Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Bab 391 - Bab 400

Semua Bab Jerat Cinta CEO Mesum: Bab 391 - Bab 400

524 Bab

( S2 ) Bab 213. Naya Pulang

Haris mengedipkan matanya, menggoda sang istri. "Apaan sih, Yang." Hanna tertunduk malu, ia tahu apa yang dimaksud suaminya.Haris menarik tengkuk Hanna, lalu mendekatkan bibirnya pada bibir sang istri.“Jangan ciuman di depanku!” Ucapan Gilang mengejutkan Hanna dan Haris. Mereka langsung membenarkan posisi duduknya.Hanna tertunduk malu, sedangkan Haris bangun dari duduknya, lalu menghampiri Gilang.“Boss, anda sudah bangun?” tanya Haris kepada boss-nya."Aku sudah bangun sejak kamu mulai merayu istrimu," jawab Gilang sambil berusaha untuk bangun.Haris membantu laki-laki yang sedang memegangi kepalanya itu untuk duduk bersandar.“Aku panggil Bi Darmi dulu.” Hanna bangun dari duduknya. Ia buru-buru keluar dari kamar itu. ‘Untung ada alasan untuk keluar dari kamar Mas Gilang. Aku malu banget ya ampun,’ ucap Hanna dalam hatinya sambil melangkah menuj
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-11
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 214. Gue Baik-baik Aja

“Iya, Mbak, aku kepikiran Mas Gilang terus,” jawab Naya sambil berjalan mendekati Hanna. Lalu memeluk wanita itu.“Jangan panggil Mbak, panggil Hanna aja!” ucap Hanna setelah melepas pelukannya.Naya tersenyum sambil mengangguk. “Terima kasih bantuannya, maaf sudah merepotkanmu dan Mas Haris.”“Nggak kok.” Hanna tersenyum manis, lalu menyalami mertua Naya. "Tante, apa kabar?""Tante baik, Nak," jawab wanita paruh baya itu sambil tersenyum. "Mami istirahat aja dulu," kata Naya pada mertuanya yang terlihat lelah.“Ya udah, Mami ke kamar dulu ya.” Mami Tyas pamit kepada Hanna dan Naya."Iya, Mi," jawab Naya.“Oh ya, tadi katanya Lura pingsan?” tanya Naya setelah duduk di samping Hanna.“Iya, tadi dia sakit perut, makanya pulang,” jawab Hanna."Apa sekarang Lura baik-baik aja?” tanya Naya yang membuat Hanna melihat kembali
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-11
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 215. Berpura-pura

“Maaf ya udah ngagetin Bibi,” ucap Naya. “Aku baru aja datang,” lanjutnya.“Nggak apa-apa, Nona. Bibi yang salah karena kerjanya nggak fokus,” ucap Bi Darmi sambil memberikan nampan pada majikannya.“Terima kasih ya, Bi.” Naya pergi membawa nampan bersi sup dan air lemon untuk suaminya.Di dalam kamar, Gilang masih memegangi kepalanya. “Sakit sekali.”“Sebentar saya ambilkan obat.” “Nggak usah Haris!” cegah Gilang, “Aku mau mandi aja, mungkin badanku lebih segar kalau aku berendam,” imbuhnya.“Baik-”Haris menjeda ucapannya saat ada seseorang masuk ke dalam kamar sang tuan dan ternyata yang datang, istri dari boss-nya.“Boss, saya keluar dulu,” ucap Haris yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh Gilang."Permisi, Nona.” Haris membungkuk hormat kepada istri boss-nya sebelum keluar dari kamar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-11
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 216. Demi Buah Hati

