Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 361 - Chapter 370

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 361 - Chapter 370

524 Chapters

( S2 ) Bab 183. CEO Mesum Galau

“Mertua gue aja nggak kejam kayak gitu.” Gilang menendang pagar rumah sang mami dengan kesal. “Mungkin Papi bisa membantuku.”Gilang merogoh ponselnya untuk menelpon sang papi yang sedang berada di luar kota. “Halo, Pi, aku mau minta tolong sama papi.”“Minta tolong apa? Apa perusahaan sedang ada masalah? Apa kerja sama dengan Tuan Yamata dibatalkan?”“Bukan itu,” sahut Gilang. “Hari ini meeting dengan Tuan Yamata memang batal, tapi itu karena beliau sedang kurang sehat.”“Lalu kamu mau minta tolong apa?” Sang papi tidak tahu kalau sangbmenantu dibawa pergi oleh istrinya.“Tolong beritahu Mami, balikin istriku. Aku nggak bisa konsentrasi bekerja kalau belum ketemu istriku, bahkan sekarang aku nggak boleh masuk ke rumah Papi.”“Apa kamu menyakiti Naya lagi?”“Pi, aku melakukannya karena aku mencintai Naya, aku cemburu padan
last updateLast Updated : 2022-02-28
Read more

( S2 ) Bab 184. Ibu Kandung Rasa Ibu Tiri

Gilang menancap gas kendaraannya setelah merasa lebih tenang. "Kenapa Mami setega itu sama aku," gumamnya sambil melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Ia mendatangi toko ponsel terdekat. "Sepertinya aku tidak bisa melakukan apa-apa tanpa Haris. Cuma membeli ponsel aja terasa sangat merepotkan. Bagaimana dengan Haris yang mengurusi semua pekerjaanku? Dia pasti kelelahan, aku harus memberikan banyak waktu untuk pasangan pengantin baru itu," gumamnya sambil menyetir.Setelah sampai di toko ponsel, Gilang langsung membeli ponsel yang termahal yang ada di toko itu."Tolong pasangkan ini!" Gilang memberikan kartu memori dan kartu sim miliknya kepada  pelayan toko itu setelah membayar benda pipih berwarna hitam itu."Baik, Tuan."Pegawai toko itu pun melakukan apa yang diperintahkan Gilang. "Ini sudah siap dipakai, Tuan." Pelayan toko memberikan kembali benda pipih itu kepada Gilang."Terima kasih," uc
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more

( S2 ) Bab 185. Antara Jogja Dan Jakarta

Evans masih saja menertawakan sahabatnya. Padahal ia dan Gilang tidak jauh berbeda, sama-sama menjadi laki-laki bucin.“Kita sudah sampai, Tuan.”Evans segera turun dari mobil, ia mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah itu. “Apa benar ini rumahnya? Kenapa terlihat sepi?” “Ini sesuai alamat yang Tuan berikan kepada saya,” kata sang pengawal sambil mencocokkan alamat yang tertera di ponselnya dengan alamat yang tertera di pagar gerbang rumah itu.“Coba aku telepon Haris dulu, semoga nomornya aktif. “ Evans merogoh ponselnya, allub menghubungi Haris. “Aktif, tapi nggak dijawab,” gumamnya sambil menempelkan benda pipih itu ke daun telinganya.“Halo, Mas, ada apa?” tanya Lura.“Sayang, bukain pintu dong!”“Bukain pintu?” Lura mengedarkan pandagannya ke sekeliling rumah orang tuanya. Kebetulan ia dan keluarganya sedang duduk santai di te
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more

