Home / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of Jerat Cinta CEO Mesum: Chapter 371 - Chapter 380

524 Chapters

( S2 ) Bab 193. Penyesalan

Hanna langsung mengambil ponselnya lagi dari tangan Lura. “Di sana 'kan ada kakakmu, nanti pinjam hape dia aja,” kata Hanna.Ia baru ingat kalau suaminya sering mengirimkan pesan mesum kalau berada jauh darinya.“Hahaha … Mas Haris sering kirim pesan mesum ya?” Lura tidak bisa menghentikan tawanya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kakaknya yang kaku seperti balok kayu itu merayu istrinya.“Nggak. Aku cuma kangen aja sama dia, kalau ponselku di bawa aku nggak bisa menghubungi suamiku.” Hanna beralasan supaya adik iparnya tidak meledeknya terus.“Kan ada ponsel mama,” jawab Lura sambil tersenyum. “Oh iya aku lupa, kalau pake ponsel mama takutnya pas Mas Haris kirim pesan mesum, tapi hapenya udah dibalikin ke mama.”Lura tertawa terbahak-bahak meledek kakak iparnya yang usianya hanya terpaut dua tahun saja. “Aku siap-siap dulu ya Kakak ipar.” Lura menjawil dagu Hanna se
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more

( S2 ) Bab 194. Bucin

“Lura dan Hanna baru saja pergi,” kata Mama Riska kepada calon menantunya yang baru sampai.‘Kenapa susah banget sih ketemu Lura,’ batin Evans.Laki-laki yang terlihat sangat lelah itu menyalami calon mertuanya. "Apa mereka sudah lama pergi?""Belum, baru beberapa menit lalu, mereka pergi," jawab sang mama."Saya menyusul Lura dulu ya, Ma, nanti ke sini lagi.” Evans menghampiri sang nenek. “Nek, saya pergi dulu ya, nanti saya pulang bareng Lura.”“Iya, cucu mantu,” jawab wanita tua itu sambil tersenyum.Evans segera pergi menyusul calon istrinya ke rumah Gilang. Ia tidak suka kalau Lura pergi ke rumah sahabatnya, terlebih lagi Naya sedang tidak ada di rumah. Bayangan calon istrinya bersama dengan Gilang selalu terlintas di benaknya.“Cepat sedikit!” titah Evans kepada laki-laki yang duduk di bangku kemudi.Andai saja istri Gilang bukan sahabat Lura, mungkin Evans
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more

( S2 ) Bab 195. Bakso Alot

'Tuan berubah seratus delapan puluh derajat. Semoga Tuan dan Nona Lura selalu berbahagia,' ucapan doa, tulus dari hati sang pengawal yang sudah bertahun-tahun menjaga Tuan muda Prasetyo."Lebay banget sih lo Evans, jijik gue dengernya." Lura tertawa mendengar ucapan calon suaminya."Nah 'kan ... mulai songong lagi, awas aja kalau kita bertemu, aku akan menghukummu sampai jera!" ancam Evans pada kekasihnya."Kalau itu terjadi lagi, kali ini aku nggak akan maafin kamu!" Lura kembali mengancam calon suaminya. Baru saja ia memaafkan kelakuan Evans yang telah menyakiti hatinya karena dicium paksa dengan kasar, laki-laki itu sudah berbicara seperti itu lagi."Sayang, aku cuma bercanda kok," sahut Evans dengan cepat. "Aku janji nggak akan melakukannya dengan kasar lagi."Evans mengacungkan dua jarinya, walaupun sudah tahu kalau Lura tidak akan melihatnya."Aku nggak butuh janji!" tegas Lura. "Kamu udah pernah merendahkan aku deng
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more

