“Maxim! Kamu benar-benar menjengkelkan,” oceh Kendra dengan bibir cemberut.“Aku serius, Ken,” ulang Maxim. “Dijawab salah, tak dijawab lebih salah lagi,” keluhnya dengan suara tak berdaya. “Memang itu rahasia gelapku. Sudah ya, aku tak mau membahas masalah itu lagi dan malah bertengkar denganmu. Jawabannya sudah final.”Suara ponsel kembali terdengar, menginterupsi obrolan pasangan itu sekali lagi. Kali ini, gawai milik Kendra yang berbunyi. Ketika menatap nama yang terpampang di layar, Kendra mengernyit. Panggilan telepon itu berasal dari Aiden. Namun, meski keheranan, tetap saja dia tak mungkin mengabaikan panggilan itu.Seperti halnya Maxim tadi, Kendra pun bangkit dari sofa untuk berbicara dengan peneleponnya. Begitu Kendra menyapa, Aiden pun membalas dengan suara ramah. Lelaki itu mengawali perbincangan dengan permintaan maaf karena menelepon di hari libur.“Saya baru dapat info dari Mbak Rossa s
Read more