Kendra terkekeh setelah menatap Maxim lekat-lekat. “Kamu serius mau mengajakku ke Singapura?”“Serius. Baru terpikirkan kemarin, sih. Kamu kan bisa mengambil cuti, Ken. Lagi pula, setelah semua hal yang kamu alami, kamu berhak untuk sedikit bersenang-senang. Walau yah ... sudah pasti kamu banyak kutinggal-tinggal karena aku punya setumpuk agenda. Tapi, menurutku itu lebih baik, sih. Ketimbang aku pergi sendiri.”“Lebih baik untuk siapa? Kamu atau aku?” goda Kendra.“Ya buat kita berdua. Masa kamu lebih suka kutinggal seminggu penuh ketimbang ikut ke Singapura. Urusan tiket dan akomodasi, jangan dicemaskan.” Mendadak, Maxim teringat satu hal. Karena itu, dia buru-buru menambahkan, “Eh iya, aku tetap akan memesan dua kamar untuk kita, kok! Seperti waktu di Bandung. Jangan kamu kira aku bakalan....”“Aku tahu,” tukas Kendra, tawanya masih bersisa. “Kenapa jadi grogi begitu, Max? Ka
Baca selengkapnya