Home / CEO / My Bitchy Lady / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of My Bitchy Lady: Chapter 31 - Chapter 40

56 Chapters

Bab 31 : Kejutkan Aku

Levi tahu Gita melirik ke arahnya untuk meminta pertolongan, tapi Tuan Baron Lee meminta Gita yang maju bukan dia, jadi apa yang harus dia lakukan sekarang. Levi tetap memberanikan diri maju ke depan, dia menunduk memperlihatkan hormat kepada Tuan Baron Lee juga kepada para petinggi yang ada di ruangan itu. “Tuan Baron Lee maaf, tapi apakah sebagai pengajar Putri Gita saya boleh bantu mewakilkan? Ada beberapa solusi yang ingin saya sampaikan.” “Pak Levi? Hmm jadi kamu sudah punya solusinya? Okay kalau begitu silahkan, kamu boleh mewakili Putri Gita.” Beberapa petinggi yang di sana saling berbisik satu sama lain, mereka mempertanyakan tentang kapabilitas pria itu. Siapa dia? Dia bukan siapa-siapa di tempat ini. Mengapa Tuan Baron Lee membiarkan pria itu membuat lelucon di rapat sepenting ini. “Selamat siang semuanya, perkenalkan nama saya Levi. Saat i
Read more

Bab 32 : Liburan Mewah

“Kyaaaaaaaaa, hahahaha senangnya bisa berlibur bebas hari ini.” Gita saat ini sedang berada di kapal boat mewah di tengah lautan pulau seribu bersama Levi. Dia membiarkan tangannya ke atas melayang mengikuti arah angin. Saat ini dia sedang terbang melayang bersama Levi di udara dengan menggunakan parasailing. Di depan roda kemudi kapal boat ada Willy dan Tommy yang sedang bertugas mengendalikan kapal, sedangkan Billy dan Johan mereka berjaga di resort Paradise Land. Levi tersenyum ke arahnya, Gita terlihat sangat cantik, dia tidak tahu kalau gadis ini benar-benar sudah memikat hatinya. Levi selalu suka melihat Gita saat dia sedang tertawa bebas. Sekarang Willy sudah mulai memainkan kecepatan kapal boat hingga parasailing yang sedang dikendarai oleh Gita dan Levi mulai bergerak turun mendekati permukaan laut. Rasanya senang dan cukup menakutkan, Gita terus berteriak-te
Read more

Bab 33 : Malam Pertama

Gita melompat ke arah pria itu, dia mencium bibir Levi dengan seluruh perasaan romantis yang selalu dia rasakan ketika sedang berada di dekat pria ini. Dia ingin mencumbu pria itu hingga tidak ada lagi logika di antara mereka berdua, dia ingin membebaskan malam yang indah ini dengan gairah dan desahan di antar dua insan yang saling beradu kasih. Gita tidak ingin Levi menahan diri lagi, dia mengarahkan pria itu untuk meremas-remas buah dadanya yang saat ini hanya mengenakan sehelai baju tipis tanpa bra. Levi meremas buah dada gadis itu dengan ganas, saking besarnya bahkan tangannya cukup kesulitan untuk bisa memegang seluruh bagian buah dadanya. Gita pun mencumbu kembali bibir pria itu dengan bergairah sambil menikmati sentuhan dan remasan di buah dadanya. Gita mendesah setiap kali pria itu memelintir dan memainkan jari jemarinya di bulatan kecil buah dadanya. Bulatan kecil itu se
Read more

Bab 34 : Kenikmatan Duniawi

Levi mengikuti permintaan Gita, dia mengarahkan batang miliknya untuk masuk ke dalam lubang kenikmatan milik gadis itu. Setelah yakin sudah berada pada posisi yang tepat, Levi mendorong batangnya secara perlahan, memastikan gadis itu bisa menikmatinya. Baru saja batang itu hendak masuk, Gita sudah terlihat meringis kesakitan, dia meremas tangan kiri Levi. Levi berdiam diri sejenak. Dia tidak yakin apa yang sebenarnya sudah terjadi, apakah batang itu menyakitinya. Baru saja dia berpikir seperti itu, Gita memintanya untuk memasukan lagi batang itu lebih dalam. “Gita, apakah kamu yakin?” Gita kembali meremas tangan Levi, dia mengangguk, meminta pria itu untuk melanjutkan. Levi mulai menekan kembali batang miliknya sambil tetap memperhatikan reaksi gadis itu. Saat batang itu masuk lebih dalam, Gita langsung meremas tangan Levi, ju
Read more

Bab 35 : Tidak Terduga

Suara bel kembali berdering nyaring, meminta penghuni kamar untuk segera membukakan pintu. Levi tidak tahu siapa orang yang datang mengunjungi kamarnya sepagi ini, tapi dia harus ke sana dan melihat sendiri siapa orang itu. Levi mengintip dari lubang pintu. Dari lubang itu, dia melihat ada seorang pria berumur 60 tahunan mengenakan baju resmi resort, berdiri di depan pintu kamarnya. “Pak Alvin,” ucap Levi pelan. Levi mengingat siapa pria ini, dia adalah Pak Alvin kepala pelayan yang sangat dipercaya oleh Tuan Baron Lee. Tapi untuk apa dia ke tempat ini? Levi melihat ke sekeliling, baju tidur Gita berada di dekat kakinya. Dia segera mengambil baju itu dan melemparnya ke dalam kamar mandi. “Gita,” teriak pelan pria itu memanggil namanya. Gita berjalan cepat menghampiri Levi. “Apa?”
Read more