( S2 ) Bab 186. Barang Haram

"Udah, Mas, nggak usah bahas itu lagi! Aku juga minta maaf," ucap Lura dengan tulus."Nggak, Sayang, kamu nggak pernah salah. Maafkan aku kalau cemburuku berlebihan, aku janji nggak akan menyakiti kamu lagi."Sudah berkali-kali Evans salah paham terhadap istrinya dan itu merugikan dirinya sendiri."Kapan-kapan kita ke rumah Adit ya, Mamanya ingin ketemu sama kamu." Lura ingin suaminya tahu seberapa dekat ia dengan keluarga Adit."Iya, Sayang. Aku juga mau minta maaf soal kemarin itu, sekalian mau mengundang mereka ke acara pernikahan kita." Evans mencoba berprasangka baik. Walau ia heran kenapa Lura bisa sedekat itu dengan mantan pacarnya."Makasih ya, Mas." Lura tersenyum manis pada calon suaminya."Untuk apa?" tanya Evans."Karena kamu udah baik sama orang-orang di masa laluku.""Kamu jangan senang dulu, aku ingin dekat dengan mereka supaya aku bisa mengontrol kamu," balas Evans sambil tertawa."Hahaha ... kenapa aku n
last updateLast Updated : 2022-03-02
Read more

( S2 ) Bab 187. Sudah Gila

Untung saja ruangan itu berada terpisah dengan ruangan lainnya. Di lantai itu hanya ada ruang kerja CEO, sang asisten dan sekretarisnya.“Ada apa, kenapa kamu terlihat ketakutan seperti itu? Apa ada masalah di kantor?” Sebenarnya hari ini Haris masih cuti, tapi karena sekretaris boss-nya meminta untuk ke kantor, ia segera datang.“Perusahaan tidak ada masalah, tapi sepertinya Boss sedang ada masalah pribadi,” jawab sang sekretaris."Boss?"Tanpa menunggu jawaban Gisya, Haris bergegas masuk ke dalam ruangan boss-nya. Bau minuman beralkohol menguar hingga menusuk penciumannya saat pintu ruangan sang CEO dibuka. Pemimpin perusahaan itu sedang duduk bersantai sambil menumpangkan kakinya di atas meja. Dasi berwarna biru tua itu menggantung tak beraturan di lehernya.Dengan cepat Haris mendekati Gilang. “Boss, kenapa anda seperti ini?” Haris menyingkirkan beberapa botol minuman yang sudah koso
last updateLast Updated : 2022-03-02
Read more

( S2 ) Bab 188. Sadarlah, Boss!

Asisten CEO itu tetap mengambil botol yang berada di tangan tuannya, walaupun laki-laki itu marah padanya. Haris pergi ke luar ruangan sang CEO untuk memanggil sekretarisnya. “Nona Gisya, tolong kosongkan semua jadwal Boss hari ini dan juga tolong panggilkan supir untuk membantu saya membawa Boss pulang.“Baik, Tuan.”Haris kembali masuk ke dalam ruangan boss-nya dan ternyata Gilang sudah berada di lantai karena terjatuh.“Boss ...!” Haris segera membantu Gilang untuk bangun dan membaringkannya di sofa. CEO mesum itu terus saja berbicara tentang hubungannya dengan Naya.‘Ternyata Boss sedang ada masalah dengan Nona,’ gumam Haris dalam hatinya.Asisten CEO itu membantu melepas dasi yang masih tergantung di leher Gilang, ia membuka jas dan membuka dua kancing kemeja bagian atas supaya boss-nya bisa lebih nyaman.“Sadarlah, Boss!” “Haris … bilang pada N
last updateLast Updated : 2022-03-02
Read more

( S2 ) Bab 189. Tentang Naya

“Baiklah, segera kabari saya!” titah Haris kepada adiknya.“Iya, Mas.” Lura segera menelepon calon suaminya setelah menutup panggilan telepon dengan kakaknya. “Mas, aku mau minta tolong, kirim nomor Naya yang baru di ponselku!" titah Lura pada Evans setelah panggilan teleponnya terhubung.“Ponselmu mati, Sayang,” sahut Evans. “Gilang minta nomor telepon istrinya ya?” tebak Evans."Bukan Mas Gilang, tapi Mas Haris. Katanya dia lagi mabuk di kantor, entah ada masalah apa antara Naya dan suaminya."“Aku juga nggak tahu persisnya gimana, tapi Gilang pernah cerita, kalau Mami Tyas membawa Naya pergi dari rumahnya dan sekarang nggak tahu ada di mana. Bahkan Gilang pun dilarang masuk ke dalam rumah orang tuanya.”“Ya ampun, terus gimana ini Mas? Aku khawatir sama Naya, mana dia lagi hamil," ucap Lura terdengar bersedih. "Kamu kapan sampai, Mas?” Lura mengkhawatirkan
last updateLast Updated : 2022-03-02
Read more

