Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Bab 451 - Bab 460

Semua Bab Jerat Cinta CEO Mesum: Bab 451 - Bab 460

524 Bab

( S2 ) Bab 273. Menantu Terbaik

“Kecelakaan?” Naya terkulai lemas dan pingsan di lantai. Sementara di rumah kediaman Haris, Hanna langsung bergegas ke rumah Naya setelah mendapat kabar dari rumah sakit. Ia khawatir dengan wanita hamil itu karena suaminya berada satu mobil dengan Haris, terlebih lagi Naya dan Gilang sedang tidak akur.“Semoga saja pihak rumah sakit belum mengabari tentang kecelakaan ini pada Naya,” gumamnya saat berada di dalam mobil menuju rumah Naya. “Aku juga harus menelpon Mama.”Dengan linangan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya, Hanna berusaha kuat. Ia mengambil ponselnya untuk menelepon sang mama. Namun, ia mengurungkan niatnya saat teringat kalau sang nenek yang sudah sakit-sakitan berada di rumah mertuanya.“Kalau Nenek tahu gimana?” Hanna mengusap air matanya sambil berpikir dengan jernih supaya tidak salah langkah. “Kalau aku telepon Lura, kasihan dia pasti masih capek abis resepsi kemarin. Mending aku telepon
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-06
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 274. Jangan Panggil Nyonya

“Sudah sampai Nyonya,” kata Bayu kepada Hanna.“Panggilan itu terdengar sangat tua untukku Bayu.” Hanna tertawa sambil mengusap air mata di pipinya. “Anda sekarang sudah menjadi Nyonya Haris.” Bayu juga ikut terkekeh. “Ya aku tahu itu, tapi sebenarnya aku nggak suka dipanggil Nyonya, lebih baik kamu panggil Nona aja.”“Anda menolak tua Nona,” canda Bayu sambil tertawa, ia berharap leluconnya bisa membuat sang nyonya tersenyum.“Kamu benar Bayu, aku bukannya nggak suka pangilan itu, tapi aku menolak tua.” Hanna tertawa sambil turun dari mobil. "Kamu tunggu di sini aja!"Hanna berjalan cepat menuju pintu utama lalu memencet bel rumah itu.“Selamat pagi Nyonya Haris,” sapa Bi Darmi kepada Hanna setelah pintu terbuka.“Pagi, Bi,” balas Hanna sambil tersenyum. “Naya di mana, Bi?”“Nona Naya ada di kamarnya, “ jawab Bi Darmi. “Nona sedang menyiapkan kejutan untuk Tuan Gilang.”“Kejutan?” tanya Naya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-06
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 275. Tidak Sadarkan Diri

Hanna terkejut saat membuka pintu kamar, Naya sudah tergeletak di lantai."Naya ...!" Hanna dan Bi Darmi berlari menghampiri wanita hamil yang tidak sadarkan diri itu.“Ayo kita angkat, Bi.” Hanna memegangi kepala dan bahunya, sedangkan Bi Darmi memegangi pinggang dan kakinya. Mereka merebahkannya di atas tempat tidur.“Nay, bangun ….” Hanna merapikan rambut yang menghalangi wajah pucat temannya.“Saya ambilkan minyak kayu putih dulu, Nyonya.” “Sekalian buatin teh manis hangat ya, Bi.”“Berapa, Nyonya?”“Satu aja. Buat Naya kalau dia sadar.”“Baik, Nyonya.” Bi Darmi hendak melangkah, tapi Hanna memanggilnya lagi. “Ada apa, Nyonya.”“Jangan panggil saya Nyonya.” Hanna tersenyum sambil mengatupkan kedua tangannya.“Baik, Nona Hanna. Nona Naya juga nggak mau dipanggil Nyonya,” jawab Bi Darmi sambil tersenyum. “Kalau begitu saya permisi, Nyonya … eh maaf maksudnya Nona.”Setelah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-06
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 276. Masuk IGD

