Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 341 - Chapter 350

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 341 - Chapter 350

524 Chapters

( S2 ) Bab 163. Adakah Rasa Yang Tersisa?

“Jangan dimakan, nanti kamu sakit perut.” Lura khawatir dengan calon suaminya, tapi yang dikhawatirkan tidak peduli.Evans langsung mencicipi kuah bakso penuh sambal itu, namun baru saja satu sendok, laki-laki itu sudah kelabakan.“Panas … pedes …!” Evans bangun dari duduknya, lalu menaruh mangkuk bakso itu di kursi plastik.“Pak, cepetan!” Lura melambaikan tangan pada pengawalnya supaya buru-buru karena wajah Evans sudah memerah karena kepedesan.Pengawal itu langsung berlari dan membukakan tutup botol air mineral itu, lalu memberikannya kepada Evans. “Ini, Bos.”Evans langsung menenggak air mineral itu hingga tersisa setengahnya. “Belikan aku minumann yang manis atau apa saja yang bisa meredakan panas di mulutku!”“Baik, Boss.”“Aku udah bilang jangan dimakan,” kata Lura. “Sini bakso kamu biar aku habiskan, sayang kalau dibuang-bu
last updateLast Updated : 2022-02-16
Read more

( S2 ) Bab 164. Gara-gara Mantan

"Sayang, jangan ngeprank lagi! Ulang tahunku udah lewat, bulan April juga masih lama." Evans sudah mulai cemas saat Lura ingin membatalkan pernikahannya. Walaupun dulu hanya pura-pura, tapi ia tidak ingin itu terjadi lagi. Walau hanya sebuah lelucon, tapi hampir membuat dirinya stress.“Kamu nggak percaya sama aku, untuk apa kita menikah,” ketus Lura. “Apa jangan-jangan kamu cuma pura-pura cinta sama aku? Makanya kamu juga curiga kalau aku masih memiliki perasaan pada mantanku itu.”Evans memeluk calon istrinya dengan erat. “Aku benar-benar mencintaimu. Maafkan aku, bukannya aku nggak percaya sama kamu, tapi aku sedang cemburu, Lura. Apa kamu tidak tahu kalau kepalaku hampir meledak waktu bocah tengil itu bilang kalau kamu mantan terindahnya.”“Lalu, kamu mau nyuruh dia umtuk menghapus kenangan kami waktu dulu. Masa lalu nggak bisa dilupain gitu aja karena itu merupakan bagian panjang perjalanan hidup kita y
last updateLast Updated : 2022-02-17
Read more

( S2 ) Bab 165. Papa Gula

“Tidak apa-apa ordeldil bekas juga yang penting masih bisa dipakai.” Evans mencium bibir Lura dengan cepat saat wanita itu sedang membuka tutup botol air mineral. “Astaga! Bibir kamu pedas banget, Sayang.” Evans merebut air minum di tangan Lura. “Hahaha … makanya jangan mencuri, itu nggak baik, Tuan Evans,” kekeh Lura setelah mengusap bibirnya yang dilumat sang kekasih tanpa izin. “Baiklah, maafkan aku.” Evans memberikan botol minum itu pada Lura. “Kalau aku minta izin dulu bakal gagal lagi.” “Ya udah cepetan makan baksonya, aku pengin rebahan, perutku begah, nggak nyaman banget kalau duduk. “Baksonya juga belum da-” Belum selesai Evans berbicara sang pengawal sudah datang membawa bakso pesenan tuannya.  “Aku mau nemenin kamu makan dulu.” “Duh kamu tuh calon istri idaman banget. Pasti di kehidupanku terdahulu aku orang baik, hingga di masa sekarang mendapat jodoh sebaik dirimu.” “Jangan banyak omong, makan baksonya
last updateLast Updated : 2022-02-17
Read more