( S2 ) Bab 196. Ada Apa Dengan Tuan

"Ada apa, Boss? Apa anda ingin membeli bakso?” tanya sang pengawal ketika hanya kata bakso yang terdengar di telinganya.“Nggak. Aku udah pesan bakso untuk kalian juga.”“Terima kasih sebelumnya, Tuan.”“Santai aja jalannya, jangan ngebut!” Evans merasa lega karena calon istrinya belum sampai ke rumah Gilang.“Baik, Tuan.”“Lelah juga seharian mondar-mandir Jakarta - Jogja,” gumam Evans sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, lalu memejamkan matanya.Setelah sampai di rumah Gilang, Evans masuk ke dalam setelah pelayan di rumah itu membukakan pintu untuknya.“Gilang di mana, Bi?” tanya Evans kepada Bi Darmi.“Tuan Gilang belum pulang kerja,” jawab sang pelayan yang tidak tahu apa-apa tentang majikannya.“Bi, tolong buatkan iar lemon sama sup untuk Gilang ya!” titah Evans kepada pelayan di rumah itu.&ldqu
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more

( S2 ) Bab 197. Melepasmu

Wanita paruh baya itu melirik Lura, lalu menjabat tangan Hanna setelah Lura mengangguk. "Tuan Haris laki-laki yang baik, mendapatkan jodoh yang baik pula." Bi Darmi tersenyum pada istri Haris. "Silakan masuk, Nona!" ucapnya setelah melepas jabatan tangannya.Baru kali ini ada tamu majikannya yang ingin berkenalan dengan sambil berjabat tangan.“Iya, Bi,” Lura dan Hanna masuk dan menghampiri Evans yang sedang duduk santai di ruang tamu.Lura mengalungkan tangannya di leher sang kekasih dari belakang kursi yang diduduki laki-laki itu."Astaga!" Evans langsung melepas tangan yang melingkar di lehernya. "Kamu siapa? Aku udah punya istri, jangan ganggu aku!"Evans bangun dari duduknya, lalu berbalik untuk melihat siapa yang memeluknya."Nggak mau dipeluk ya?" tanya Lura sambil berjalan mendekati Evans."Bukan begitu, Sayang. Aku kira tadi orang lain," balas Evans sambil merentangkan tangannya menyambut Lura.
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more

( S2 ) Bab 198. Terpaksa Berbohong

"Kenapa Naya nggak cerita kalau punya masalah sebesar ini," gumam Lura sambil menatap tiga laki-laki yang berjalan menapaki anak tangga."Hape kamu kan nggak ada, Ra," sahut Hanna. "Ah iya, aku lupa." Lura tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih. "Pasti dia sedih, di saat butuh teman, aku nggak ada untuknya.""Ra, kamu jangan sedih, itu kan bukan salah kamu juga." Hanna mengusap-usap lengan adik iparnya."Kita tunggu di sana aja, Mbak."Lura dan Hanna tidak ikut mengantar Gilang ke kamar. Mereka kembali duduk di ruang tamu. “Ra, Naya nelepon,” kata Hanna sambil mengulurkan tangannya memberikan ponsel kepada wanita yang duduk di sampingnya.“Gimana ini, Mbak, aku nggak tega bilangnya.” Lura pun ragu untuk menjawab panggilan video dari sahabatnya. "Mas Gilang terlihat kecewa banget sama Naya."Hanna mengangguk supaya Lura menerima panggilan itu agar Naya tidak berpikir yang macam-ma
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more

( S2 ) Bab 199. Jerawat Kangen

"Aku cuma bercanda." Evans mencubit pipi Lura dengan gemas. Gadis itu menepis lengan kekasihnya. “Tadi Naya abis nelepon, dia tanya keadaan Gilang. Aku bilang dia lagi tidur.”“Kamu emang bener, Sayang. Gilang tidur kecapekan ngoceh.” Evans terkekeh melihat sahabatnya mabuk. Padahal ini bukan pertama kalinya ia melihat Gilang seperti itu, tapi kali ini laki-laki itu sedang patah hati, mendengar racauannya terdengar sangat mengenaskan.“Makan dulu baksonya, nanti keburu dingin nggak enak.” Lura menunjuk bungkusan plastik berwarna putih di atas meja."Walaupun dingin akan tetap enak kalau disuapin kamu." Evans mencondongkan wajahnya hendak mencium Lura, tapi Haris mengejutkan keduanya."Apa kalian ingin pernikahannya di batalkan?" Ucapan Haris membuat kedua pasangan calon pengantin itu bergeser menjauh."Ada jerawat di pipi Lura, aku cuma mau lihat ini jerawat siapa?" kata Evans sambil tersenyum pada c
last updateLast Updated : 2022-03-06
Read more

