Home / Romansa / My Teacher My Husband / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of My Teacher My Husband: Chapter 101 - Chapter 110

148 Chapters

BAB : 100

"Akhirnya lo datang juga Pak bos. Gue udah hubungin lo dari tadi siang tau nggak," oceh Restu saat Alvin baru sampai dihadapannya.Ia memutar bola matanya malas. "Biarin gue duduk dulu, Restu.""Oke, silahkan," ujar Restu sok formal."Terimakasih," balas Alvin."Jadi?" Ternyata dia masih menunggu jawabannya Alvin."Ponsel dari tadi siang gue non-aktifin," ungkap Alvin"Kenapa?""Lagi sibuk.""Lagi jalan sama Kimmy?" tebak Restu.Alvin mengangguk. "Dia nggak mau ada yang mengganggu," tambahnya sambil dengan seenaknya meneguk minuman milik Restu yang baru saja dibawakan pelayan cafe."Itu minuman gue, Pak," dengusnya."Belum diminum, kan? Makanya gue berani dan mau minum. Kalau bekas lo mah gue ogah, udah  nggak steril lagi," jelasnya.Restu mendengus kesal kalau Alvin sudah membahas sebuah kesterilisasian. Tapi apalah daya, itu hanya bisa ia lakukan dalam hati."Kenapa? Lo kesel? Pesen aja
Read more

BAB : 101

Pagi ini ia bangun seperti biasa.Setelah selesai mandi kemudian turun kebawah menuju dapur. Saat sampai ternyata Bibik sudah berada di sana."Non, Den Alvin semalam pulang dalam keadaan mabuk ya?""Iya, Bik," jawabnya."Sabar ya, Non. Bibik tahu, Non pasti kesal, marah kalau Den Alvin sudah berhubungan lagi sama yang namanya minuman itu. Tapi Bibik yakin, itu semua ajakannya Den Restu," terang Bibik sedikit tertawa."Kenapa ucapan Bibik sama seperti Kak Andi, kalian berdua punya pendapat yang sama.""Non, Den Alvin itu mengenal minuman sejak SMP. Ya itu, awalnya adalah ajakannya Den Restu," ungkap Bibik. "Maklum saja, hidup di tengah-tengah keluarga yang sibuk, dan seolah mengacuhkannya, membuatnya jadi remaja yang bebas di luaran sana. Tapi tidak membuatnya melakukan kesalahan yang fatal, kok. Di luar dia liar, di rumah dia kembali pada sikap aslinya, dingin," terang Bibik."Tapi aku kesel kalau dia mabuk-mabukan, Bik," komentar Kim
Read more

BAB : 102

    Ternyata orang yang memeluk dan orang yang ia tampar dengan tamparan penuh kekesalan barusan adalah suaminya sendiri, Alvin."Kok malah ..." Kaget Kim sambil menunjuk ke arah Alvin yang masih memegangi pipinya bekas tamparan."Vin, itu pasti sangat-sangat  menyakitkan. Gue paham gimana rasanya." Ini Ryan yang bicara, seolah sedang meledek Alvin."Kimmy, itu yang lo tampar Pak Alvin," bisik Jeje"Waduhh, bakalan ngamuk nih," tambah HaniKim mendekat pada Alvin dengan rasa bersalah yang teramat."Aduh, maaf banget Kak. Soalnya Kakak tiba-tiba aja main peluk, kan aku reflek," jelasnya."Nggak apa-apa," balas Alvin masih dengan sikap tenangnya itu.Tapi tetap saja Kim merasa bersalah banget."Ini beneran lo Kak, aku ...""Kim, kan udah di bilang nggak apa-apa. Lagipula, aku seneng dengan sikap mu itu.""Seneng?" ditampar kok seneng"Iyalah, coba tadi cowok lain yang lakuin itu ke
Read more