( S2 ) Bab 166. Aku Cemburu

"Ma-maaf, Tante, saya kira Adit."  "Nggak apa-apa, Nak Evans."Evans merasa malu karena ia telah membentak ibunya Adit. Sementara Lura sedang terbahak-bahak melihat raut wajah calon suaminya.Laki-laki itu kembali menyerahkan ponsel itu kepada calon istrinya. "Nih!"Lura menerimanya sambil tertawa. Lalu, menempelkan ponsel itu pada daun telinganya."Halo, Tante," sapa Lura yang masih tertawa. "Kamu dan Adit sama jahilnya. Apa kamu nggak bilang kalau Tante yang menelpon?""Aku belum sempat nyapa Tante aja dia udah nyerobot hape aku," sahut Lura yang masih terkekeh."Pasti Adit jahilin calon suami kamu ya? Kayaknya dia kesel banget tuh sama Adit.""Hahaha ... sedikit sih, dia cuma pura-pura nggak tahu kalau Mas Evans calon suamiku.""Kalian ini dari dulu nggak pernah berubah," sahut sang tante yang juga ikut terkekeh. "Ya sudah, Tante cuma mau minta nomor telepon Naya, nomor yang lama nggak aktif kayakny
last updateLast Updated : 2022-02-18
Read more

( S2 ) Bab 167. Kekecewaan Lura

Evans menciumnya dengan sangat lama dan begitu kasar. Ia sangat kesal jika Lura mengatakan ingin membatalkan pernikahannya.Lura memencet hidung Evans supaya laki-laki itu melepas ciumannya karena bibirnya sudah terasa kebas."Puas belum?" tanya Evans setelah ia melepas ciumannya.Lura mengelap bibirnya dengan baju yang dipakai Evans, lalu bangun dan terduduk."Kamu kasar banget, Mas," ucap Lura pelan, matanya sudah berkaca-kaca. Ia menggeser duduknya menjauhi kekasihnya, lalu memalingkan wajahnya pada luar jendela.Melihat calon istrinya kecewa, hingga hampir menangis. Evans merasa menyesal karena telah berbuat kasar pada wanita yang dicintainya."Sayang, maafkan aku." Evans memeluk Lura, sambil menciumi rambut wanita yang sedang menitikkan air mata.Namun, Lura hanya diam saja tanpa berkata apa-apa. Ia hanya sibuk menyeka air mata supaya anak-anaknya tidak melihat ia menangis karena mereka sudah hampir sampai di rumah c
last updateLast Updated : 2022-02-18
Read more

( S2 ) Bab 168. Diam Lebih Menyeramkan

"Jangan suka berjanji kalau nggak bisa menepati!" "Ya udah aku nggak akan berjanji, tapi aku juga nggak akan membuat Mommy nangis lagi."Lura tersenyum sambil mengacak-acak rambut anaknya. "Baiklah, ayo kita main di belakang!" Lura menggandeng tangan Qenan, lalu menghampiri Azzam. "Kakak, ayo kita main!""Kakak ke kamar dulu ya sebentar, nanti segera nyusul.""Ok." Lura dan Qenan menuju halaman belakang.Azzam segera pergi ke kamarnya untuk mengambil buku, lalu segera menyusul adik dan Mommy angkatnya.Mendengar ucapan kekasihnya, membuat hati Evans menjadi tidak tenang. Saat ini ia benar-benar takut kalau Lura akan membatalkan pernikahannya.Ia lebih suka kalau Lura memarahinya atau membentaknya dari pada mendiamkannya seperti ini.'Dia lebih menyeramkan saat diam,' ucap Evans dalam hatinya sambil terus memerhatikan Lura.Ia tidak berani mendekati wanita yang sedang marah padanya di saat ada anak-anaknya.L
last updateLast Updated : 2022-02-18
Read more

( S2 ) Bab 169. Menyembunyikan Kesedihan

"Kenapa cucu Oma menangis?" Mami Mala menaruh nampan berisi jus dan makanan ringan.Azzam memeluk sang oma dengan erat. "Oma, terima kasih sudah baik pada Kakak, walau aku ini bukan siapa-siapa, tapi kalian menerimaku di sini.""Siapa bilang kamu bukan siapa-siapa? Kamu sekarang menjadi bagian keluarga Prasetyo." Sang oma mengusap-usap punggung sang cucu yang sedang menangis. "Di akta lahirmu akan disematkan nama Prasetyo, Daddy-mu sedang mengurusnya.""Itu tidak perlu, Oma. Mendapatkan kasih sayang kalian saja sudah lebih dari cukup," kata Azzam."Itu perlu, Nak karena kamu generasi penerus keluarga Prasetyo."Lura terharu mendengar ucapan calon mertuanya. Dulu ia berpikir akan sulit mendapat restu dari ibu kandung laki-laki yang dicintainya. Tapi, ternyata wanita itu sangat baik dan penuh kasih sayang.Evans melihat dari kejauhan kalau anak tertuanya sedang menangis. "Kenapa hari ini orang-orang yang aku cintai menangis, apa mereka nggak b
last updateLast Updated : 2022-02-18
Read more

