Home / Romansa / Dating with Celebrity / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Dating with Celebrity: Chapter 161 - Chapter 170

175 Chapters

Sapuan Badai [4]

Telepon singkat dari Aiden itu membuat Kendra benar-benar penasaran. Namun tampaknya dia tak perlu menunggu lama. Sebab, tak sampai setengah jam kemudian gadis itu sudah mendapatkan jawabannya.Seperti beberapa hari sebelumnya, Aiden kembali mendatangi kantor The Matchmaker dengan membawa menu makan siang dari restorannya. Jumlahnya puluhan kotak yang semuanya diperuntukkan bagi seluruh karyawan biro jodoh itu.“Astaga, Ken! Dia belum berhasil mendapat jodoh lewat acara Dating with Celebrity tapi sudah sebaik ini. Sudahlah gratis, makanannya enak pula. Kalau sering-sering begini, aku akan berdoa semoga Aiden menjadi klien abadi The Matchmaker.” Neala menyikut Kendra saat mereka menyaksikan tiga orang office boy membawa kotak-kotak makanan ke pantri.Kendra baru saja menyusul Neala ke pantri, berniat untuk berdiskusi tentang menu makan siang mereka. Biasanya mereka memesan makanan bersama-sama. Namun mendadak salah satu office boy me
Read more

Sapuan Badai [5]

Kendra kembali ke ruang rapat dengan perasaan tak nyaman yang bercokol di perutnya. Namun dia tak bisa menghindar. Mustahil Kendra mendatangi Aiden untuk memberi tahu  bahwa dirinya batal makan siang dengan lelaki itu. Lagi pula, siapa tahu ada hal penting yang ingin dibahas oleh Aiden? Kendra mengingatkan dirinya sendiri agar tak gegabah dalam mengambil keputusan.“Saya tidak tahu apakah kamu akan suka makanan yang saya bawa ini atau tidak, Ken,” kata Aiden saat melihat Kendra. “Mudah-mudahan sih kamu suka. Saya menyiapkan semuanya sendiri, lho!”Kendra memaksakan senyum. “Saya benar-benar merasa terhormat sekaligus sungkan. Karena malah jadi merepotkan.”Kendra ingin menambahkan kalimat bahwa dia tak meminta Aiden melakukan hal semacam itu untuk dirinya, tapi diurungkan. Gadis itu berjuang untuk menahan diri agar tak melontarkan kalimat yang bisa dianggap kasar. Karena dia berhadapan dengan Aiden, teman lama Rossa. Buka
Read more

Sapuan Badai [6]

“Mbak Rossa pasti akan memarahi saya,” komentar Aiden setelah Rossa berlalu.“Marah? Kenapa?” Kendra penasaran.“Karena dia tidak menyukai keputusan saya.” Aiden tersenyum. “Saya harap, kamu tidak akan terkena imbasnya. Tapi kalau Mbak Rossa sampai memarahimu juga, tolong kasih tahu saya.”Kalimat Aiden makin membingungkan Kendra. Karena itu dia pun bertanya, “Memangnya kenapa saya harus kena imbasnya?”“Saya kan cuma berandai-andai. Tapi mudah-mudahan saya salah duga. Karena ini kan murni keinginan saya.”“Saya betul-betul tidak paham. Bisa kamu jelaskan?” pinta Kendra.Aiden malah berdiri dari tempat duduknya. “Saya harus bicara dulu dengan Mbak Rossa. Jangan sampai dia makin kesal. Tahu sendiri orangnya seperti apa, kan?” Lelaki itu tersenyum. “Nanti kita bicara lagi.”Setelah Aiden meninggalkan ruang rapat untuk bicara denga
Read more

Sapuan Badai [7]