"Ini darurat Bayu," geram Hanna. "Nanti saya yang tanggung jawab kalau Mas Gilang marah.""Baiklah, Nona." Bayu bergegas mengangkat Naya dan membawanya keluar.Hanna berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu mobilnya, lalu ia segera masuk."Bagaimana ini, Nona?" tanya Bayu yang kesusahan merebahkan Naya."Kamu dudukin aja dulu, nanti pelan-pelan aku rebahin tubuhnya," kata Hanna sambil membantu menyanggah tubuh Naya dari dalam mobil. "Tunggu, aku duduk dulu. Biar kepalanya di pangkuanku aja."Hanna mencari posisi duduk yang nyaman untuk memangku kepala Naya."Begini udah Nona?" tanya Bayu."Sebentar!" balas Hanna. "Bibi ikut aja, duduk di sini. Kaki Naya di pangkuan Bibi ya sekalian pegangin, takut jatuh.""Biar saya aja Nona. Mbak Darmi lagi kurang sehat," sahut Bi Darna."Ya udah siapa aja yang bisa," kata Hanna.Bi Darna segera masuk dan duduk di sisi sebelah kiri. Ia menaruh kaki Naya di p
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-07
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 277. Saya Mencintaimu

"Baik, Om. Terima kasih ya.""Harusnya saya yang mengucapkan terima kasih padamu, Nak." Tuan Rizky tersenyum pada Hanna. "Haris sangat beruntung mempunyai istri sepertimu. Pergilah dia sudah menunggumu sejak tadi."Hanna mengulas senyum sebelum pergi menemui suaminya. 'Apa aku sebaik itu? Kenapa semua orang memujiku. Biasanya nggak ada yang mau berteman dengan Miss Jutek kayak aku,' gumam Hanna.Saat membuka pintu kamar ruang perawatan Hanna terkejut melihat kedua kaki suaminya dibalut perban."Pa, gimana keadaan Mas Haris?" tanya Hanna kepada mertuanya."Dia mengalami cedera di kakinya, mungkin dalam beberapa hari ini dia tidak bisa berjalan," jawab sang papa."Ya ampun." Hanna menutup mulutnya sambil melirik Haris yang masih memejamkan mata. "Mama udah diberitahu, Pa.""Belum," jawabnya. "Kamu temani Haris, Papa mau mengabari mamamu dulu.""Iya, Pa."Hanna duduk di kursi tunggu yang ada di samping ran
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 278. Ucapan Tuh Doa

"Kamu mah modus." Hanna mengerucutkan bibirnya. "Kalau cuma ingin dicium nggak usah bohongin aku kayak gitu.""Saya senang menjahili kamu." Haris tertawa geli melihat wajah jutek istrinya.Hanna menegakkan duduknya, lalu bertanya. "Yang, kok kamu bisa kecelakaan sih? Kamu nggak hati-hati ya bawa mobilnya.""Saya sudah hati-hati, tapi yang namanya mau celaka siapa yang tahu," sahut Haris. "Tadi tuh tiba-tiba ada kecelakaan di depan. Dan saya tidak bisa menghindarinya.""Kamu kecelakaan beruntun?"Haris mengangguk sambil tersenyum. "Beruntungnya di belakang kendaraan saya, tidak ada lagi mobil yang berjarak dekat.""Memang musibah itu nggak bisa dihindari, tapi kalau kamu fokus dan berhati-hati kan bisa menghindari cedera parah?" sahut Hanna. "Waktu kalian dibawa ke rumah sakit, kamu sadar nggak?""Haris menggeleng. Saya tidak ingat apa-apa. Saya sadar setelah mendapat penanganan dari Dokter.""Waktu dapat kabar d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-08
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 279. Tidak Bisa Menahan Diri

Pak Hartono masuk ke dalam ruang perawatan anaknya. Sebenarnya ia tidak mau mengganggu, tapi ia harus pamit terlebih dulu kepada anak dan menantunya.“Papa dan Tuan Rizki mau ke kantor, kalian tidak apa-apa kan kami tinggal?” tanya sang papa kepada anak dan menantunya. “Mama kalian sudah di perjalanan. Nyonya Anin sudah datang untuk menunggu keponakannya.”“Iya nggak apa-apa, Pa,” sahut Hanna sembari tersenyum tanpa berani menatap mertuanya. Tentu saja sang papa tidak akan melihat senyum indah di wajah juteknya.“Papa pergi saja, kami tidak apa-apa.” Haris menimpali. "Semua berkasnya sudah disiapkan sekretaris Boss Gilang.Seharusnya hari ini ia dan boss-nya meeting bersama investor baru. “Baiklah. Kalian harus jaga sikap ini di rumah sakit bukan rumahmu sendiri,” kata Pak Hartono sebelum keluar dari ruang perawatan anaknya.“Baik, Pa,” jawab Haris, sedangkan Hanna hanya diam saja karena merasa malu kepada mertuanya itu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-10
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 280. Keguguran

