Beranda / Romansa / Dating with Celebrity / Bab 141 - Bab 150

Semua Bab Dating with Celebrity: Bab 141 - Bab 150

175 Bab

I Love You [5]

Kendra tergelak hingga isi gelas yang dipegangnya nyaris tumpah. Gadis itu buru-buru menaruh gelas susunya ke atas meja kaca. Maxim mengambil kopinya sebelum duduk di sofa, tepat di sebelah kanan Kendra. Kopinya ditaruh di sebelah gelas susu milik sang pacar.Tiap kali Kendra datang, ruang kerja Maxim berubah lebih semarak dan nyaman. Entah kenapa. Dia tak pernah menemukan alasannya meski berusaha mencari tahu.  Maxim tak pernah tahu jika seseorang bisa memberi efek seserius itu padanya.“Bagaimana harimu, Ken? Pekerjaan masih bertumpuk sampai kapan?”“Minggu depan sepertinya sudah mulai normal. Tapi, senormal-normalnya jam kerjaku, tetap saja tak bisa sampai di rumah di bawah jam enam sore. Hari ini bisa lebih cepat keluar dari kantor karena memang tak terlalu banyak pekerjaanku. Kemarin sudah diborong,” aku Kendra. Dia bersandar di sofa. Maxim menggenggam tangan kanan kekasihnya. “Hariku seperti biasa, tidak ada yang menarik.
Baca selengkapnya

I Love You [6]

Kendra terkekeh setelah menatap Maxim lekat-lekat. “Kamu serius mau mengajakku ke Singapura?”“Serius. Baru terpikirkan kemarin, sih. Kamu kan bisa mengambil cuti, Ken. Lagi pula, setelah semua hal yang kamu alami, kamu berhak untuk sedikit bersenang-senang. Walau yah ... sudah pasti kamu banyak kutinggal-tinggal karena aku punya setumpuk agenda. Tapi, menurutku itu lebih baik, sih. Ketimbang aku pergi sendiri.”“Lebih baik untuk siapa? Kamu atau aku?” goda Kendra.“Ya buat kita berdua. Masa kamu lebih suka kutinggal seminggu penuh ketimbang ikut ke Singapura. Urusan tiket dan akomodasi, jangan dicemaskan.” Mendadak, Maxim teringat satu hal. Karena itu, dia buru-buru menambahkan, “Eh iya, aku tetap akan memesan dua kamar untuk kita, kok! Seperti waktu di Bandung. Jangan kamu kira aku bakalan....”“Aku tahu,” tukas Kendra, tawanya masih bersisa. “Kenapa jadi grogi begitu, Max? Ka
Baca selengkapnya

I Love You [7]

Kendra membalas tatapan Maxim selama sesaat. Lalu dia menjawab sambil memandang Maureen, “Oke, Mbak. Saya mau saja. Tapi mungkin baru bisa setelah Maxim pulang dari Singapura. Itu pun lebih enak saat akhir pekan. Karena saat ini pekerjaan saya sedang bertumpuk, Mbak.”Maureen memetik jari di udara dengan wajah semringah. “Tidak masalah. Memang paling ideal itu saat akhir pekan. Waktunya lebih leluasa karena tak kejar-kejaran dengan pekerjaan.” Perempuan itu membenahi letak tali tas di bahunya. “Terima kasih ya, Ken. Kami tidak akan menjahatimu, kok! Kami justru sangat senang karena akhirnya Maxim punya pasangan juga. Jadi, itu harus dirayakan,” kelakarnya. “Pokoknya, nanti kabari Maxim kapan waktu yang tepat. Sisanya, serahkan padaku.”“Mbak, jangan jadi drama queen begitu! Nanti Kendra malah takut,” protes Maxim. “Kenapa kamu begitu heboh hanya karena aku punya pacar, sih? Tiap kali Darien digo
Baca selengkapnya

Rahasia Gelap [1]

