Hujan badai yang lebat menyulitkan Levi untuk melihat jalan. Dia hanya bisa terus berjalan menuju arah tebing gunung yang dipanjat oleh Gita dan Dylan sebelumnya.
Apa yang harus dia lakukan di tengah hujan badai seperti ini, apakah mungkin dia bisa menemukan Gita?
“Levii,” terdengar suara teriakan samar-samar dari belakang.
Levi tahu itu pasti suara Mei Li yang sedang mengejar dirinya, tapi dia tidak ingin dihentikan, dia harus mencari cara untuk menyusul Gita.
“Levi hentikan, dengarkan saya.”
Mei Li terus memaksa Levi untuk menunggu dan mendengarkannya.
Levi menahan langkahnya, dia menoleh ke belakang, melihat wanita itu sedang berlari ke arahnya.
“Tunggu Levi, dengarkan saya. Kamu tidak mungkin bisa menyusul mereka berdua kalau terburu-buru seperti ini.”
“Jadi apa yang bisa
Gita mulai melepaskan pakaiannya satu per satu, hingga menyisakan pakaian dalamnya saja. Dylan sudah beberapa kali menelan ludah saat melihat kemolekan tubuh gadis ini.Di balik sinar cahaya merah perapian, Gita terlihat sangat sensual dan eksotis. Tubuhnya memang sangat sempurna, dengan lekuk pinggul yang seksi, pinggang yang langsing, Gita juga memiliki bulatan indah sempurna pada buah dadanya yang menggoda mata pria.Gita meminta Dylan untuk tidak terus melirik ke arahnya. Dylan yang sejak tadi sudah lupa diri, mulai sadar kalau apa yang dia lakukan tadi itu tidak sopan. Bagaimanapun Gita adalah cucu dari Tuan Baron Lee yang merupakan sahabat baik dari ayahnya.Dylan segera menutup matanya dan melihat ke arah lain.“Maafkan saya,” ucap pria itu menenangkan Gita yang saat ini sedang menutupi kemolekan tubuhnya dengan kedua tangan.Setelah Gita menjemur pakaiannya di
Awalnya Mei Li tidak paham apa yang hendak dilakukan oleh pria ini, tapi saat Levi memijat kakinya dia sadar kalau pria itu sedang memperhatikan kondisi kakinya yang terluka.Mei Li meringis kesakitan saat tangan Levi memijat tepat pada bagian kakinya yang terkilir.“Tahan rasa sakitnya sebentar,” seru Levi kepada Mei Li.Dengan kuat dan tegas Levi mengarahkan pergelangan kaki Mei Li ke arah yang benar. Terdengar suara tulang yang bergemeretak saat Levi melakukannya.Mei Li berteriak pelan menahan rasa sakit sambil meremas pundak Levi.Levi melirik ke arah matanya, dia ingin memastikan gadis itu sudah tidak merasa sakit lagi.Levi menggerak-gerakan kaki Mei Li. Mei Li tidak merasakan rasa sakit lagi, kakinya yang terkilir sudah berhasil disembuhkan.Mei Li tersenyum senang kepadanya.“Terima kasih Le
Setelah keluar dari stasiun MRT, Levi berlari cepat menuju rumah yatim. Dia terlihat sangat gugup, ada berita buruk yang baru saja dia dapatkan dari Rose tadi pagi.Rose adalah rekan sekerja Levi di kampus. Levi sudah mengenal Rose sejak mereka masih kelas 1 SMA. Mereka terus berteman baik sampai mereka menempuh pendidikan lanjut di kampus yang sama. Saat senggang Rose sering mampir ke rumah yatim untuk membantu anak-anak yang ada di sana.Di depan rumah yatim, terlihat anak-anak sedang asik bermain di pelataran taman.“Tito, di mana Kak Rose sekarang?” tanya Levi cepat.“Kak Levi,” seru Tito bocah berumur 9 tahun, dia terlihat lebih dewasa dibandingkan dengan teman-temannya yang lain.“Kak Rose ada di dalam kamar Bunda. Kak Rose tadi pinta Tito untuk menjaga anak-anak yang lain.”“Baiklah, kalau begitu kamu tetap jag
“Levi, siapa gadis itu?” tanya Rose curiga. “Apakah kamu mengenalnya?”“Ya, dia adalah majikan perempuan saya.”Rose memang sudah tahu Levi sedang bekerja di rumah Tuan Baron Lee untuk menjaga cucunya yang masih gadis, tapi dia tidak menyangka akan bertemu dengannya di tempat ini.Levi berjalan ke arah Gita, memegang tangannya dan mengajak gadis itu untuk pergi ke tempat lain.“Ayo kita berbicara di sana, di sini tempat anak-anak sedang bermain.”“Lho kenapa saya harus pergi, saya kesini memang bermaksud mau berkunjung ke rumah kamu kok.”“Hah? Maksud kamu?”Levi semakin tidak percaya, kenapa gadis seperti Gita mau datang berkunjung ke rumahnya. Apakah dia memang sudah sangat bosan hingga sengaja datang ke rumah yatim untuk mengerjainya?“Ta
