Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / ( S2 ) Bab 182. Gara-gara Cemburu

Share

( S2 ) Bab 182. Gara-gara Cemburu

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kamu kenapa balik lagi?” tanya sang mami kepada anaknya yang berjalan dengan terburu-buru.

“Aku nggak jadi pergi ke kantor. Aku mau ke Jogja, Mi, mau nyusul Lura.” Evans berbicara sambil berjalan menuju kamarnya. 

Ia segera berganti pakaian dan mengemas dua setel pakaian yang ada di rumah sang mami. Setelah selesai ia kembali menghampiri maminya. “Anak-anak mana, Mi?”

“Mereka sekolah belum pada pulang," jawab sang mami. "Memangnya mereka mau diajak?"

“Nggak, Mi, aku cuma mau pamit aja sama mereka. Nanti tolong bilangin sama Qenan dan Azzam, aku pergi nyusulin  mommy-nya dulu.”

“Iya,” jawab sang mommy. "Kamu hati-hati, Nak! Jangan bertengkar terus dengan Lura, kamu lebih tua, harusnya kamu yang lebih mengerti dia."

"Iya, Mi."

Evans segera pergi menuju bandara setelah berpamitan. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan calon istrinya. "Cepat sedikit!" titahny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
kasihan deh kamu lang ga boleh masuk sama mami ......... ayo evans cepat susul lura tapi jangan ribut lagi ya ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 183. CEO Mesum Galau

    “Mertua gue aja nggak kejam kayak gitu.” Gilang menendang pagar rumah sang mami dengan kesal. “Mungkin Papi bisa membantuku.”Gilang merogoh ponselnya untuk menelpon sang papi yang sedang berada di luar kota. “Halo, Pi, aku mau minta tolong sama papi.”“Minta tolong apa? Apa perusahaan sedang ada masalah? Apa kerja sama dengan Tuan Yamata dibatalkan?”“Bukan itu,” sahut Gilang. “Hari ini meeting dengan Tuan Yamata memang batal, tapi itu karena beliau sedang kurang sehat.”“Lalu kamu mau minta tolong apa?” Sang papi tidak tahu kalau sangbmenantu dibawa pergi oleh istrinya.“Tolong beritahu Mami, balikin istriku. Aku nggak bisa konsentrasi bekerja kalau belum ketemu istriku, bahkan sekarang aku nggak boleh masuk ke rumah Papi.”“Apa kamu menyakiti Naya lagi?”“Pi, aku melakukannya karena aku mencintai Naya, aku cemburu padan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 184. Ibu Kandung Rasa Ibu Tiri

    Gilang menancap gas kendaraannya setelah merasa lebih tenang."Kenapa Mami setega itu sama aku," gumamnya sambil melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.Ia mendatangi toko ponsel terdekat. "Sepertinya aku tidak bisa melakukan apa-apa tanpa Haris. Cuma membeli ponsel aja terasa sangat merepotkan. Bagaimana dengan Haris yang mengurusi semua pekerjaanku? Dia pasti kelelahan, aku harus memberikan banyak waktu untuk pasangan pengantin baru itu," gumamnya sambil menyetir.Setelah sampai di toko ponsel, Gilang langsung membeli ponsel yang termahal yang ada di toko itu."Tolong pasangkan ini!" Gilang memberikan kartu memori dan kartu sim miliknya kepada pelayan toko itu setelah membayar benda pipih berwarna hitam itu."Baik, Tuan."Pegawai toko itu pun melakukan apa yang diperintahkan Gilang."Ini sudah siap dipakai, Tuan." Pelayan toko memberikan kembali benda pipih itu kepada Gilang."Terima kasih," uc

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 185. Antara Jogja Dan Jakarta