Kendra cuma menatap muram sekaligus tak berdaya ke arah Joshua. Winny yang pertama kali berhenti tertawa setelah melihat ekspresi Kendra. Sementara Neala malah mulai mencerocos meski dengan suara rendah.“Betul, kan? Aiden memang kelihatannya suka sama Kendra. Kalau tidak, mustahil dia datang ke sini membawa makan siang untuk kita semua hari ini.”Lelaki itu menggeleng. “Bukan itu sih patokannya, La. Bisa saja dia membawakan makanan ke sini karena memang sedang kurang kegiatan saja. Tapi dari cara dia minta ditemani Kendra makan siang di depan semua orang yang ada di pantri ini. Klien biasa tidak akan melakukan itu.” Joshua bersiul. “Ken, tampaknya kamu sudah mirip medan magnet bagi segelintir klien The Matchmaker.”Kendra ingin merespons tapi tak tahu harus bicara apa. Perasaannya kian tak nyaman. Gosip sudah pasti akan menyebar dengan kecepatan menakjubkan. Jika Neala dan Joshua saja berpendapat seperti itu, tinggal tunggu w
Read more

Sapuan Badai [8]

Meski sudah menduga bahwa pada akhirnya berita itu akan sampai ke telinga Rossa, tetap saja Kendra merasa terkejut. Dia tak mengira jika waktunya akan secepat ini. Sumber informasi yang paling mungkin terpikirkan oleh Kendra adalah Judith. Dia tak melihat ada orang lain yang merasa perlu memberi tahu Rossa tentang hubungan Kendra dengan Maxim.Lagi pula, selama ini Kendra memang sengaja menutupi masalah itu dari teman-teman sekantornya. Kebetulan lain, Kendra dan Maxim baru saja bertemu dengan Judith dan teman-temannya dua hari yang lalu.Pagi ini dia tidak punya persiapan mental apa pun untuk menghadapi kondisi seperti itu, ditodong dengan pertanyaan yang harus segera dijawab. Padahal, jika boleh, Kendra ingin menyimpan sendiri masalah pribadinya yang berkaitan dengan pasangan karena sama sekali tak berkaitan dengan pekerjaannya di The Matchmaker.“Kendra, kamu belum menjawab pertanyaan saya. Apa kamu dan Maxim memang pacaran?” ulang Rossa.M
Read more

Sapuan Badai [9]

 Suara Rossa terdengar muram saat dia merespons. “Saya tidak bilang kalau kamu menggoda Aiden dengan sengaja. Tapi bisa saja interaksi kalian agak tak terkontrol seperti yang seharusnya terjadi.”Betapa ingin Kendra membantah dan membela diri. Karena kata-kata Rossa barusan menyiratkan seolah Kendra memanfaatkan kesempatan untuk membuat Aiden terpesona, meski tanpa sengaja.“Saya tidak tahu apa yang diceritakan Aiden pada Mbak. Kalau terkesan saya melakukan hal-hal yang kurang pantas dan membuat Aiden berpikir bahwa saya menggoda atau tertarik padanya, itu sama sekali tidak benar. Sejujurnya, Mbak, tak pernah terjadi apa-apa di antara kami. Selama ini, obrolan kami pun memang terfokus pada acara kencan. Dia memang sempat mengundang saya untuk datang ke restorannya. Tapi, tentu saja undangan semacam itu tak bisa saya terima. Apalagi bisa dibilang saya belum melakukan pekerjaan saya terkait posisi Aiden sebagai klien kita,” urai Kendr
Read more

Sapuan Badai [10]

Rossa tersenyum masam. “Tapi versi Judith tidak seperti itu. Kamu menjadi orang ketiga yang membuat hubungannya dengan Maxim menjadi jauh. Intinya, Judith mengkritik keras kebijakan-kebijakan The Matchmaker sehingga ada klien yang akhirnya malah berpacaran dengan pegawai di sini dan meninggalkan pasangan kencan yang sudah dipilih. Menurut kamu, mendengar tuduhan semacam itu dilontarkan oleh salah satu peserta kencan sekaligus sponsor acara Dating with Celebrity, apa yang harus saya lakukan?”Pertanyaan Rossa itu sungguh sulit untuk dijawab. Karena bukan kapasitas Kendra untuk mengajari perempuan itu apa yang harus dilakukan atau sebaliknya. Namun kalimat-kalimat bosnya yang menempatkan Kendra sebagai si penggoda, menyedot konsentrasi gadis itu lebih besar. Dia mustahil diam saja tanpa membela diri.“Tuduhan Judith sama sekali tidak benar, Mbak. Saya tak pernah menjadi orang ketiga yang merusak hubungannya dengan Maxim. Seperti yang saya bilang tadi, k
Read more

