Beranda / Romansa / Jerat Cinta CEO Mesum / Bab 401 - Bab 410

Semua Bab Jerat Cinta CEO Mesum: Bab 401 - Bab 410

524 Bab

( S2 ) Bab 223. Salah Paham

“Mi, Mas Gilang lagi sibuk, biarin aja dia kerja, lagian aku juga nggak apa-apa kok.”“Naya, kamu lagi hamil. Kamu harus memikirkan anak yang ada dalam kandunganmu juga. Kalau kamu sakit dia pasti ikut merasakannya," kata sang mami. "Ini anak kalian berdua, jangan cuma kamu yang merasakan kesusahan ini. Gilang harus lebih perhatian padamu."“Iya, Mi.”Naya tidak bisa berkata-kata lagi, memang benar apa yang diucapkan mertuanya, tapi dengan memarahi Gilang seperti itu sudah pasti suaminya akan tambah marah padanya.“Mami, samperin papi dulu ya, kamu istirahat.” Mami Tyas menyelimuti tubuh Naya, lalu keluar dari kamar anaknya.Setelah mertuanya pergi, Naya segera mengirim pesan kepada suaminya. Ia mengabarkan kalau dirinya baik-baik saja, jadi tidak perlu pulang kantor di siang hari.Namun, apa yang ada di pikiran Gilang berbeda, ia mengira Naya menyuruhnya untuk tidak pulang supaya ia disalahkan lagi oleh sang mami.Di ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-16
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 224. Jodoh Terbaik

“Teman kamu dan Haris belum ada yang tahu kalau kalian sudah menikah. Orang tuamu juga pasti ingin mengadakan pesta untuk anak satu-satunya," kata Mama Riska kepada menantunya.“Aku udah bicarain ini sama suamiku, kami mau ngadain syukuran di rumah, mau ngundang teman-teman dekat aja,” jawab Hanna. “Kami nggak mau yang mewah-mewah, yang terpenting doa dari kalian semua untuk pernikahan kami.”“Sayang ….” Mama Riska membelai pipi menantunya. “Kamu nggak mau resepsi bukan karena kamu nggak suka jadi menantu Mama 'kan?”"Astaga, Ma.” Hanna memegang tangan mertuanya, lalu menciumnya dengan penuh kasih sayang. “Aku bersyukur berada di antara kalian, tapi sungguh bukan itu maksud kami tidak ingin mengadakan resepsi. Mas Haris juga udah tanya sama aku, tapi akunya nggak mau, yang terpenting keluarga dan teman kami tahu kalau kami sudah menikah.”“Haris, memang anak yang baik, sejak kecil tidak pernah mau menyusahkan Mama dan papa karena itu dia mendapatk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-16
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 225. Jam Terbang Evans

“Kayaknya sih gitu,” sahut Lura. “Sama Qenan aja dia sayang banget.”“Ya sudah, Mama keluar dulu, mau nyiapin makan siang, katanya Haris mau makan siang di rumah.”“Iya, sekalian nganter Mas Gilang pulang katanya,” sahut Hanna.“Mama keluar dulu ya," Mama Riska bangun dari duduknya, lalu keluar dari kamar anaknya.“Lura, apa kamu ingin langsung punya anak setelah menikah?” tanya Hanna pada adik iparnya setelah sang mama keluar dari kamar.“Sedikasihnya aja deh sama yang di atas?” jawab Lura.“Maksudnya Evans yang di atas kamu?” tanya Hanna sambil tertawa.“Dih Mbak Hanna ….” Lura mendorong pelan lengan kakak iparnya. “Pasti ketularan mesum Mas Haris nih.”“Hahaha ….” Hanna selalu ingin tertawa jika mengingat saat mereka berdebat ketika berhubungan intim karena Haris tidak mengizinkannya berada di atas. Menurut Haris itu bukan posisi yang baik untuk pasangan yang sedang menanti momongan.“
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-16
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 226. Melepas Ikatan Pernikahan