“Hei hentikan,” lerai Levi kepada dua gadis yang sebenarnya sudah bukan kanak-kanak lagi. “Kenapa kalian berdua jadi seperti ini sih?”Gita dan Rose kompak diam.“Sini kemarikan makanannya biar saya sendiri saja yang menyuapi Bunda makan,” ujar Levi meminta makanan yang sudah mereka persiapkan untuk Bunda.“Ambil ini saja,” pinta Gita kepada Levi.“Jangan Levi, lebih baik ini saja, Bunda lebih suka makan bubur ayam buatan saya,” paksa Rose agar Levi mengambil bubur miliknya.“Hei kalian ini kenapa sih, baru saja saya bilang jangan buat Bunda bingung dengan tingkah kalian. Sebaiknya kalian berdua pergi dari tempat ini sekarang juga.”Levi mengambil makanan milik mereka dan meminta mereka berdua keluar dari kamar secepatnya.Saat Levi menyuapi Bunda Reyha dengan bubur a
Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Levi merasa kesulitan untuk mengingatnya. Setahu dia kemarin malam mereka hanya makan dan minum di depan tenda kemah, tapi kejadian setelah itu dia tidak bisa mengingatnya.Levi melihat warna rambut dari wanita itu coklat tua lurus sempurna. Dia coba menyibakkan rambut yang menutupi wajahnya.Hidungnya lurus sempurna seperti wanita yang berasal dari daerah pakistan, warna bibirnya merah muda dengan warna alaminya. Matanya sayu dengan bulu mata lentik yang memperindah rupanya.Dia adalah Rose teman dekatnya sejak masa SMA. Tapi kenapa Rose bisa tidur berdua dengannya di tempat ini? Levi benar-benar tidak bisa mengingatnya, kepalanya masih terlalu pening akibat pengaruh wine tadi malam.Levi coba menerawang tubuh Rose yang saat ini masih tertutup oleh selimut. Dia ingin memastikan apakah mereka berdua telah melakukan hubungan intim kemarin malam.
“Apakah Bapak mencari Putri Gita?” tanya Billy kepadanya. “Tidakkah ini masih terlalu pagi untuk Putri Gita bangun?” “Billy,” Levi terkejut melihat Billy sudah berada di belakangnya saat dia hendak membuka pintu kamar Gita. “S-saya, tadi sedang mencari Rose, saya mau mengajaknya mempersiapkan sarapan pagi untuk anak-anak.” “Oh iyah saya lupa kemarin malam Putri Gita sudah meminta saya untuk membeli beberapa bahan makanan untuk hari ini. Apakah Pak Levi mau ikut bersama saya pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahannya? Karena saya tidak tahu apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan.” “Hmm baiklah kalau begitu saya akan ikut ke supermarket.” Levi pergi bersama Billy ke supermarket dengan meninggalkan Rose dan Gita tetap berada di tenda kemah. ***** Hari itu seharian mereka di rumah yatim memasak sarapan pagi dan makan siang.
Levi tahu ini pasti akan terjadi, tapi mendengar kata-kata itu lagi dari Tuan Baron, membuat hatinya sakit.Tuan Baron Lee memang telah membuat janji rahasia dengannya sebelum dia berangkat ke provinsi Hunan, di mana kalau Gita berhasil melangsungkan pernikahan dengan Dylan Wang, di saat itu juga tugasnya di rumah Tuan Baron berakhir.Tuan Baron Lee akan memastikan kampus tempat dia mengajar dulu akan menerimanya kembali sehingga Levi bisa mengajar lagi di universitas.Selain itu Tuan Baron juga menjanjikan kepada Levi kalau dia akan menjadi donatur tetap untuk rumah yatim di mana Levi dan Bunda Reyha tinggal.Tawaran sebagus ini tentu saja tidak mungkin bisa Levi tolak. Bagaimanapun dia memang membutuhkan itu semua.“Pak Levi, jadi apakah kamu sanggup melakukan semua tugas itu?”Levi tidak mungkin berkata tidak kepada Tuan Baron, apa alasan dia m