Sapuan Badai [11]

Tubuh Kendra menegang selama beberapa sekon. Dia menatap Rossa dengan kening berkerut. “Ini serius, Mbak?” Kendra mencari tahu. “Saya harus putus dari Maxim?”“Tidak ada yang mengharuskan,” sahut Rossa cepat. “Tadi kan saya cuma bertanya. Kalau saya memintamu putus dari Maxim, bagaimana? Apa kamu bersedia?”Kendra menjawab di detik yang sama, “Tidak, Mbak. Maaf. Saya tidak melihat alasan kenapa saya dan Maxim harus putus. Kami tidak melanggar kontrak apa pun. Selain itu secara etika, saya juga tidak merasa ada masalah. Karena saya dan Maxim berpacaran berbulan-bulan setelah syuting Dating with Celebrity selesai. Tidak ada ‘cinta lokasi’ selama saya mengurusi Maxim sebagai klien kita.” Kendra membuat tanda petik di udara.Rossa beranjak dari tempat duduknya. Perempuan itu melangkah ke arah kulkas kecil di sudut ruang kerjanya. Rossa mengambil dua kaleng soda. Salah satunya diserahkan
Read more

Langkah Baru [1]

Keluar dari ruangan Rossa, kepala Kendra terasa berputar. Dia berharap semuanya cuma mimpi buruk yang kebetulan datang bertandang tanpa aba-aba. Akan tetapi, Kendra tahu yang ini bukan mimpi.Demi menenangkan diri, gadis itu buru-buru menuju toilet yang bersebelahan dengan pantri. Dia butuh waktu untuk memikirkan apa yang akan dilakukan saat ini. Langsung pulang atau menunggu hingga jam kerja berakhir? Masing-masing ada risikonya.Jika Kendra langsung pulang, pasti dia akan menghadapi banyak pertanyaan dari rekan sejawatnya. Padahal, Kendra merasa saat ini dia butuh ruang untuk bernapas. Karena ada banyak sekali kejutan yang didapatnya hari ini. Bertubi-tubi pula.Sementara jika gadis itu menunggu hingga jam kantor berakhir dan berpura-pura tak terjadi sesuatu, sisa hari ini mungkin akan berjalan lancar dan aman. Dia bisa menghindari hujan pertanyaan mengapa harus mengundurkan diri hari ini. Kecuali Rossa memutuskan untuk meminta Kendra meninggalkan kantor secep
Read more

Langkah Baru [2]

Kendra meninggalkan kantor The Matchmaker dengan kehebohan di belakangnya. Karena gadis itu memang tak menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Dia tak mau kelak pengunduran dirinya malah diikuti dengan tuduhan ini-itu yang sama sekali tak benar. Karena tentunya Kendra tak lagi ada di biro jodoh itu untuk membela diri.Paling tidak, Kendra merasa berhak memberi tahu kebenaran versi dirinya. Terserah saja jika dianggap sikapnya kekanakan. Apakah setelah ini Rossa akan berkoar-koar tentang versinya yang bisa saja berbeda, itu masalah lain. Kendra tak mau memikirkan hal itu dan memusingkan sesuatu yang tak bisa dikontrolnya.“Kamu betul-betul harus mengundurkan diri?” Neala masih tak percaya. Kendra sengaja mengajak Neala dan Pritha ke ruang rapat supaya mereka bisa bicara bertiga dengan leluasa. Gadis itu merasa berutang penjelasan pada keduanya, orang-orang terdekat Kendra di The Matchmaker.“Iya. Untuk apa aku bohong?” komentar Kendra dengan
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status