( S2 ) Bab 170. Curahan Hati Lura

"Kenapa lo cemberut gitu?" tanya Naya pada sahabatnya setelah gadis chubby itu masuk ke dalam mobilnya."Gue kesel sama Mas Evans. Masa dia cium paksa gue sampai bibir gue dower," balas Lura sambil menunjukkan bibirnya. "Bibir lo 'kan emang dower, Mi," sahut Naya sambil terkekeh."Gue serius, Nay." Lura marah dan memalingkan wajahnya, menatap ke luar jendela. "Ah lo sama aja kayak si Evans.""Mia Allura, sahabat gue yang imut, lo lagi pms ya, gitu aja sewot." Naya menyenggol bahu sahabatnya. "Maafin gue.""Abisnya lo ngeselin." Lura kembali membenarkan posisi duduknya. "Sebagai cewek, gue merasa terhina, Nay. Dilecehkan sama calon suami sendiri. Walau gue bukan cewek baik-baik, tapi gue nggak mau lah dikasarin kayak gitu.""Kok lo ngomongnya gitu? Lo yang terbaik, Mi." Naya memeluk sahabatnya, lalu melepaskan pelukannya dan bertanya. "Lo bikin dia marah atau gimana? Nggak mungkin 'kan dia tiba-tiba kasar kayak gitu? Bukannya lo bilang
last updateLast Updated : 2022-02-19
Read more

( S2 ) Bab 171. Nyari Omprengan

"Set dah, ibu hamil omongannya  manis banget." Lura mendorong kening Naya dengan jari telunjuknya.""Lagian lo ngomong apa aja, mau viral lo? Menantu pengusaha sukses, mengubur mertuanya hidup-hidup karena tidak bisa mendapatkan harta warisan keluarga suaminya.""Kurang panjang tuh judul, udah kayak sineron ajal aja. Sampai tamat pun gue nggak hafal tuh judul.""Biar yang baca makin penasaran." Naya terkekeh sambil memegangi perutnya."Udah jangan ketawa mulu, kalau lo kenapa-kenapa, gue bisa digorok sama laki lo." Lura membekap mulut Naya supaya wanita hamil itu tidak tertawa terus karena Lura khawatir perut Naya kram."Sebelum aku gorok kamu, Evans udah gorok aku duluan, Lura." Suara Gilang mengejutkan Lura."Mas Gilang?" Naya memelotot, lalu menoleh pada Naya. "Kenapa lo nggak bilang kalau laki lo yang nyopir?""Emang kenapa?""Dia 'kan sahabatnya si bego Evans, ntar dia laporin omongan gue tadi gimana?" bisik Lura, tap
last updateLast Updated : 2022-02-19
Read more

( S2 ) Bab 172. Bertemu Lagi

“Sayang, kalau udah selesai nanti telepon aku ya!” kata Gilang sebelum istrinya keluar dari mobil.“Jangan dijemput, Mas! Aku dan Mia mau main ke rumah temenku, kami udah lama nggak main ke sana, nanti kamu jemput ke sana aja ya.”“Ya udah kalau gitu kalian hati-hati ya!” Gilang tersenyum sambil melambaikan tangannya  tanpa menoleh ke belakang.Naya dan Lura masuk ke dalam pusat perbelanjaan terbesar di kota itu setelah mobil Gilang pergi. Mereka langsung menuju ke toko ponsel dengan merek ternama.“Nay, emangnya lo lagi ngapain sih, kok bisa, hape lo nyebur ke kolam?” tanya Lura pada sahabatnya sambil berjalan menuju toko ponsel.“Gara-gara si mesum tuh, pengin lihat chat grup alumni sekolah kita. Aku bilang ntar dulu aku bales pesan, eh sama dia direbut terus jatuh kebentur dan terpental ke kolam.”“Duh kasihan banget hape lo, udah kebentur pakai nyebur ke kolam juga.&r
last updateLast Updated : 2022-02-20
Read more
PREV
1
...
3334353637
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status