Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 351 - Chapter 360

524 Chapters

( S2 ) Bab 173. Mata-mata

 "Lo sama siapa, Dit?" tanya Naya kepada mantan pacar sahabatnya."Gue sama Topik, dia lagi di toilet, gue tinggalin. Abisnya lama banget, boker tambang kali tuh bocah," jawab Adit sambil celingukan khawatir Topik tidak melihatnya."Kalau lo pergi, ntar siapa yang nyebokin dia?" tanya Lura sambil terkekeh."Emang gue emaknya!" sahut Adit sewot."Dit, bego banget lo, ninggalin gue." Topik menoyor kepala sahabatnya."Yeh si Anyir, takut banget gue tinggalin pulang." Adit merapikan rambutnya dengan jari-jarinya."Ya iyalah takut, dompet sama kunci motor gue titip ke lo, jelas lah gue panik," balas Topik. "Mana dompet gue." Ia menadahkan tangannya pada Adit."Nih!" Adit mengembalikan dompet dan kunci motor sahabatnya."Eh ada Naya sama Mia, lo nggak punya temen lagi selain si Mia, Nay? Bosen banget gue lihatnya dari dulu muka dia melulu. Kali-kali lo bawa cewek lain gitu." Topik baru tersadar kalau ada Naya dan Lura."G
last updateLast Updated : 2022-02-21
Read more

( S2 ) Bab 174. Mencoba Memahami

"Enak aja calon istri." Lura memukul kepala Adit yang sudah memakai helm. "Gue ini calon istri orang."Mendengar jawaban Lura, Evans tersenyum bahagia. Setidaknya Lura masih mengakuinya sebagai calon suami."Iya, tahu. Gue ngaku kalah dah kalau saingannya Bang Evans. Dia mah udah mapan, lah gue masih kuliah, jajan aja masih minta emak gue.""Dia bukan sekedar mapan, tapi juga bertanggung jawab, tapi sayang cemburunya gede.""Hah burungnya gede?" Adit sampai membuka helmnya untuk memastikan ucapan mantan kekasihnya. "Lo udah pernah lihat?""Budeg banget lo! Cemburunya gede bukan burungnya yang gede!" teriak Lura di telinga Adit."Jadi burungnya kecil?" Adit terkekeh sambil memakai helmnya kembali. Lalu, seger menaiki kuda besinya."Biarin kecil juga, ntar gue rendem minyak tanah biar melar," jawab Lura sambil naik ke atas motor Adit."Yaelah lo kira perkakas calon laki lo terbuat dari karet."Lura memukul bahu mantan paca
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more

( S2 ) Bab 175. Pura-pura Baik

"Nyumpahin gue lo? Awas aja loh! Gue doain Lura nggak mau maafin lo!" teriak Gilang pada sahabatnya yang sudah berjalan menjauh."Naya, kamu udah menikah, kenapa kamu jalan sama laki-laki lain? Walau kalian nggak ada hubungan apa-apa, tapi aku cemburu, Hunny." Gilang berbicara sendiri sambil berjalan menuju mobilnya. "Beginilah kalau menikah dengan gadis yang masih muda, aku jadi selalu khawatir dia akan mencari laki-laki yang lebih muda dari aku, jika sedang bertengkar. Aku akan selalu bersikap manis padanya walau kepalaku berasap."Gilang segera masuk ke dalam mobilnya, lalu kembali ke rumah sambil menunggu kabar dari sang istri.Ia menunggu istrinya di depan rumah dengan gelisah sambil mondar-mandir seperti setrikaan karena sudah sore Naya belum minta dijemput.Tidak lama kemudian motor matic berwarna hitam memasuki halaman rumahnya.Ternyata Naya diantar pulang oleh Topik, temannya sewaktu SMA."Pik, makasih ya
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

