Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 273. Menantu Terbaik

Share

( S2 ) Bab 273. Menantu Terbaik

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kecelakaan?”

Naya terkulai lemas dan pingsan di lantai.

Sementara di rumah kediaman Haris, Hanna langsung bergegas ke rumah Naya setelah mendapat kabar dari rumah sakit.

Ia khawatir dengan wanita hamil itu karena suaminya berada satu mobil dengan Haris, terlebih lagi Naya dan Gilang sedang tidak akur.

“Semoga saja pihak rumah sakit belum mengabari tentang kecelakaan ini pada Naya,” gumamnya saat berada di dalam mobil menuju rumah Naya. “Aku juga harus menelpon Mama.”

Dengan linangan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya, Hanna berusaha kuat. Ia mengambil ponselnya untuk menelepon sang mama.

Namun, ia mengurungkan niatnya saat teringat kalau sang nenek yang sudah sakit-sakitan berada di rumah mertuanya.

“Kalau Nenek tahu gimana?” Hanna mengusap air matanya sambil berpikir dengan jernih supaya tidak salah langkah. “Kalau aku telepon Lura, kasihan dia pasti masih capek abis resepsi kemarin. Mending aku telepon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 274. Jangan Panggil Nyonya

    “Sudah sampai Nyonya,” kata Bayu kepada Hanna.“Panggilan itu terdengar sangat tua untukku Bayu.” Hanna tertawa sambil mengusap air mata di pipinya. “Anda sekarang sudah menjadi Nyonya Haris.” Bayu juga ikut terkekeh. “Ya aku tahu itu, tapi sebenarnya aku nggak suka dipanggil Nyonya, lebih baik kamu panggil Nona aja.”“Anda menolak tua Nona,” canda Bayu sambil tertawa, ia berharap leluconnya bisa membuat sang nyonya tersenyum.“Kamu benar Bayu, aku bukannya nggak suka pangilan itu, tapi aku menolak tua.” Hanna tertawa sambil turun dari mobil. "Kamu tunggu di sini aja!"Hanna berjalan cepat menuju pintu utama lalu memencet bel rumah itu.“Selamat pagi Nyonya Haris,” sapa Bi Darmi kepada Hanna setelah pintu terbuka.“Pagi, Bi,” balas Hanna sambil tersenyum. “Naya di mana, Bi?”“Nona Naya ada di kamarnya, “ jawab Bi Darmi. “Nona sedang menyiapkan kejutan untuk Tuan Gilang.”“Kejutan?” tanya Naya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 275. Tidak Sadarkan Diri

    Hanna terkejut saat membuka pintu kamar, Naya sudah tergeletak di lantai."Naya ...!" Hanna dan Bi Darmi berlari menghampiri wanita hamil yang tidak sadarkan diri itu.“Ayo kita angkat, Bi.” Hanna memegangi kepala dan bahunya, sedangkan Bi Darmi memegangi pinggang dan kakinya. Mereka merebahkannya di atas tempat tidur.“Nay, bangun ….” Hanna merapikan rambut yang menghalangi wajah pucat temannya.“Saya ambilkan minyak kayu putih dulu, Nyonya.” “Sekalian buatin teh manis hangat ya, Bi.”“Berapa, Nyonya?”“Satu aja. Buat Naya kalau dia sadar.”“Baik, Nyonya.” Bi Darmi hendak melangkah, tapi Hanna memanggilnya lagi. “Ada apa, Nyonya.”“Jangan panggil saya Nyonya.” Hanna tersenyum sambil mengatupkan kedua tangannya.“Baik, Nona Hanna. Nona Naya juga nggak mau dipanggil Nyonya,” jawab Bi Darmi sambil tersenyum. “Kalau begitu saya permisi, Nyonya … eh maaf maksudnya Nona.”Setelah

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 276. Masuk IGD

    "Ini darurat Bayu," geram Hanna. "Nanti saya yang tanggung jawab kalau Mas Gilang marah.""Baiklah, Nona." Bayu bergegas mengangkat Naya dan membawanya keluar.Hanna berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu mobilnya, lalu ia segera masuk."Bagaimana ini, Nona?" tanya Bayu yang kesusahan merebahkan Naya."Kamu dudukin aja dulu, nanti pelan-pelan aku rebahin tubuhnya," kata Hanna sambil membantu menyanggah tubuh Naya dari dalam mobil. "Tunggu, aku duduk dulu. Biar kepalanya di pangkuanku aja."Hanna mencari posisi duduk yang nyaman untuk memangku kepala Naya."Begini udah Nona?" tanya Bayu."Sebentar!" balas Hanna. "Bibi ikut aja, duduk di sini. Kaki Naya di pangkuan Bibi ya sekalian pegangin, takut jatuh.""Biar saya aja Nona. Mbak Darmi lagi kurang sehat," sahut Bi Darna."Ya udah siapa aja yang bisa," kata Hanna.Bi Darna segera masuk dan duduk di sisi sebelah kiri. Ia menaruh kaki Naya di p