BAB : 103

Alvin memasuki ruang pertemuan, begitupun dengan Kim yang mengikuti langkahnya. Kim sempat menghentikan langkahnya saat di pintu masuk, tapi Alvin seolah memintanya untuk ikut masuk. "Silahkan duduk Pak Alvian," ujar Pak Tono mempersilahkan. "Terima kasih," balas Alvin langsung duduk di kursi yang sudah disediakan "Dan Kimberly, kenapa Anda di sini?" tanya Bu Puji pada Kim yang  berdiri di belakang kursi Alvin. Ah, ia merasa seperti seorang bodyguard saja kalau posisinya seperti ini. Tega sekali Alvin tak mempersilahkan istrinya untuk duduk. "Begini Bu, dia tadi dengan sengaja menampar Pak Alvian," jawab Pak Tono yang saat itu posisinya duduk di kursi di sebelah kiri Alvin. "Ya ampun, Pak, jangan nambah masalah buat saya deh, pake bilang sengaja nampar. Kenyataannya kan saya nggak sengaja. Bapak pingin banget ya saya dihukum?" Kalau saja Alvin adalah pemilik ini kampus, orang pertama yang bakalan ia minta untuk dipecat ada
Read more

BAB : 104

Saat Kim sedang diperiksa oleh dokter, Hani masih mondar mandir di depan ruang UGD. Apalagi yang ia lakukan kalau bukan menelepon Alvin.Beberapa kali kembali mencoba menelepon Alvin, tetap saja hasilnya nihil. Geramnya seakan hendak melemparkan ponselnya ke dinding. Tapi niat itu ia urungkan tatkala mengingat duit yang akan ia keluarkan untuk membeli hp baru."Ya ampun, ini dunia kejam sekali. Hubungi Pak Alvin, nggak diangkat. Hubungi Jeje juga begitu. Ya jelaslah, orang dianya sibuk pacaran. Emangnya gue, jones," gumamnya kembali mengingat statusnya.Hingga seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan, membuat Hani langsung beranjak dari kursi dan menghampirinya."Kamu keluarga pasien?" tanya seorang dokter muda pada Hani."Iya dok, saya temennya. Dia kenapa ya dok, tiba-tiba pingsan gitu aja? Apa dia punya penyakit yang parah? Jantung, kanker, tumor atau ... Omaigat! Jangan bilang kalau dia cuma punya waktu beberapa bulan lagi buat hidup. Nggak
Read more

BAB : 105

Kim sampai di rumah dalam cuaca yang sedang hujan lebat. Ini saja dari turun taksi di depan gerbang hingga nyampe dalam rumah, ia sudah basah kuyup."Ya ampun, Non jadi basah kuyup gini. Kenapa nggak telepon Bibik buat jemput ke depan sih, Non," ujar Bibik sambil membantunya mengeringkan badannya dengan handuk."Nggak apa-apa, Bik," balasnya. "Untung Non cepetan pulang.""Kenapa memangnya, Bik. Dan Kak Alvin mana?""Itu Non, lagi di teras samping,  hujan-hujanan. Bibik udah bilangin dari tadi, takutnya bisa demam. Biasanya kan gitu. Tapi nggak di dengerin," terang Bibik.Kim memberikan handuk pada Bibik dan langsung menuju ke teras samping. Benar saja, saat sampai ia melihat Alvin sedang duduk di tepi kolam berenang masih dengan stelan kemeja kantornya yang sudah basah kuyup."Astaga, apa yang dia lakuin di bawah hujan begitu," gumam Kim mengambil payung dan menghampirinya.."Kak ...." panggil Kim sambil memayunginya
Read more

BAB : 106

    Saat Alvin sampai di kamar, ternyata Kimmy sedang bersama dengan Hani. Ia bisa melihat mata istrinya itu yang masih memerah karena habis menangis."Hmm.., Kim, gue keluar dulu ya," ujar Hani saat ia melihat kedatangan Alvin.Seperginya Hani, Alvin menghampiri Kim yang saat itu masih duduk di lantai."Kim, aku minta maaf," ujar Alvin."Kakak nggak salah. Aku yang salah, aku terlalu emosi. Seharusnya sebagai seorang istri, aku tidak berhak bicara kasar begitu padamu," jelas Kim, tapi tak mengarahkan pandangannya pada Alvin."Kamu nggak salah. Sudah seharusnya sikap mu begitu. Selama ini aku selalu menomorduakanmu. Aku nggak pernah mengerti perasaanmu sebagai wanita. Aku lebih mementingkan karir ku di bandingkan dirimu. Aku minta maaf. Mulai sekarang, aku nggak akan begitu lagi, aku janji," jelas Alvin dengan raut wajah yang penuh keseriusan."Jangan berjanji kalau nantinya nggak bisa menepati, Kak," ingatkan Kim."Aka
Read more