    Evans masih saja menertawakan sahabatnya. Padahal ia dan Gilang tidak jauh berbeda, sama-sama menjadi laki-laki bucin.“Kita sudah sampai, Tuan.”Evans segera turun dari mobil, ia mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah itu. “Apa benar ini rumahnya? Kenapa terlihat sepi?”“Ini sesuai alamat yang Tuan berikan kepada saya,” kata sang pengawal sambil mencocokkan alamat yang tertera di ponselnya dengan alamat yang tertera di pagar gerbang rumah itu.“Coba aku telepon Haris dulu, semoga nomornya aktif. “ Evans merogoh ponselnya, allub menghubungi Haris. “Aktif, tapi nggak dijawab,” gumamnya sambil menempelkan benda pipih itu ke daun telinganya.“Halo, Mas, ada apa?” tanya Lura.“Sayang, bukain pintu dong!”“Bukain pintu?” Lura mengedarkan pandagannya ke sekeliling rumah orang tuanya. Kebetulan ia dan keluarganya sedang duduk santai di te

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 186. Barang Haram

    "Udah, Mas, nggak usah bahas itu lagi! Aku juga minta maaf," ucap Lura dengan tulus."Nggak, Sayang, kamu nggak pernah salah. Maafkan aku kalau cemburuku berlebihan, aku janji nggak akan menyakiti kamu lagi."Sudah berkali-kali Evans salah paham terhadap istrinya dan itu merugikan dirinya sendiri."Kapan-kapan kita ke rumah Adit ya, Mamanya ingin ketemu sama kamu." Lura ingin suaminya tahu seberapa dekat ia dengan keluarga Adit."Iya, Sayang. Aku juga mau minta maaf soal kemarin itu, sekalian mau mengundang mereka ke acara pernikahan kita." Evans mencoba berprasangka baik. Walau ia heran kenapa Lura bisa sedekat itu dengan mantan pacarnya."Makasih ya, Mas." Lura tersenyum manis pada calon suaminya."Untuk apa?" tanya Evans."Karena kamu udah baik sama orang-orang di masa laluku.""Kamu jangan senang dulu, aku ingin dekat dengan mereka supaya aku bisa mengontrol kamu," balas Evans sambil tertawa."Hahaha ... kenapa aku n

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 187. Sudah Gila

    Untung saja ruangan itu berada terpisah dengan ruangan lainnya. Di lantai itu hanya ada ruang kerja CEO, sang asisten dan sekretarisnya.“Ada apa, kenapa kamu terlihat ketakutan seperti itu? Apa ada masalah di kantor?”Sebenarnya hari ini Haris masih cuti, tapi karena sekretaris boss-nya meminta untuk ke kantor, ia segera datang.“Perusahaan tidak ada masalah, tapi sepertinya Boss sedang ada masalah pribadi,” jawab sang sekretaris."Boss?"Tanpa menunggu jawaban Gisya, Haris bergegas masuk ke dalam ruangan boss-nya. Bau minuman beralkohol menguar hingga menusuk penciumannya saat pintu ruangan sang CEO dibuka.Pemimpin perusahaan itu sedang duduk bersantai sambil menumpangkan kakinya di atas meja. Dasi berwarna biru tua itu menggantung tak beraturan di lehernya.Dengan cepat Haris mendekati Gilang. “Boss, kenapa anda seperti ini?” Haris menyingkirkan beberapa botol minuman yang sudah koso

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 188. Sadarlah, Boss!

    Asisten CEO itu tetap mengambil botol yang berada di tangan tuannya, walaupun laki-laki itu marah padanya.Haris pergi ke luar ruangan sang CEO untuk memanggil sekretarisnya. “Nona Gisya, tolong kosongkan semua jadwal Boss hari ini dan juga tolong panggilkan supir untuk membantu saya membawa Boss pulang.“Baik, Tuan.”Haris kembali masuk ke dalam ruangan boss-nya dan ternyata Gilang sudah berada di lantai karena terjatuh.“Boss ...!” Haris segera membantu Gilang untuk bangun dan membaringkannya di sofa. CEO mesum itu terus saja berbicara tentang hubungannya dengan Naya.‘Ternyata Boss sedang ada masalah dengan Nona,’ gumam Haris dalam hatinya.Asisten CEO itu membantu melepas dasi yang masih tergantung di leher Gilang, ia membuka jas dan membuka dua kancing kemeja bagian atas supaya boss-nya bisa lebih nyaman.“Sadarlah, Boss!”“Haris … bilang pada N