“Kami baik-baik aja, Mi.” Naya tersenyum supaya mertuanya tidak curiga. “Mami jangan khawatir, Mas Gilang sangat mencintaiku, mana mungkin dia bisa marah sama aku.”“Kalau dia menyakitimu lagi, bilang sama mami.”“Iya, Mi.”“Nona, apa kami juga boleh pulang?” tanya Haris pada istri boss-nya.“Pulanglah. Sekali lagi terima kasih ya, kalian baik banget. Maaf udah ngerepotin kalian.”“Tidak merepotkan, Nona. Sudah sepantasnya saya melakukan ini,” jawab Haris. “Kalau begitu, saya dan Hanna pulang dulu.”“Kalian hati-hati ya.”Naya kembali ke kamarnya setelah Haris dan sang mami pulang. ‘Mas Gilang belum keluar juga,’ batin Naya sambil berjalan menuju ruang ganti untuk menyiapkan pakaian ganti suaminya.Bajunya udah aku siapin, Mas,” ucap Naya setelah suaminya keluar dari kamar mandi.Namun, Gilang tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-11
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 217. Berhenti Mencintai

Setelah menghabiskan separuh nasi goreng itu Naya menaruh piringnya di meja, lalu segera masuk ke kamarnya karena takut Bi Darmi melihatnya menangis.Naya mengembuskan napasnya dengan berat sebelum memutar kenop pintu kamarnya. Ia mengusap air mata di pipinya, lalu masuk ke dalam dan menghampiri sang suami yang sedang duduk di balkon kamarnya.“Mas, aku mau ngomomg sebentar,” ucap Naya yang tidak direspons sedikit pun oleh Gilang. Laki-laki itu hanya duduk sambil menghisap sebatang rokok. Entah sejak kapan ia merokok, setahu Naya, suaminya tidak merokok sejak mereka masih berpacaran.Naya menarik kursi yang satunya lagi, lalu duduk berhadapan dengan suaminya, walau ia merasa sesak dengan asap rokok. “Mas, aku minta maaf karena pergi tanpa pamit,” ucap Naya. Tidak sepatah kata pun yang keluar dari mulut suaminya. Gilang tetap diam membisu. Ia kesal dengan Naya karena terlalu menurut
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-11
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 218. Lura Demam

Lura membuka matanya saat sinar mentari masuk melalui celah gorden. "Ya ampun, kenapa Mas Evans tidur di sini?" gumam Lura saat melihat calon suaminya tidur di sofa yang ada di kamarnya.Tubuh jangkungnya meringkuk di sofa panjang, namun tak sepanjang tubuh laki-laki itu, hingga kakinya yang panjang harus ia tekuk.Lura turun dari tempat tidur, lalu menyelimuti tubuh calon suaminya yang tidur sambil melipat tangan di depan dada."Dia pasti kedinginan."Saat selimut menyentuh tubuhnya, laki-laki itu membuka mata. Lalu, tersenyum manis pada kekasihnya."Selamat pagi calon istri.""Kenapa kamu tidur di sini? Kamar tamu kan kosong.""Aku takut perutmu sakit di malam hari," jawab laki-laki yang terlihat masih sangat mengantuk itu."Matamu merah, apa kamu semalaman bergadang? Tidur jam berapa kamu?""Aku lupa." Evans pura-pura lupa, padahal ia sadar baru tertidur jam empat pagi.Melihat wanita yang dicintai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-12
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 219. Penderitaan Naya

"Kamu makan sendiri ya buburnya, Mama mau bantu bibi nyiapin sarapan dulu." Mama Riska menaruh nampan itu di atas nakas."Biar saya yang suapi Lura." Evans bangun dan berdiri, ia berjalan sedikit sempoyongan sambil memegangi kepalanya."Kenapa kepalaku sakit banget," gumamnya. "Mas, kamu kenapa?" Lura tampak khawatir melihat kekasihnya memegangi kepala."Aku hanya sedikit linglung, Sayang." Evans menyeringai sambil menurunkan tangannya. "Mungkin karena aku belum cuci muka," lanjutnya lagi."Kamu masih mengantuk itu, Mas," sahut Lura. "Sebaiknya kamu tidur lagi aja.""Aku ingin melihatmu menghabiskan makananmu," balas Evans.Lura mengambil mangkuk bubur, lalu menatap kekasihnya sambil berkata, "Baiklah, aku akan memakan bubur ini sampai habis, tapi kamu janji setelah aku menghabiskan makananku, kamu istirahat ya."Evans mengangguk sambil tersenyum. "Sekarang makanlah!"Sementara di kediaman CE
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-13
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 220. Aku Harus Kuat

