Zhou Fu mengangguk menanggapi bisikan dari Wang Yuji. Seingatnya, Wang Yuji memang memegang kunci penting atas karamnya daratan besar yang saat ini disebut sebagai peradaban yang tenggelam. Tentu saja, itu artinya pengetahuan Wang Yuji tentang Laut Luzon memang mendalam. “Baik, kami tidak akan mendekati Laut Luzon. Terima kasih atas peringatan yang Tuan Wang berikan!” Zhou Fu mengangguk lantas menggandeng Shen Shen untuk segera menaiki kapal Guichuan. “Bagus! Selamat bersenang-senang di alam bebas! Ingat, enam bulan lagi di tempat yang sudah kita tentukan!” Wang Yuji menepuk-nepuk pundak Zhou Fu untuk yang terakhir kalinya. Zhou Fu mengangguk, ia lantas menoleh ke arah orang-orang yang mengiringi kepergiannya. Yang Zi, Zhao Yunlei, Xu Xiaofei, Patriark Yuan Kai, dan beberapa senior dari aliansi Sanzu yang tak dikenal namanya. “Yang Zi, ingat, aku hanya memiliki satu adik. Jadi, jangan mati! Mengerti?!” Shen Shen melambai-lambaikan tangannya pada Yang Zi dan juga pada para pengiring
Beberapa saat sebelum menaiki kapal Guichuan, Zhou Fu telah diajak berkeliling oleh Xu Xiaofei untuk memilih kapal induk perang yang dikehendaki Zhou Fu. Saat itu, Zhou Fu memilih satu kapal dengan ukuran yang paling besar diantara yang lainnya. Setelah menentukan pilihan, tanpa banyak bicara, Zhou Fu lekas-lekas memasukkan kapal tersebut ke dalam telapak tangannya. “Aku telah hidup selama ratusan tahun dan baru kali ini melihat suatu hal yang ajaib seperti itu!” gumam Xu Xiaofei saat itu. “Jika Senior Xu sempat berkunjung ke negeri Yeongsan, Senior akan menemukan banyak keajaiban di tempat tersebut,” gumam Zhou Fu yang lantas memberitahukan pada Xu Xiaofei bahwa ia dan Patriark Yuan Kai telah mengalami kematian dan ditolong oleh Roh Suci penjaga negeri Yeongsan. “Fu’er!!! Harta kita masih utuh! Lihat kemari!” teriak Shen Shen yang membuyarkan lamunan Zhou Fu. “Tidak! Aku masih ingin memandangi wajah orang-orang di sana! Melihat jarak kita yang semakin jauh begini, dadaku seperti s
Tuk Tuk Tuk!!! Zhou Fu mendekat dan memukulkan dengan pelan buku kecil di tangannya ke kepala Shen Shen. Gadis itu pun mengaduh dan protes keras, tetapi Zhou Fu tak menggubris. “Paman Yuan mengatakan, perempuan selalu menarik ketika mereka belum dinikahi! Kenyataannya, Kau bahkan tidak menarik meski kita ini tidak sedang menikah!” celetuk Zhou Fu yang lantas memberikan satu jitakan terakhir di kepala Shen Shen. “Cih! Kau akan menjilat ludahmu sendiri, bocah ingusan tak tahu diri!” Shen Shen pun kemudian mengambil buku kecil dan pena yang diberikan Zhou Fu. Ia kembali memasang wajah serius dan meminta Zhou Fu untuk menceritakan banyak hal yang terjadi di negeri Yeongsan. “Menurut cerita yang kau tuturkan itu, kurasa, Sang Kaisar bisa jadi bermusuhan dengan para pemburu permata Induk Yokomoya!” celetuk Shen Shen setelah beberapa saat terdiam. “Lanjutkan ceramahmu, aku akan mendengarkannya sambil makan!” jawab Zhou Fu dengan posisi masih melahap makan paginya. Tentu saja itu adalah
“Mengerikan sekali!” gumam Zhou Fu setelah melahap satu potongan daging ayam. “Jadi, ada kemungkinan bahwa para pemburu permata induk yokomoya itu adalah pihak yang saling bermusuhan dengan Sang Kaisar di era mereka, begitu bukan?” Shen Shen mengangguk antusias. “Ya, bisa jadi sekelompok orang hebat itu juga saling bermusuhan satu dengan yang lainnya. Mereka keluar dari kandang setelah mendengar peristiwa penyerangan di wilayah kekuasaan Sang Kaisar!” “Luar biasa!” Zhou Fu meneguk segelas air putih. Ia merasa menjadi makhluk yang sangat kecil saat itu, di mana bumi ternyata menyimpan hal-hal besar di dalamnya sementara dia tak ubahnya sebutir debu di antara bongkahan batu besar. “Bagaimana bisa mereka mengetahui dengan cepat sesuatu yang terjadi di Caihong?” Zhou Fu bertanya pada pikirannya sendiri. “Sepertinya memang mereka-mereka itu adalah orang dengan kemampuan yang tak sewajarnya dimiliki oleh manusia. Sudahlah, jika kau mulai ragu dengan perjalanan ini, aku akan berusaha mener