Bab 36 : Tugas Baru

Pak Alvin terus memperhatikan celana dalam hitam berenda milik Gita. Levi bergerak cepat ke arah Pak Alvin, dia datang untuk mengambil celana itu.   “Maaf Pak Alvin tapi tolong jangan dilihat lagi, celana dalam itu milik saya.”   “Ah maafkan saya, saya tidak tahu kalau Pak Levi punya hobi seperti ini. Tentu saja saya akan mengembalikannya Pak.”   Levi mengambil celana dalam itu dari Pak Alvin, melipatnya dengan cepat dan menaruh celana itu di dalam lemari nakas yang ada di dekat ranjang.   “Tenang Pak Levi, Bapak tidak perlu malu seperti itu. Saya tahu kalau pria muda seperti Bapak pasti punya hasrat seksual yang tinggi, apalagi saat kita harus bekerja jauh dari keluarga. Apakah itu milik Istri Pak Levi?”   “Maaf Pak Alvin, tapi sebenarnya sampai saat ini saya belum berkeluarga. Saya tidak punya Istri.”   “Jadi, maksud Pak Levi, celana dalam itu bukan milik i
Read more

Bab 37 : Provinsi Hunan

Setelah perjalanan panjang dengan menggunakan pesawat terbang, Levi dan Gita akhirnya sampai di wilayah Gunung Tianmen. Di sana orang-orang di sekitar menggunakan bahasa mandarin yang tidak Levi mengerti, bahkan beberapa petunjuk yang ada di bandara pun lebih banyak menggunakan huruf kanji. Beruntung Gita memiliki kemampuan menggunakan 5 bahasa asing, dia bisa membaca dan berbicara menggunakan bahasa mandarin. Saat mereka baru saja keluar dari pintu gerbang bandara, seorang gadis cantik berumur 25 tahun sudah datang menyambut kedatangan Gita dan Levi dari Indonesia. Dia adalah nona Mei Li, sekretaris pribadi Tuan Dylan Wang. Selain cantik seperti bintang film hongkong, Mei Li juga terlihat seksi saat dia menggunakan pakaian traditional Cina yang memperlihatkan belahan pahanya. “Selamat pagi,” sapa Mei Li dengan menggunakan bahasa Inggris. “Selamat datang di Tianmen. Perkenalkan nama
Read more

Bab 38 : Hujan Badai

Suara kehebohan yang terjadi di sekitar meja Levi membuat Gita melirik ke arah mereka berdua.   “Tenang saja,” ujar Dylan Wang menenangkan Gita. “Mei Li pasti bisa membantunya.”   Gita mengikuti kata-kata Dylan, dia membiarkan Levi di urus oleh Mei Li.   “Oh ya boleh saya tahu siapa pria itu?”   “Dia adalah guru pribadi saya yang dipekerjakan oleh Kakek,” jawab Gita menjelaskan.   “Sepertinya dia sudah cukup berumur, apakah dia sudah berkeluarga?”   “Belum, tapi dia memang ahli dalam hal manajemen keuangan, saya belajar banyak darinya.”   “Menarik, kalau begitu di lain kesempatan kamu juga bisa belajar dengan saya, saya senang bisa mengajarkan kamu beberapa tips dan pengalaman saya dalam mengelola bisnis resort ini.”   Gita tersenyum kepadanya. “Tentu saja, saya menunggu hari itu.”   Dylan tertawa
Read more

Bab 39 : Mencari Sebuah Kehangatan

Hujan badai yang lebat menyulitkan Levi untuk melihat jalan. Dia hanya bisa terus berjalan menuju arah tebing gunung yang dipanjat oleh Gita dan Dylan sebelumnya. Apa yang harus dia lakukan di tengah hujan badai seperti ini, apakah mungkin dia bisa menemukan Gita? “Levii,” terdengar suara teriakan samar-samar dari belakang. Levi tahu itu pasti suara Mei Li yang sedang mengejar dirinya, tapi dia tidak ingin dihentikan, dia harus mencari cara untuk menyusul Gita. “Levi hentikan, dengarkan saya.” Mei Li terus memaksa Levi untuk menunggu dan mendengarkannya. Levi menahan langkahnya, dia menoleh ke belakang, melihat wanita itu sedang berlari ke arahnya. “Tunggu Levi, dengarkan saya. Kamu tidak mungkin bisa menyusul mereka berdua kalau terburu-buru seperti ini.” “Jadi apa yang bisa
Read more

Bab 40 : Biarkan Semuanya Terjadi

Gita mulai melepaskan pakaiannya satu per satu, hingga menyisakan pakaian dalamnya saja. Dylan sudah beberapa kali menelan ludah saat melihat kemolekan tubuh gadis ini. Di balik sinar cahaya merah perapian, Gita terlihat sangat sensual dan eksotis. Tubuhnya memang sangat sempurna, dengan lekuk pinggul yang seksi, pinggang yang langsing, Gita juga memiliki bulatan indah sempurna pada buah dadanya yang menggoda mata pria. Gita meminta Dylan untuk tidak terus melirik ke arahnya. Dylan yang sejak tadi sudah lupa diri, mulai sadar kalau apa yang dia lakukan tadi itu tidak sopan. Bagaimanapun Gita adalah cucu dari Tuan Baron Lee yang merupakan sahabat baik dari ayahnya. Dylan segera menutup matanya dan melihat ke arah lain. “Maafkan saya,” ucap pria itu menenangkan Gita yang saat ini sedang menutupi kemolekan tubuhnya dengan kedua tangan. Setelah Gita menjemur pakaiannya di
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status