“Eh itu udah ada perawat yang ke ruangan Haris,” gumam Hanna ketika ia hendak kembali ke ruangan suaminya. “Aku akan menemui Mas Gilang dulu, kenapa dia menunggu di situ? Kenapa nggak beristirahat di ruang perawatan aja?”Hanna tidak jadi kembali ke ruang perawatan suaminya karena ia penasaran dengan keadaan Naya, bayangan jelek melintas dalam pikirannya. “Semoga Naya tidak apa-apa,” gumamnya sambil berjalan cepat menghampiri Gilang dan tantenya.“Hanna, bagaimana keadaan Haris?” tanya Gilang saat wanita itu menghampirinya.“Mas Haris baik-baik aja kok, Mas,” jawab Hanna. “Mas Gilang istirahat di ruang perawatan aja, biar saya dan Tante Anin yang menunggu Naya.” titah Hanna pada laki-laki yang sedang bersandar pada dinding.Laki-laki yang memakai alat penyangga di tangan kanannya tampak menahan air mata. Ia terlihat sangat sedih. Perlahan tubuhnya luruh dan terduduk di lantai.Sang tante berjongkok di hadapan keponakannya. “Saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-10
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 281. Kamu Harus Kuat

“Mas, jangan bicara seperti itu. Tuhan lebih sayang kepada anak kalian,” kata Hanna.“Iya, kamu benar. Tuhan lebih sayang pada calon anak kami, untuk itulah Tuhan mengambilnya kembali karena kami bukan orang tua yang tepat yang mampu merawat titipan-Nya.”“Lang, kamu jangan bicara seperti itu.” Sang tante kembali duduk di samping Gilang, lalu memeluk keponakannya. “Kamu harus kuat.”“Iya, Tante.” Gilang menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Ia melakukannya berulang-ulang.“Han, maafkan Tante. Bukannya Tante mengusir, tapi Haris juga butuh kamu, Sayang. Kamu temani suamimu aja, ada kami yang menunggu Naya.”Hanna mengusap air mata yang membasahi pipinya. “Iya, Tante. Aku lupa, tadi aku keluar untuk memanggil perawat karena ada darah di selang infus Mas Haris.”“Sayang, kan ada alat panggil perawat,” kata Tante Anin mengingatkan.“Iya, Tante, tadi aku lupa saking paniknya melihat darah di selang infus.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-10
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 282. Menjaga Hati Istri

"Nona Naya keguguran?" ulang Haris. "Boss Gilang pasti merasa terpukul."Hanna langsung memukul lengan Haris karena kesal dengan suaminya. "Kenapa Mas Gilang yang dikasihani? Yang paling terpukul itu pasti Naya.""Iya iya, maaf. Maksudnya selama ini Boss Gilang telah menyakiti hati Nona Naya, pasti dia merasa sangat bersalah."Haris meralat ucapannya supaya Hanna tidak memukulnya lagi. Padahal ia berbicara seperti itu supaya Hanna tidak merasa kalau dirinya terlalu perhatian pada sang nona. Haris ingin selalu menjaga hati wanita yang dicintainya."Jangan mentang-mentang dia Boss kamu, dibela terus walau salah," ketus Hanna."Bukan seperti itu, Sayang. Mungkin tadi kepala saya terbentur, jadi belum sinkron. Makanya jadi salah ucap." Haris mencoba menjelaskannya dengan sedikit guyonan supaya suasananya kembali mencair. Ia sangat tidak ingin istrinya marah lagi."Hahaha ... kamu ini ada-ada aja." Hanna tertawa mendengar uc
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4445464748
...
53
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status