di akhir ceramahnya. “Aku ingin kita bertemu kembali secara lengkap enam bulan lagi di pulau Huizhuan. Mengerti?” “Mengerti!” “Baik, apakah ada yang ingin bertanya sesuatu?” Xu Xiaofei bertanya pada para anggota elit aliansi Sanzu. “Maaf, Senior!” Zhou Fu mengangkat tangannya. “Saya kira, saya membutuhkan dua kapal sekaligus. Satu kapal setara dengan kapal induk perang, dan satu lagi kapal sedang yang biasa digunakan untuk perjalanan pelayaran para bangsawan.” “
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-24
Baca selengkapnya

241 - Mengunjungi Teman Lama

Hawa di markas militer teluk Yin Mimi terasa begitu anyir sebab bau darah masih menguar cukup kuat di udara. Meski bau anyir darah sedang menyelimuti seluruh atmosfer di kawasan Teluk Yin Mimi, sebagaian besar pasukan perang dari aliansi Sanzu tengah tidur terlelap setelah berpesta merayakan kemenangan di malam sebelumnya. Di saat yang lain masih terlelap tidur, terlihat, di sisi pelabuhan teluk Yin Mimi, Zhou Fu dan Shen Shen tengah berjalan dengan diikuti oleh beberapa pendekar di belakang mereka. Semua orang menampakkan ekspresi yang cukup serius ketika hendak melepas kepergian Zhou Fu dan Shen Shen. Tetapi tidak dengan Shen Shen. Alih-alih merasa khawatir karena akan berkelana jauh, Shen Shen justru tak bisa berhenti menahan senyum. ‘Akhirnya! Setelah sekian lama kami tak berlayar bersama, saat-saat seperti ini datang juga!’ batin Shen Shen dengan hati riang. “Pura-puralah serius atau khawatir! Kau tahu, wajahmu terlihat seperti sedang menahan buang air!” bisik Zhou Fu seraya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-24
Baca selengkapnya

242 - Enam Bulan Lagi

Zhou Fu mengangguk menanggapi bisikan dari Wang Yuji. Seingatnya, Wang Yuji memang memegang kunci penting atas karamnya daratan besar yang saat ini disebut sebagai peradaban yang tenggelam. Tentu saja, itu artinya pengetahuan Wang Yuji tentang Laut Luzon memang mendalam. “Baik, kami tidak akan mendekati Laut Luzon. Terima kasih atas peringatan yang Tuan Wang berikan!” Zhou Fu mengangguk lantas menggandeng Shen Shen untuk segera menaiki kapal Guichuan. “Bagus! Selamat bersenang-senang di alam bebas! Ingat, enam bulan lagi di tempat yang sudah kita tentukan!” Wang Yuji menepuk-nepuk pundak Zhou Fu untuk yang terakhir kalinya. Zhou Fu mengangguk, ia lantas menoleh ke arah orang-orang yang mengiringi kepergiannya. Yang Zi, Zhao Yunlei, Xu Xiaofei, Patriark Yuan Kai, dan beberapa senior dari aliansi Sanzu yang tak dikenal namanya. “Yang Zi, ingat, aku hanya memiliki satu adik. Jadi, jangan mati! Mengerti?!” Shen Shen melambai-lambaikan tangannya pada Yang Zi dan juga pada para pengiring
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-24
Baca selengkapnya

243 - Perjalanan Menuju Ke Shamo

Beberapa saat sebelum menaiki kapal Guichuan, Zhou Fu telah diajak berkeliling oleh Xu Xiaofei untuk memilih kapal induk perang yang dikehendaki Zhou Fu. Saat itu, Zhou Fu memilih satu kapal dengan ukuran yang paling besar diantara yang lainnya. Setelah menentukan pilihan, tanpa banyak bicara, Zhou Fu lekas-lekas memasukkan kapal tersebut ke dalam telapak tangannya. “Aku telah hidup selama ratusan tahun dan baru kali ini melihat suatu hal yang ajaib seperti itu!” gumam Xu Xiaofei saat itu. “Jika Senior Xu sempat berkunjung ke negeri Yeongsan, Senior akan menemukan banyak keajaiban di tempat tersebut,” gumam Zhou Fu yang lantas memberitahukan pada Xu Xiaofei bahwa ia dan Patriark Yuan Kai telah mengalami kematian dan ditolong oleh Roh Suci penjaga negeri Yeongsan. “Fu’er!!! Harta kita masih utuh! Lihat kemari!” teriak Shen Shen yang membuyarkan lamunan Zhou Fu. “Tidak! Aku masih ingin memandangi wajah orang-orang di sana! Melihat jarak kita yang semakin jauh begini, dadaku seperti s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-24
Baca selengkapnya

244 - Fakta Era Kekacauan

Tuk Tuk Tuk!!! Zhou Fu mendekat dan memukulkan dengan pelan buku kecil di tangannya ke kepala Shen Shen. Gadis itu pun mengaduh dan protes keras, tetapi Zhou Fu tak menggubris. “Paman Yuan mengatakan, perempuan selalu menarik ketika mereka belum dinikahi! Kenyataannya, Kau bahkan tidak menarik meski kita ini tidak sedang menikah!” celetuk Zhou Fu yang lantas memberikan satu jitakan terakhir di kepala Shen Shen. “Cih! Kau akan menjilat ludahmu sendiri, bocah ingusan tak tahu diri!” Shen Shen pun kemudian mengambil buku kecil dan pena yang diberikan Zhou Fu. Ia kembali memasang wajah serius dan meminta Zhou Fu untuk menceritakan banyak hal yang terjadi di negeri Yeongsan. “Menurut cerita yang kau tuturkan itu, kurasa, Sang Kaisar bisa jadi bermusuhan dengan para pemburu permata Induk Yokomoya!” celetuk Shen Shen setelah beberapa saat terdiam. “Lanjutkan ceramahmu, aku akan mendengarkannya sambil makan!” jawab Zhou Fu dengan posisi masih melahap makan paginya. Tentu saja itu adalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
80
DMCA.com Protection Status