Hanna dan Lura langsung menghentikan tawanya, lalu menoleh pada laki-laki yang sedang bersandar pada tiang pintu sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana.‘Robot mesumku udah pulang, nanti kita lanjutkan setelah dia pergi lagi ke kantor,” bisik Hanna di telinga adik iparnya.“Siap Kakak ipar.” Lura mengacungkan jempolnya pada Hanna.“Benarkan, kalian menjadikan saya bahan lelucon,” tukas Haris.“Kamu tuh buruk sangka terus,” sahut Hanna sambil menahan senyumnya.“Tahu ih, orang aku dan Mbak Hanna lagi ngetawain Mas Evans,” kata Lura sambil turun dari tempat tidur. “Jadi cowok kok sensitif banget."Evans muncul dari belakang Haris. “Memangnya apa yang kalian tertawakan?”Aku nggak ikut-ikutan ah.” Hanna berjalan mendekati suaminya sambil mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahu. “Ayo, Yang, kita makan siang!” ajak Hanna pada suaminya.Lura tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya. Ia berj
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-16
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 227. Jaga Buah Cinta Kita

Hampir setengah jam Gilang duduk di samping Naya sambil menggenggam tangan wanita yang sedang tertidur itu. “Jagalah anakku! Dia akan tetap mendapat kasih sayang kedua orang tuanya walau kita sudah nggak hidup bersama.” Ketukan di pintu kamar membuat Naya membuka matanya. "Mas ...," ucapnya.Gilang langsung melepas genggaman tangannya, lalu bangun dan berdiri untuk membukakan pintu kamar.Seorang dokter perempuan masuk bersama sang mami. Dokter cantik itu langsung memeriksa keadaan Naya.“Apa yang anda rasakan sekarang, Nona?” tanya sang dokter setelah memeriksa istri dari CEO muda itu.“Cuma sedikit pusing aja, Dok," jawab Naya pelan.“Kehamilan di trimester pertama sangat rentan. Nona Naya harus banyak istirahat dan jangan banyak pikiran!""Baik, Dok,” jawab Naya sambil tersenyum.'Ini semua gara-gara aku,' batin Gilang.“Saya sudah meresepkan obatnya, nanti dihabiskan ya," kata sang dokter
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-16
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 228. Aku Nggak Mau Bercerai

Padahal tidak ada meeting, ia hanya ingin menghindari Naya supaya terbiasa jauh dari wanita yang dicintainya itu.“Apa pekerjaanmu lebih penting dari istrimu?” tanya sang mami."Mi … tolonglah aku! Naya paling penting dalam hidupku, tapi perusahaan ini juga penting untuk masa depan anakku.” Gilang beralasan.“Pergilah, Nak, biar Papi dan Mami yang menjaga istrimu,” kata sang papi.“Terima kasih, Pi.”Gilang menelepon Haris untuk segera menjemputnya. Laki-laki itu duduk di teras depan sambil menunggu sang asisten. ‘Apa keputusanku sudah benar? Bagaimana kalau aku sendiri yang tersiksa dengan keputusan ini? Pasti itu akan sangat menyakitkan, tapi akan lebih menyakitkan lagi jika wanita yang aku cintai terluka karena aku.’Laki-laki itu duduk melamun sambil menunggu sang asisten, sementara di dalam kamar, Naya sedang mencuci mukanya supaya tidak terlihat seperti habis menangis. Walau dadanya terasa sesak setelah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-16
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 229. Ketempelan

“Ya udah, Mami siapin dulu ya, Sayang. Kamu tunggu aja di sana!” Sang mami menunjuk kursi santai di balkon kamar anaknya, lalu pergi untuk mengambil asinan buah yang dibawanya dari rumah. Naya berjalan menuju balkon. Ia duduk santai sambil memandang lurus ke depan. ‘Aku harus kuat. Aku akan memperbaiki hubunganku dengan Mas Gilang, aku yakin dia nggak sungguh-sungguh mengatakan itu,’ batin Naya. 'Dia sangat mencintaiku, begitu pun denganku.'Ia mencoba untuk selalu tersenyum menghadapi masalah dalam rumah tangganya. Naya pun melakukan panggilan video kepada sahabatnya.“Naya …! Akhirnya gue bisa ngeliat wajah jelek lo!” teriak Lura yang terlihat sangat senang saat melihat wajah sahabatnya yang nampak dari layar ponsel. “Lo udah sehat kan?”“Udah,” jawab Naya tak kalah kencang berteriak.“Mata lo masih sedikit merah, Nay,” kata Lura.Naya hanya tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya. “Mi, gue punya asinan buah, lo mau nggak?” Na
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-16
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 230. Naluri Sang Mami