( S2 ) Bab 200. Gara-gara Bakso

"Maaf ya, Mas." Lura menepuk-nepuk punggung kekasihnya.  "Bakso ini hampir membunuhku." Evans mengelus dadanya setelah butiran bakso itu berhasil dikeluarkan. "Minum dulu!" Lura memberikan gelas air putih itu kepada Evans. Evans menerimanya dan langsung meneguk minuman itu hingga habis. "Aku nggak mau makan bakso lagi." Evans mendorong mangkuk bakso itu dengan kasar hingga kuahnya tumpah. "Aku kan udah minta maaf." Lura mengambil ponselnya yang berjajar dengan ponsel Evans di atas meja makan. Ia langsung pergi meninggalkan Evans di ruang makan. "Dia pasti marah lagi," gumam Evans sambil mengusap wajahnya dengan frustrasi. Ia pun bangun dari duduknya, lalu menyusul kekasihnya. "Lura ke mana?" tanya Evans pada Haris. "Bukannya tadi bersama kamu?" tanya balik Haris kepada Evans. "Apa kalian bertengkar lagi?" "Tadi tuh aku hampir keselek bakso, aku kesal bukan sama dia, tapi sama baksonya. Mungkin dia p
last updateLast Updated : 2022-03-06
Read more

( S2 ) Bab 201. Modus Robot Mesum

Haris melepas pelukannya, lalu berlutut di depan Hanna sambil menggenggam tangannya. "Sayang, demi Tuhan sedikit pun saya tidak pernah meminum barang haram itu.""Iya, aku percaya, tapi menjauhlah dariku!" Hanna mendorong suaminya supaya menjauh. "Mandi dulu sana, ganti baju kamu!" Tangan kirinya menutup hidung, sedangkan tangan kanannya terulur memberikan paper bag berisi pakaian yang diminta Haris.Haris menerimanya, lalu mencium tangan sang istri. "Kita menginap di sini ya. Saya tidak tega kalau harus meninggalkan Boss Gilang sendiri, saya juga tidak mau tidur tanpamu.""Nggak mau ah, ntar kita tidur di mana?" Hanna tidak mau menginap di rumah orang lain tanpa persetujuan yang punya rumah."Sayang di rumah ini ada kamar pribadi saya," balas Haris. "Kalau ada kamar pribadi kamu, harusnya ada baju-baju kamu di sini," kata Hanna."Iya, memang ada," jawab Haris sambil tersenyum."Terus kenapa kamu nyuruh aku bawain baju?" H
last updateLast Updated : 2022-03-06
Read more

( S2 ) Bab 202. Sakit

"Kamu kebanyakan makan sambel tuh," kata Hanna."Biasanya 'kan juga kayak gitu  tapi nggak pernah sakit perut kayak gini," jawabnya sambil meringis. "Dari pagi kamu 'kan belum makan nasi, Ra," balas Hanna. "Tadi 'kan udah aku bilang, jangan banyak-banyak sambelnya.""Kalau nggak pedes malah nggak enak," sahut Lura sambil terkekeh."Akibatnya juga nggak enak 'kan?" tanya Hanna."Iya, perutku terasa dipelintir.""Ke dokter yuk!" Sekali lagi Hanna mengajak Lura berobat, "Nggak ah. Istirahat sebentar nanti juga baikkan.""Calon suamimu tadi udah frustrasi, aku juga nyalahin dia, aku kira kamu marah beneran." Hanna tertawa sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan."Biarin aja deh dia mikirnya aku marah, biar nggak gangguin aku terus," jawab Lura sambil memegangi perutnya. "Perutku terasa diremas-remas.""Sakit banget, Ra? Kita ke dokter ya!" Hanna khawatir melihat adik iparnya terlihat kesakitan.
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status