BAB : 107

 "Ada apa?" tanya Alvin pada Kim yang terus menatapnya saat menyetir."Jadi intinya sekarang, Kakak adalah pemilik dari kampus?""Ya," jawabnya.Kim memanyunkan bibirnya saat jawaban yang tak ia harapkan, justru memang itulah kenyataannya. "Kenapa harus jadi pemilik kampus sih, Kak? Apa nggak ada peluang bisnis yang lain?""Bukan gitu, Sayang.Aku cuma mau kamu aman dimanapun kamu berada. Kalau aku adalah pemilik kampus, otomatis nggak ada yang bakalan berbuat semena-mena lagi sama kamu. Termasuk, nggak ada yang berani ngedeketin kamu, apalagi Willy. Karena kamu hanya milikku, milikku," jelasnya."Lah, kenapa pake bawa-bawa Pak Willy segala," gerutu Kim. "Ini berlebihan tau nggak, Kak. Tanpa harus ngelakuin hal itupun aku sudah menjadi milikmu. Kalau begitu, kenapa nggak sekalian aja Kakak jadi dosen di kampus?"Kim merasa gregetan sekali dengan tingkah Alvin yang memang sangat berkesan Ihan pada dirinya. Jangan sampai di
Read more

BAB : 108

"Kimberly ....""Ya?""Apa benar kalau kamu adalah istri dari pemilik kampus ini, Pak Alvian?" tanya salah satu dari mereka."I-iya," jawabnya gugup-gugup.Waktu SMA saat satu sekolah dengar berita ini, dirinya langsung terkenal karna di bilang menggoda Alvin lah, melet Alvin lah, dan sekarang apa lagi?"Kok bisa, ya? Apa kalian berdua kecelakaan atau gimana?""Apa lo sama Pak Alvian cuma nikah siri? Sekarang kan banyak yang kayak gitu." Pikir yang lainnya.Jeje langsung berdiri dari duduknya sambil menghentakkan meja, membuat pandangan yang sedari tadi mengarah pada Kim, beralih padanya."Denger ya, Kimmy nikah sama Pak Alvian bukan karna hal-hal yang kalian sbuatkan itu. Mereka nikah secara sah menurut negara dan agama kok. Jadi, jangan nyebarin berita hoax. Paham!!" jelasnya."Wah ... Kim, lo pasti seneng dong punya suami kayak Pak Alvian.Udah orangnya ganteng pak kuadrat, kalem, pinter, dan yang paling pentin
Read more

BAB : 109

 "Non, jalannya pelan-pelan atuh. Ntar jatoh."Sekarang gilirannya Bibik yang teriak-teriak histeris dari arah dapur menghampiri Kim yang hendak menuju kamar di lantai atas dengan sedikit berlari."Bik ... Jangan ikut-ikutan jadi cerewet deh," komentarnya."Abisnya Bibik takut ntar Non jatoh, kepeleset atau gimana gitu,'' terang wanita paruh baya itu menghampiri sang majikan yang sudah berada di anak tangga ke lima."Nggak lah, Bik."Di saat yang bersamaan, ponsel yang berada di genggamannya, berdering. Ia segera menggeser tombol hijau ke arah kanan melihat nama mamanyalah yang tertera."Ya, Mam?" Sahut Kim sambil melanjutkan langkahnya menuju kamar."Hallo, Sayang. Gimana kabarnya Alvin?" tanya Jessica yang membuat Kim memberengut."Dia baik, kok. Sekarang lagi di kantor. Mama tega amat sih. Malah nanyain kabar Kak Alvin, anak sendiri dilupain,"
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status