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 189. Tentang Naya

    “Baiklah, segera kabari saya!” titah Haris kepada adiknya.“Iya, Mas.” Lura segera menelepon calon suaminya setelah menutup panggilan telepon dengan kakaknya.“Mas, aku mau minta tolong, kirim nomor Naya yang baru di ponselku!" titah Lura pada Evans setelah panggilan teleponnya terhubung.“Ponselmu mati, Sayang,” sahut Evans. “Gilang minta nomor telepon istrinya ya?” tebak Evans."Bukan Mas Gilang, tapi Mas Haris. Katanya dia lagi mabuk di kantor, entah ada masalah apa antara Naya dan suaminya."“Aku juga nggak tahu persisnya gimana, tapi Gilang pernah cerita, kalau Mami Tyas membawa Naya pergi dari rumahnya dan sekarang nggak tahu ada di mana. Bahkan Gilang pun dilarang masuk ke dalam rumah orang tuanya.”“Ya ampun, terus gimana ini Mas? Aku khawatir sama Naya, mana dia lagi hamil," ucap Lura terdengar bersedih. "Kamu kapan sampai, Mas?” Lura mengkhawatirkan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 190. Kekhawatiran Seorang Istri

    ‘Duh salah ngomong gue,’ batin Lura. “Mas Haris dekat dengan Naya untuk menjaganya atas perintah Tuan Rizky, beliau khawatir kalau Mas Gilang merusak calon istrinya karena tujuan perjodohan itu untuk mengubah kebiasaannya yang sering berkencan dengan para wanita seksi.” Lura meluruskan ucapannya supaya Hanna tidak salah paham.Ekspresi wajah Lura berubah saat menceritakan kelakuan Gilang karena calon suaminya juga seperti itu.“Lura, kamu kenapa?”“Nggak apa-apa, Mbak," sahut Lura.“Apa kamu juga mencintai Mas Gilang?” tanya Hanna pelan.“Nggak!” jawab Lura cepat. “Mas Evans dan Mas Gilang dulu itu laki-laki yang brengsek. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama dengan para wanita seksi. Aku kadang suka khawatir kalau dia balik lagi kayak dulu.”Hanna mendekati adik iparnya, lalu mengusap-usap lengan gadis itu. “Aku lihat Evans cinta

Bab terbaru

  • Jerat Cinta CEO Mesum   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk semua pembacaku yang sudah membaca karya-karya Nyi Ratu. Mohon maaf banget atas segala kekurangan di setiap karya-karyaku.Follow instag*am @nyi.ratu_gesrek untuk info novel terbaru.Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua pembacaku tanpa terkecuali.Dan ... untuk nama-nama yang aku sebutkan di bawah ini, tolong hubungi aku di instag*am untuk klaim hadiah. Ada kenang-kenangan dari Nyi Ratu untuk kalian.1. Husna Amri Jihan Alfathunissa2. Pacet Ke Ceupet3. Joko Lelono4. Mythasary5. Lay Kwe Tjoe6. Iah OlehBaru 3 orang yang sudah klaim hadiah, yang belum, aku tunggu sampai ahir bulan ini.Sampai jumpa lagi di karya terbaruku selanjutnya. Salam sayang dari Nyi Ratu untuk kalian semua.