Kendra akhirnya menjawab panggilan telepon itu dengan suara seramah mungkin.“Halo. Kendra, ya? Saya Aiden Erlangga. Masih ingat?” sapa suara bariton dari seberang sana setelah Kendra mengucapkan salam.Tentu saja Kendra mengingat lelaki ini. Karena baru kemarin mereka diperkenalkan saat Aiden datang ke kantor Kendra. Lelaki ini adalah klien reguler The Matchmaker yang tidak berniat untuk mengikuti acara Dating with Celebrity.Setahu Kendra, Aiden sudah bergabung dengan the Matchmaker sejak empat bulan silam. Tim psikologi The Matchmaker sempat menemukan kecocokan antara Aiden dengan dua orang klien lainnya. Namun ternyata tidak berhasil berlanjut ke mana-mana.Mungkin karena pada dasarnya Aiden memang tak serius ingin mencari jodoh. Menurut bisik-bisik yang didengar Kendra, Aiden menjadi klien The Matchmaker karena bujukan Rossa yang sudah dikenalnya lumayan lama. Karena jika mengenal Aiden, tak disangsikan bahwa lelaki ini tidak aka
Baca selengkapnya

Rahasia Gelap [2]

Maxim mengejutkan Kendra karena ternyata pria itu bisa bersikap lembut dan penuh perhatian padanya. Maxim bahkan mengajaknya ke Singapura. Meski tak mengutarakan tujuannya secara gamblang, Kendra paham alasan pria itu. Maxim tak ingin mereka berjauhan. Mungkin itu keinginan yang agak berlebihan, karena Maxim cuma pergi selama seminggu. Namun tetap saja membuat Kendra merasa senang dan bahagia.“Sabtu ini aku masih harus ke kantor. Minggu siang aku terbang ke Singapura. Kita masih bisa memanfaatkan hari Sabtu untuk pacaran. Setuju?” tanya Maxim saat mengantar Kendra ke halaman parkir.“Oke,” sahut gadis itu tanpa pikir panjang. “Aku akan datang ke sini. Aku juga masih harus bekerja walau mungkin hanya setengah hari saja.” Gadis itu berhenti di dekat mobilnya. “Tapi sampai Sabtu ini sepertinya aku tidak bisa menemuimu dulu. Pekerjaanku bertumpuk. Jadi, akhir pekan nanti kamu harus merindukanku,” katanya sambil memandang Max
Baca selengkapnya

Rahasia Gelap [3]

Aiden adalah pria simpatik yang usianya sebaya dengan Maxim. Penampilannya santai dengan rambut melewati bahu yang diikat satu. Aiden bertubuh jangkung, berkulit sawo matang, serta memiliki tato di tangan kanan. Aiden jelas-jelas tergolong pria menawan karena wajahnya enak dipandang. Apalagi ditambah dengan sikap ramahnya.Saat lelaki itu datang, Aiden langsung menyapa semua orang. Dia juga membawa banyak makanan dari restorannya sendiri. Secara keseluruhan, mengingat prestasi restoran keluarganya yang cukup prestisius, Aiden adalah sosok yang sama sekali jauh dari kesan sombong. Bahkan para karyawati The Matchmaker yang sudah terbiasa melihat aneka sosok pesohor menawan mendatangi kantor mereka, antusias dengan kehadiran Aiden.“Jujur saja, Ken, saya sebenarnya tidak tertarik menjadi anggota biro jodoh semacam ini,” kata Aiden. Mereka sedang berada di ruang rapat berdua. Mumpung Aiden mampir, Rossa menugaskan Kendra membahas tentang kriteria perempuan yang
Baca selengkapnya

Rahasia Gelap [4]

Mengobrol dengan Aiden ternyata mengasyikkan dan membuat betah. Hingga tak terasa waktu terus bergulir. Sebenarnya, Kendra ingin mengingatkan alasan utama mereka berada di ruang rapat itu, tapi dia tak mau dianggap kurang sopan. Jadi, gadis itu membiarkan Aiden dengan ringan bercerita tentang pekerjaan dan keluarganya.Untung saja kemudian pria itu menyinggung tentang kriteria calon pasangan yang diidamkannya. Aiden mengulangi semua poin yang diinginkannya, sementara Kendra mencocokkan dengan data di dalam tablet.“Saya suka perempuan berkulit sehat, tak peduli apa warnanya. Untuk usia, tentunya yang lebih muda dibanding saya, antara dua hingga lima tahun. Entah kenapa, sejak dulu saya tak pernah berhasil jika berhubungan dengan perempuan sebaya. Cantik atau tidak, itu relatif. Tinggi badan tak jadi masalah. Saya mungkin agak bawel untuk urusan pekerjaan. Bukan profesinya yang penting tapi saya lebih suka jika bertemu wanita karier yang sibuk. Karena  saya b
Baca selengkapnya