( S2 ) Bab 176. Terbakar Cemburu

“Hati-hati, Pik” “Siap, Boss!” jawab Topik sambil memberikan hormat kepada sahabatnya. Topik segera pergi dari rumah Naya setelah berpamitan. "Aku masuk duluan, Mas." Gilang mencekal tangan istrinya saat wanita hamil itu hendak masuk ke dalam rumah. “Nay, kamu kenapa nggak minta jemput sama aku?” “Aku 'kan nggak ada hape, Mas. Hapeku nyemplung itu gara-gara kamu.” “Kamu kan bisa minjem hapu Lura!" balas Gilang dengan emosi. “Lura udah pulang dari siang dijemput Mas Haris … maksudku Haris.” “Kamu ‘kan bisa pinjem hape temenmu."  “Aku nggak hafal nomor kamu." Naya mencoba menahan amarahnya. “Astaga menghafal dua belas angka aja kamu nggak bisa. Itu cuma alasan kamu aja.” “Jangankan nomor kamu, nomorku aja aku nggak hafal. Lagian kenapa sih kalau aku diantar Topik, dia itu sahabatku,” sahut Naya yang sudah tersulut emosi karena pertanyaan-pertanyaan sang suami selalu menyudutkannya. “Te
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

( S2 ) Bab 177. Diajak Kabur

“Iya, Mi.” Naya segera mengemas beberapa setel pakaiannya, tak lupa dua ponsel yang ia beli siang tadi dimasukin juga ke dalam koper. “Aku udah siap, Mi.”“Ayo kita pergi!” Mami Tyas mengambil koper menantunya. “Biar Mami yang bawa, kamu lagi hamil, nggak boleh bawa yang berat-berat.”“Tapi, Mi … ini nggak berat kok, aku cuma bawa baju sedikit." Naya tidak enak hati kalau mertuanya yang harus menjinjing koper kecil itu, padahal dirinya masih sangat kuat untuk membawanya.“Udah ayo pergi.” Mami Tyas berjalan lebih dulu, ia membuka kunci pintu dengan perlahan. Sang mami melongok ke luar, lalu berkata, "Aman."“Aku pamit dulu sama Mas Gilang ya.” Naya hendak pergi mencari suaminya, tapi sang mertua melarang.“Loh masa kabur bilang-bilang, biarin aja biar dia nyariin.”“Gitu ya, Mi,” balas Naya sambil tersenyum kecil. ‘Ini mertua gu
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

( S2 ) Bab 178. Memanfaatkan Qenan

“Maafkan aku, Mi.” Naya memeluk mertuanya. “Aku nggak bermaksud bikin Mami sedih.”"Nggak apa-apa, Sayang. Om Farel walaupun dia kayak Gilang, tapi setelah kami pacaran dia nggak pernah nyakitin Mami, dia laki-laki yang baik, makanya Mami kesel kalau Gilang kayak gitu sama kamu.”“Aku yang salah, Mi.” Naya sadar memang dia juga bersalah, tapi cara suaminya bertanya membuat ia sedih dan kesal."Dia itu udah tua, tapi dia nggak bisa bersikap bijak sama kamu. Mami nggak suka kalau melihat laki-laki kasar terhadap wanita.”“Mami, terima kasih sudah baik banget sama aku.” Naya memeluk mertuanya dengan erat. “Padahal dulu aku suka takut mempunyai mertua yang jahat kayak di tivi-tivi.”“Kamu kebanyakan nonton sinetron.” Mami Tyas tertawa sambil membelai rambut menantunya.Sementara di rumah, Gilang tampak bersantai di halaman belakang. Ia tidak tahu kalau istrinya s
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

( S2 ) Bab 179. Kehilangan Jejak

"Gue coba tanya Gilang aja." Evans segera menelepon sahabatnya. "Lang, nomor Naya kenapa nggak aktif? Apa Lura ada di rumah lo? Istri lo udah pulang 'kan?"Laki-laki itu langsung mencecar Gilang setelah sambungan teleponnya terhubung."Ngapain lo nelepon istri gue?" tanya Gilang dari seberang telepon. "Naya udah pulang, tapi istri lo nggak ada di sini."Walau ia tahu kalau sahabatnya sudah bukan laki-laki brengsek lagi, tapi ia masih cemburu kalau Evans menelpon istrinya langsung tanpa memberitahu padanya terlebih dulu."Gue mau bertanya tentang Lura," sahut Evans. "Gue nggak bakal gangguin istri lo. Tadi gue nelepon Lura, tapi malah dimatiin. Gue mau nanya sama Naya kali aja bini gue curhat sama dia.""Kasihan deh lo!" Gilang tertawa terbahak-bahak, lalu menutup teleponnya. "Kehilangan jejak kan lo?" Siapa suruh diajak nyusul mereka malah nggak mau.""Baru digituin sama calon istri aja udah kebakaran jenggot. Nggak bisa bayangin si Evans ba
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