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 344. Calon Besan ( END )

    "Bu Naya sudah pembukaan empat." Ucapan sang dokter membuat Gilang dan Mami Tyas terkejut."Benarkah?" Mami Tyas tidak percaya. "Menantu saya mau melahirkan?" Ia kembali memastikan."Iya, Bu," jawab sang dokter. "Dalam beberapa jam lagi dia akan segera melahirkan.""Ya ampun, kalau gitu Mami pulang ya, Lang. Kamu tungguin Naya di sini, Mami mau pulang dulu, menyiapkan keperluan dia," kata sang mami yang terlihat sangat panik. "Dokter, saya permisi dulu ya."Sebelum pergi, Mami Tyas memeluk menantunya. "Sayang, kamu jangan panik ya, tetap berprasangka baik. Semangat! Semangat ya, Cantik." Mami Tyas memberikan semangat pada menantunya, padahal dia sendiri yang panik."Iya, Mi," jawab Naya sambil tersenyum.Naya bertanya kepada dokter setelah mertuanya keluar dari ruangan. "Dokter, apa bayi saya sehat-sehat aja?" Naya takut terjadi sesuatu dengan bayinya karena HPL-nya masih dua minggu lagi dan ia pernah mengalami keguguranNaya terbayang lagi saat kehilangan bayinya membuatnya merasa k

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 343. Naya Ngompol

    Jam berjalan begitu cepat, Lura semakin sering merasakan tanda-tanda melahirkan. Ia mengelus-elus perutnya yang terasa mulas.“Sayang, kamu mau ke mana?” tanya Evans saat istrinya turun dari ranjang.Aku mau olahraga, Sayang, biar melahirkannya gampang,” jawab Lura sambil berjongkok, lalu berdiri dan berjongkok lagi, begitu terus yang ia lakukan sesuai arahan dokter.“Jangan olahraga! Mau melahirkan kenapa malah olahraga?”“Tidak apa-apa, Pak, memang disarankan seperti itu biar gampang melahirkannya,” kata sang suster.Evans memegang tangan istrinya dan menemani Lura untuk berjongkok dan berdiri. “Sayang udah ya, kamu kelihatan kesakitan gitu, mending tiduran aja,” kata Evans.“Bentar lagi, Mas,” ucap Lura sambil menahan mulas.Keringat sudah bercucuran di pelipis Lura membuat Evans was-was. “Sayang, kamu sakit banget ya?” tanyanya sambil mengusap keringat di dahi Lura. “Udah ya, aku takut bayi kita ngeberojol.”“Iya, Mas.”Evans membantu Lura untuk naik kembali ke ranjang rumah sak

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 342. Pembukaan Dua

    "Bayi Anda sehat, Bu," jawab sang dokter."Syukurlah." Lura merasa lega mendengarnya."Tante mau menghubungi keluarga kamu dulu ya, nanti biar Tante yang nemenin kamu sebelum mama kamu datang.“Loh aku mau dirawat nggak ngelahirin sekarang?"“Tunggu dulu Lura, kamu tunggu di ruang pertama atau ruang observasi untuk tahap pertama, nanti kalau udah waktunya mau melahirkan pindah ke ruang bersalin.”“Iya, Tante, makasih ya, maaf udah ngerepotin.”“Lura, kamu itu sahabatnya menantu Tante, kamu jangan sungkan.”"Iya, Tante," jawab Lura, lalu wanita hamil itu menoleh kepada Dokter Silvi. “Dokter, aku boleh tanya-tanya lagi?”“Boleh, Bu.”“Tante keluar dulu ya.” Mami Tyas keluar untuk menemui menantunya supaya Naya menghubungi keluarga Evans.Mami Tyas lupa memberitahukan kepada Naya kalau ia tidak perlu menghubungi Evans. Naya menghubungi Evans, tapi ponselnya tidak aktif. “Duh Mas Evans ke mana sih? Jadi mules kan gue.” Naya terlihat panik mendengar sahabatnya sudah mau melahirkan. “Gue t

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura

    "Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir

    Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku

    "Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 338. Mules, Mas

    "Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan

  • Jerat Cinta CEO Mesum   ( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris

    "Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te

DMCA.com Protection Status