"Sudahlah jangan dibahas, kamu lanjutkan saja ngobrolnya, Nenek mau tidur siang dulu."Sang nenek pergi tanpa memberitahukan maksud ucapannya kepada Lura dan Hanna yang tidak paham."Ketempelan itu apa, Ma?" tanya Hanna pada mertuanya."Kerasukan," jawab sang mama. "Makanya kalau orang sakit nggak boleh ditinggal sendirian. Kamu temenin adikmu ya, Mama juga mau tidur siang."Sang mama juga pergi meninggalkan anak dan menantunya."Yah pada pergi," ucapnya. "Imanmu masih kuat kan, Ra?" Hanna jadi takut kalau adik iparnya kerasukan beneran."Ya ampun, Mbak, siang-siang gini masa ada hantu," kata Lura sambil tertawa. "Lalu kembali melihat layar ponselnya.Nampak wajah Naya yang sedang asyik menikmati asinan buah, oleh-oleh dari mertuanya yang baru pulang dari luar kota."Yeh si Kampret, bikin gue ngiler aja." Lura memutus panggilan videonya karena Naya sedang asyik sendiri menikmati makanannya.Naya tertawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-17
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 231. Lelah

"Jangan bicara seperti itu!" Mami Tyas bangun dari duduknya. "Kamu tahu, Mami sayang sama kamu melebihi kasih sayang Mami terhadap Gilang." Sang mami mengelus rambut menantunya dengan penuh kasih sayang."Makasih, Mi. Aku akan selalu menjadi menantu Mami." Naya meraih tangan sang mertua, lalu menciumnya dengan lembut dan lama. "Terima kasih atas kebaikan Mami padaku."Sang mami tersenyum manis pada Naya, lalu berkata, "Ya udah Mami pulang dulu ya, kamu jangan berpikir yang macam-macam. Ibu hamil berpikirlah yang baik-baik, mengkhayal yang indah, jangan keburukan yang dikhayalkan." Sang mami tersenyum sambil membelai pipi menantunya.Wanita yang usianya tidak muda lagi itu keluar dari kamar anak dan menantunya."Demi Mami dan anakku, aku akan mempertahankan pernikahan ini," gumam Naya sambil mengelus perutnya. "Mas Gilang begitu mencintaiku, aku hanya perlu meyakinkan kalau apa yang dia khawatirkan itu salah besar."Naya mengirimkan banyak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-18
Baca selengkapnya

( S2 ) Bab 232. Akibat Menikah Muda

"Nay ...!" seru Gilang. "Bukan itu alasan aku menghindarimu."Wanita hamil itu tidak menyahuti ucapan suaminya, ia terus berjalan menuju meja makan."Bi, aku mau makan di sini aja," kata Naya pada pelayan di rumahnya yang sedang menyiapkan makan malam."Iya, Nona. Apa Nona sudah tidak mual lagi?" tanya Bi Darmi. "Nggak, Bi, sekarang aku udah bisa makan apa aja.""Syukurlah, Nona, kalau begitu silakan dimakan atau Nona mau menunggu Tuan?""Nggak Bi. Aku udah kelaperan, nanti dia makan sendiri, emang biasanya kayak gitu kan," ucap Naya sambil tersenyum. "Dan akan terus seperti itu."Bi Darmi terlihat bingung mendengar kalimat terakhir majikannya, namun wanita paruh baya itu tidak berkomentar apa pun."Biar saya yang siapkan Nona, saya senang melihat Nona bisa makan banyak. Semoga Dedek dan mamanya sehat-sehat terus ya.""Aamiin," ucap Naya.Wanita hamil itu menyantap hidangan yang disiapkan Bi D
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3940414243
...
53
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status