( S2 ) Bab 180. Selalu Salah Paham

“Kita ke kantor aja!” titah Evans kepada sang pengawal.“Sepertinya pemuda itu berjalan ke sini,” kata laki-laki yang duduk di bangku kemudi. “Apa kita pergi saja?”“Tunggu sebentar!” sahut Evans.Adit berjalan cepat menghampiri mobil Evans, lalu mengetuk kaca jendela mobil.Evans terpaksa keluar dari mobil. “Ada apa?”“Maaf, Bang, saya mau nitip hape Mia. Kemarin ketinggalan di rumah saya.” Adit menyodorkan ponselnya pada Evans.Evans menerimanya dan mencoba menyalakan ponsel, tapi tidak bisa. “Kenapa mati?”“Iya, Bang, saya nggak punya charger yang sama dengan hape Mia, kemarin pas Bang Evans nelepon hapenya mati.”“Kenapa kamu nggak menjawab panggilannya, bukannya saya menelpon berkali-kali?”“Saya takut Bang Evans salah paham kalau saya menjawab panggilan itu.” Adit berbicara dengan sangat sopan kar
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

( S2 ) Bab 181. Ke Luar Kota

"Lang, lo tahu nggak alamat rumah neneknya Haris?" Evans langsung menelpon Gilang saat kekasihnya tidak mau memberikan alamat rumah neneknya."Mau ngapain lo?" tanya Gilang dari balik telepon."Gue mau nyusulin Lura ke sana," jawab Evans. "Udah cepetan kirim alamatnya. Cuma begitu aja, apa susahnya sih?"Gilang langsung menutup teleponnya untuk mengirimkan alamat rumah nenek asistennya melalui pesan singkat.Namun Evans menyangka sahabatnya tidak mau membantunya. Ia kembali menghubungi Gilang.“Lang, kampret banget lo! Lo tahu 'kan alamat rumahnya?” Evans langsung marah-marah ketika sambungan teleponnya kembali terhubung. Alih-alih sakit hati dimarahin sahabatnya, Gilang malah bertanya kepada sahabatnya. "Lo belum sarapan?"“Udah,” jawab Evans cepat. "Kirain belum, gue ada pepes buaya nih buat lo," balas Gilang sambil terkekeh.“Buaya kok makan buaya.” Evans ju
last updateLast Updated : 2022-02-27
Read more

( S2 ) Bab 182. Gara-gara Cemburu

“Kamu kenapa balik lagi?” tanya sang mami kepada anaknya yang berjalan dengan terburu-buru.“Aku nggak jadi pergi ke kantor. Aku mau ke Jogja, Mi, mau nyusul Lura.” Evans berbicara sambil berjalan menuju kamarnya. Ia segera berganti pakaian dan mengemas dua setel pakaian yang ada di rumah sang mami. Setelah selesai ia kembali menghampiri maminya. “Anak-anak mana, Mi?”“Mereka sekolah belum pada pulang," jawab sang mami. "Memangnya mereka mau diajak?"“Nggak, Mi, aku cuma mau pamit aja sama mereka. Nanti tolong bilangin sama Qenan dan Azzam, aku pergi nyusulin  mommy-nya dulu.”“Iya,” jawab sang mommy. "Kamu hati-hati, Nak! Jangan bertengkar terus dengan Lura, kamu lebih tua, harusnya kamu yang lebih mengerti dia.""Iya, Mi."Evans segera pergi menuju bandara setelah berpamitan. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan calon istrinya. "Cepat sedikit!" titahny
last updateLast Updated : 2022-02-28
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status