Naya semakin erat mencengkram selimutnya. Jabang bayi yang ada dalam kandungannya menguatkan wanita hamil itu. "Aku harus kuat," ucapnya untuk menguatkan diri sendiri.Naya bangun dari tidurnya, ia mengambil minyak kayu putih yang ada di laci nakas, lalu membalurkan pada tubuhnya supaya ia merasa hangat.Kemudian wanita itu turun dari tempat tidur. Ia berjalan menuju ruang ganti sambil memeluk tubuhnya sendiri yang hanya dibalut handuk. Naya buru-buru mengambil pakaiannya, setelah itu ia kembali ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya kembali.Wanita hamil itu memejamkan matanya setelah tubuhnya mulai menghangat karena baluran minyak kayu putih.Ia tertidur hingga siang hari yang membuat Bi Darmi khawatir. “Nona Naya sejak pagi belum makan apa pun, ada apa dengannya? Apa Nona sakit?” gumam Bi Darmi sambil menyendokkan nasi beserta lauknya untuk sang majikan. “Lebih baik saya antar makanan ini ke kamar."“N
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-14
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 221. Terpaksa Berbohong

Bi Darmi terkejut saat melihat Naya memakai pakaian serba tebal. “Nona, apa anda sedang sakit?”“Nggak, Bi,” jawab Naya sambil tersenyum. “Tadi pagi saya kedinginan karena mandi kelamaan, terus saya masuk ke dalam selimut, eh jadi ketiduran.” Naya berbohong supaya pelayan di rumahnya percaya.“Syukurlah, Nona,” sahut Bi Darmi. “Nona makan dulu ya. Sekarang Bibi nggak masak yang banyak bumbu lagi, sayurnya cuma direbus, semoga Nona suka.” Bi Darmi memberikan nampan itu kepada majikannya. “Apa Nona ingin makan di meja makan?”Naya tersenyum sambil mengambil nampan makanan itu. “Mulai saat ini aku makan di kamar aja, Bi. Maaf ya aku ngerepotin Bibi karena harus memasak menu yang berbeda dengan Mas Gilang.”Naya tidak mau makan bersama suaminya karena Bi Darmi pasti tahu kalau Gilang mendiamkannya.“Ya ampun Nona, kenapa harus minta maaf. Ini sudah menjadi tugas saya melayani anda dan Tuan.”“Terima kasih ya, Bi.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-14
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 222. Kebohongan Naya

"Kenapa?""Gua lagi sakit mata, nanti lo ketularan." Naya berbohong pada sahabatnya.Padahal ia tidak mau video call karena tidak mau Lura mengetahui kalau dirinya habis menangis."Yaelah, Nay. Kita kan nggak bertatap langsung," balas Lura. "Lebay banget lo ah!""Mataku perih, Mi," jawab Naya memelas."Ya udah deh, lo istirahat aja jangan kebanyakan nonton film dewasa," kata Lura sambil terkekeh. "Jadi sakit mata deh lo.""Itu 'kan kerjaan lo! Gue mah langsung praktek aja kalau lagi pengin." Naya tertawa terbahak-bahak, melupakan masalahnya sejenak."Kampret lo!" umpat Lura sebelum menutup panggilan teleponnya."Jangankan praktek, disapa aja nggak," gumam Naya sambil menaruh ponselnya di atas nakas.Ketika ia hendak membaringkan tubuhnya kembali. Terdengar suara sang mami sambil mengetuk pintu kamarnya."Apa aku nggak salah denger? Itu suara mami," gumamnya sambil turun dari tempat tidur.Naya terkejut saat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3839404142
...
53
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status