( S2 ) Bab 190. Kekhawatiran Seorang Istri

‘Duh salah ngomong gue,’ batin Lura. “Mas Haris dekat dengan  Naya untuk menjaganya atas perintah Tuan Rizky, beliau khawatir kalau Mas Gilang merusak calon istrinya karena tujuan perjodohan itu untuk mengubah kebiasaannya yang sering berkencan dengan para wanita seksi.” Lura meluruskan ucapannya supaya Hanna tidak salah paham.Ekspresi wajah Lura berubah saat menceritakan kelakuan Gilang karena calon suaminya juga seperti itu. “Lura, kamu kenapa?” “Nggak apa-apa, Mbak," sahut Lura.“Apa kamu juga mencintai Mas Gilang?” tanya Hanna pelan.“Nggak!” jawab Lura cepat. “Mas Evans dan Mas Gilang dulu itu laki-laki yang brengsek. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama dengan para wanita seksi. Aku kadang suka khawatir kalau dia balik lagi kayak dulu.”Hanna mendekati adik iparnya, lalu mengusap-usap lengan gadis itu. “Aku lihat Evans cinta
last updateLast Updated : 2022-03-02
Read more

( S2 ) Bab 191. Tolong Jaga Suamiku

"Tapi, kalau suasana hatinya lagi nggak baik pasti nggak akan mikir ke sana,” sahut Lura. "Mungkin kalau pikirannya lagi dirasuki iblis, bisa aja ngelakuin hal yang lebih sadis lagi."‘Iya juga ya, aku waktu cemburu sama Lura, nggak mau denger penjelasan Haris. Untung aja aku tahu kebenarannya lebih awal, jadi aku nggak sampai menyesal,’ gumam Hanna dalam hati.“Mbak Hanna, bentar ya, aku telepon Naya dulu,” kata Lura saat calon suaminya mengirimkan nomor telepon sahabatnya.Lura melakukan panggilan video kepada sahabatnya. “Nay, lo di mana?” tanya Lura saat wajah Naya nampak di layar ponsel yang dipegangnya.“Gue di Bandung, Mi,” jawab Naya yang terlihat sedang menikmati rujak buah di sebuah saung bersama wanita paruh baya.“Lo ada masalah dengan Mas Gilang?”“Kemarin dia marah besar sampai nyakitin gue. Saat itu mami lagi ada di rumah, dia lihat itu semua, terus gue di
last updateLast Updated : 2022-03-02
Read more

( S2 ) Bab 192. Serba Salah

"Sudah jangan dipikirkan. Dia sejak dulu seperti itu, mengancam orang untuk memaafkannya.” Mami Tyas membelai rambut menantunya dengan lembut. “Lebih baik kamu tidur siang sana!”“Iya, Mi.” Naya tidak bisa membantah ucapan mertuanya. Ia pergi ke kamarnya sambil menitikkan air mata karena tidak tega melihat suaminya seperti itu.”Sesampainya di kamar, Naya menelepon Lura. “Mi, mertua gue nggak ngizinin gue ketemu Mas Gilang.” Naya menceritakan semua yang mertuanya katakan.“Mungkin mertua lo udah hafal bener kelakuan anaknya. Mertua lo begitu karena dia lebih sayang sama lo, Nay,” sahut Lura mencoba menenangkan sahabatnya. “Terus rencana lo apa?”“Gue nggak berani pulang sendiri, kalau ada apa-apa dengan kehamilan gue, gimana? Mas Gilang pasti tambah sedih.”“Ya udah lo jangan banyak pikiran dulu ya, biar nanti kalau Mas Evans pulang, gue suruh nemuin Mas
last updateLast Updated : 2022-03-03
Read more
PREV
1
...
3536373839
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status