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 277. Saya Mencintaimu

    "Baik, Om. Terima kasih ya.""Harusnya saya yang mengucapkan terima kasih padamu, Nak." Tuan Rizky tersenyum pada Hanna. "Haris sangat beruntung mempunyai istri sepertimu. Pergilah dia sudah menunggumu sejak tadi."Hanna mengulas senyum sebelum pergi menemui suaminya. 'Apa aku sebaik itu? Kenapa semua orang memujiku. Biasanya nggak ada yang mau berteman dengan Miss Jutek kayak aku,' gumam Hanna.Saat membuka pintu kamar ruang perawatan Hanna terkejut melihat kedua kaki suaminya dibalut perban."Pa, gimana keadaan Mas Haris?" tanya Hanna kepada mertuanya."Dia mengalami cedera di kakinya, mungkin dalam beberapa hari ini dia tidak bisa berjalan," jawab sang papa."Ya ampun." Hanna menutup mulutnya sambil melirik Haris yang masih memejamkan mata. "Mama udah diberitahu, Pa.""Belum," jawabnya. "Kamu temani Haris, Papa mau mengabari mamamu dulu.""Iya, Pa."Hanna duduk di kursi tunggu yang ada di samping ran

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 278. Ucapan Tuh Doa

    "Kamu mah modus." Hanna mengerucutkan bibirnya. "Kalau cuma ingin dicium nggak usah bohongin aku kayak gitu.""Saya senang menjahili kamu." Haris tertawa geli melihat wajah jutek istrinya.Hanna menegakkan duduknya, lalu bertanya. "Yang, kok kamu bisa kecelakaan sih? Kamu nggak hati-hati ya bawa mobilnya.""Saya sudah hati-hati, tapi yang namanya mau celaka siapa yang tahu," sahut Haris. "Tadi tuh tiba-tiba ada kecelakaan di depan. Dan saya tidak bisa menghindarinya.""Kamu kecelakaan beruntun?"Haris mengangguk sambil tersenyum. "Beruntungnya di belakang kendaraan saya, tidak ada lagi mobil yang berjarak dekat.""Memang musibah itu nggak bisa dihindari, tapi kalau kamu fokus dan berhati-hati kan bisa menghindari cedera parah?" sahut Hanna. "Waktu kalian dibawa ke rumah sakit, kamu sadar nggak?""Haris menggeleng. Saya tidak ingat apa-apa. Saya sadar setelah mendapat penanganan dari Dokter.""Waktu dapat kabar d

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 279. Tidak Bisa Menahan Diri

    Pak Hartono masuk ke dalam ruang perawatan anaknya. Sebenarnya ia tidak mau mengganggu, tapi ia harus pamit terlebih dulu kepada anak dan menantunya.“Papa dan Tuan Rizki mau ke kantor, kalian tidak apa-apa kan kami tinggal?” tanya sang papa kepada anak dan menantunya. “Mama kalian sudah di perjalanan. Nyonya Anin sudah datang untuk menunggu keponakannya.”“Iya nggak apa-apa, Pa,” sahut Hanna sembari tersenyum tanpa berani menatap mertuanya. Tentu saja sang papa tidak akan melihat senyum indah di wajah juteknya.“Papa pergi saja, kami tidak apa-apa.” Haris menimpali. "Semua berkasnya sudah disiapkan sekretaris Boss Gilang.Seharusnya hari ini ia dan boss-nya meeting bersama investor baru. “Baiklah. Kalian harus jaga sikap ini di rumah sakit bukan rumahmu sendiri,” kata Pak Hartono sebelum keluar dari ruang perawatan anaknya.“Baik, Pa,” jawab Haris, sedangkan Hanna hanya diam saja karena merasa malu kepada mertuanya itu.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 280. Keguguran

    “Eh itu udah ada perawat yang ke ruangan Haris,” gumam Hanna ketika ia hendak kembali ke ruangan suaminya. “Aku akan menemui Mas Gilang dulu, kenapa dia menunggu di situ? Kenapa nggak beristirahat di ruang perawatan aja?”Hanna tidak jadi kembali ke ruang perawatan suaminya karena ia penasaran dengan keadaan Naya, bayangan jelek melintas dalam pikirannya. “Semoga Naya tidak apa-apa,” gumamnya sambil berjalan cepat menghampiri Gilang dan tantenya.“Hanna, bagaimana keadaan Haris?” tanya Gilang saat wanita itu menghampirinya.“Mas Haris baik-baik aja kok, Mas,” jawab Hanna. “Mas Gilang istirahat di ruang perawatan aja, biar saya dan Tante Anin yang menunggu Naya.” titah Hanna pada laki-laki yang sedang bersandar pada dinding.Laki-laki yang memakai alat penyangga di tangan kanannya tampak menahan air mata. Ia terlihat sangat sedih. Perlahan tubuhnya luruh dan terduduk di lantai.Sang tante berjongkok di hadapan keponakannya. “Saya

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 281. Kamu Harus Kuat

    “Mas, jangan bicara seperti itu. Tuhan lebih sayang kepada anak kalian,” kata Hanna.“Iya, kamu benar. Tuhan lebih sayang pada calon anak kami, untuk itulah Tuhan mengambilnya kembali karena kami bukan orang tua yang tepat yang mampu merawat titipan-Nya.”“Lang, kamu jangan bicara seperti itu.” Sang tante kembali duduk di samping Gilang, lalu memeluk keponakannya. “Kamu harus kuat.”“Iya, Tante.” Gilang menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Ia melakukannya berulang-ulang.“Han, maafkan Tante. Bukannya Tante mengusir, tapi Haris juga butuh kamu, Sayang. Kamu temani suamimu aja, ada kami yang menunggu Naya.”Hanna mengusap air mata yang membasahi pipinya. “Iya, Tante. Aku lupa, tadi aku keluar untuk memanggil perawat karena ada darah di selang infus Mas Haris.”“Sayang, kan ada alat panggil perawat,” kata Tante Anin mengingatkan.“Iya, Tante, tadi aku lupa saking paniknya melihat darah di selang infus.”

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status