Rahasia Gelap [5]

“Kendra, boleh tanya sesuatu, tidak?” tanya Aiden tiba-tiba.“Silakan,” sahut Kendra.“Apa kamu pernah pengin ikut menjadi salah satu peserta untuk acara Dating with Celebrity ini?”Pertanyaan itu direspons Kendra dengan tawa geli dan gelengan kepala. Mendadak dia teringat Maxim yang pernah serius mengira dia akan mengikuti seleksi pra kencan untuk lelaki itu. Maxim yang sesumbar akan memilih Kendra karena sudah mengenal gadis itu ketimbang peserta lain yang sangat asing.“Kenapa?” desak Aiden lagi.Dulu, di depan Maxim, Kendra pernah bicara jujur tentang ketidaktertarikannya mengikuti acara berlabel perjodohan, apa pun kemasannya. Namun, tentu saja Kendra tak bisa melakukannya di depan Aiden. Tak hanya karena pria ini dan keluarganya adalah teman lama Rossa. Melainkan juga karena Kendra tak ingin mendapat penilaian negatif di depan kliennya. Hanya di depan Maxim dia bisa mengatakan apa pun t
Baca selengkapnya

Rahasia Gelap [6]

Akhir pekan itu menjadi hari yang ditunggu-tunggu Kendra. Karena dia akan menghabiskan waktu bersama Maxim walau cuma beberapa jam. Pagi-pagi, Kendra harus mampir dulu ke kantornya. Dia harus mengikuti rapat yang digelar Rossa dan harus dihadiri oleh semua pegawai The Matchmaker.Sedianya, rapat itu digelar hari Senin yang lalu. Namun karena tiap orang memiliki banyak pekerjaan yang harus dituntaskan akibat menyiapkan lima episode spesial Dating with Celebrity, rapat pun ditunda.“Hari ini aku harus ke kantor dulu untuk rapat. Agak siang, sekitar jam sepuluh. Setelah urusan pekerjaan selesai, baru aku ke kantormu ya, Max,” kata Kendra via sambungan telepon.“Kamu nggak usah bawa mobil ya, Ken. Naik taksi online saja. Atau, perlu kujemput ke The Matchmaker?” Maxim memberi tawaran.“Tidak usah dijemput, Max. Mentang-mentang jadi pacarmu, lantas aku harus diantar jemput? Aku tidak mau berubah jadi cewek manja,&
Baca selengkapnya

Rahasia Gelap [7]

“Aku memang beruntung sekali ya, Max. Punya pacar yang begitu istimewa sampai-sampai tidak bisa membedakan wangi jeruk dan bau keringat,” kelakar Kendra. Gadis itu berinisiatif melepaskan pelukan lebih dulu. “Aku mau ke toilet dulu, ya? Mau cuci muka. Supaya kalau kamu cium lagi, bau keringatnya sudah tidak dominan.”Maxim tertawa. “Mau kubuatkan susu?”“Duh, pacarku memang istimewa,” Kendra menepuk pipi kanan Maxim. “Terima kasih tapi tidak usah! Aku masih kekenyangan karena tadi ada banyak makanan enak saat rapat,” tolak gadis itu.Kendra berada di toilet selama hampir sepuluh menit. Dia benar-benar mencuci muka yang berminyak. Gadis itu juga membubuhkan bedak di wajahnya yang berkilat. Serta memulas lipstik di bibirnya. Kendra menyisir rambutnya yang lumayan berantakan. Dia baru meninggalkan toilet setelah merasa penampilannya sudah lumayan rapi.Suasana kantor Buana Bayi lumayan sepi hari itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status