Kapal Guichuan berlayar menghadap matahari dengan kecepatan yang terbilang lambat. Sebelum memulai perjalanan, Zhou Fu telah meminta pada awak kapal untuk tak terburu-buru melaju menuju ke negeri Shamo, sebab ia tak ingin tiba di tempat itu sebelum memahami situasi dengan lebih baik. Setidaknya, percakapannya dengan Shen Shen di pagi hari itu telah membuka banyak tabir gelap di depan mata. Tentang sosok pria berbalut kain putih itu, Zhou Fu dan Shen Shen meyakini jika pria itu kemungkinan besar adalah musuh Sang Kaisar. Atau, bisa ditarik kesimpulan sementara jika pria itu boleh jadi adalah pendekar yang hidup satu generasi dengan Sang Kaisar. “Meskipun dia adalah musuh Sang Kaisar, kita tak boleh serta merta menganggapnya sebagai sekutu!” ucap Zhou Fu yang saat itu sedang menikmati semilir angin di tepian kapal bersama Shen Shen. “Bisa saja, dia juga pihak yang mengincar nyawaku, mungkin, kebetulan saat itu dia belum mengetahui identitasku sebagai pembaca Shufashen.” Gadis yang ia
Salah seorang yang tergabung dalam pesta teh itu, tampak berdiri dengan senyum menyeringai lebar. Anehnya, wajah orang tersebut masih sangat enak dipandang mata bahkan ketika ia tengah menyeringai sekali pun. “Ha ha ha! Apakah benar, anak itu sedang berlayar menuju ke sini?” “Ya, Nona Liu Bian, mereka sudah berada cukup dekat. Mungkin, dalam kurun waktu satu atau dua hari lagi mereka akan tiba di sini!” “Baiklah, siapkan penjamuan yang terbaik!” titah seorang perempuan cantik yang terlihat masih berusia dua puluh lima tahunan yang dipanggil dengan nama Nona Liu Bian tersebut. “Aku ingin kalian menyiapkan jamuan pesta teh yang manis untuk tamu kita!” perintah Liu Bian dengan melirik ke seluruh pengawal yang ada di ruang penjamuan teh. Para Pengawal membungkuk mengiyakan perintah Liu Bian yang tak biasa. Mereka pun pamit undur diri guna membuat ragam persiapan bagi tamu yang dianggap agung oleh seorang Liu Bian. Biasanya, sebagian besar kapal yang mendekat ke perairan Haidao akan sela
Lirik lagu dalam gulungan rahasia di Laut Luzon terdengar berulang kali dinyanyikan oleh sosok perempuan berambut putih berbaju merah dengan sulaman burung feniks. Perempuan tersebut memiliki kulit yang putih seputih rambutnya dengan bibir merekah merah semerah bajunya. Jari jemari lentik perempuan itu terlihat gemulai ketika memetik kecapi, menciptakan alunan lagu yang tentu saja sangat nyaman didengar telinga. “Apakah gulungan rahasia di laut Luzon itu sejatinya adalah sebuah lagu?” Zhou Fu memicingkan matanya sebentar, menyisir seluruh bagian paviliun terapung yang ada di depan matanya. Sejauh matanya memandang, ia tak menemukan seorang pun selain perempuan berbaju merah berambut putih tersebut. Alunan kecapi berhenti dimainkan, si perempuan berambut putih menyingkap rambutnya ke belakang dengan gerakan yang teramat gemulai lembut. Perempuan itu tersenyum menggunakan bibir ranumnya yang juga terlihat basah. Ia berdiri selagi matanya tak berhenti memandangi Zhou Fu yang berada di a
“Penguasa Ketiga?!” Zhou Fu mengerutkan alis, ia sangat ingin berkomentar tentang Shen Shen yang meronta-ronta tetapi hal yang baru saja ditanyakan oleh Liu Bian nyatanya cukup membuat Zhou Fu penasaran. “Apa maksudmu?!” tanya Liu Bian dengan alis berkerut, sejenak Zhou Fu merasa sedikit aneh katika melihat alis Liu Bian yang juga berwarna putih pucat. Liu Bian memiliki sebentuk tubuh yang cukup asing di mata Zhou Fu. “Aku yang seharusnya bertanya, siapa yang Nona maksud sebagai Penguasa Ketiga? Dan mengapa Aliansi Sanzu harus merapat padanya?” Melihat obrolan yang sepertinya penting, Shen Shen berhenti meronta meski ia merasa dua telapak tangannya semakin keras mendorong bibirnya ke belakang. Gadis itu menarik napas perlahan untuk mengendalikan tubuhnya agar bisa lebih tenang. Sementara itu, Liu Bian memilih untuk menyesap tehnya, memejamkan mata sesaat lantas menarik napas dalam-dalam. “Jadi, kalian benar-benar tak berniat untuk merapat di barisan Penguasa Ketiga?! Dasar dungu! D
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.