Beranda / Romansa / My Teacher My Husband / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab My Teacher My Husband: Bab 111 - Bab 120

148 Bab

BAB : 110

"Kak, setelan kantornya kan udah aku siapin tadi di sofa,'' ujar Kim pada Alvin yang menghampirinya menyiapkan sarapan di meja makan. Karena saat itu Alvin malah mengenakan celana jeans dan kaos doang."Sayang ... Kan semalam aku udah bilang kalau hari ini aku free alias libur. Makanya, kalau aku lagi ngomong itu didengerin. Bukannya malah bengong memandangi tubuhku. Ya, aku juga tahu kalau tubuhku ini begitu menggodamu," ungkapnya penuh percaya diri. Tapi memang kenyataan, sih."Ya ampun, Kakak ngomong apaan sih. Ada bibik tuh, malu-maluin banget tahu nggak," oceh Kim.Alvin memperlihatkan tampang kagetnya. Ia langsung balik badan, ternyata benar, Bibik sudah senyum-senyum nggak jelas sambil membawa air minum."Bibik denger barusan?"Omongan sejelas itu ya pasti dengarlah, kecuali telinga nya Bibik lagi bermasalah."Ah, enggak, Den," elak Bibik"Syukurlah," leganya."Ini apa? " tanya Alvin mengarahkan pandangannya pada tumpuka
Baca selengkapnya

BAB : 111

Ia mengganti hels dengan sepatu kets, dan kembali pada Alvin."Oke kan?" tanya Kim sambil menunjukkan penampilannya pada suaminya yang duduk di sofa.Alvin berlagak sok mikir sambil memperhatikan penampilan istrinya dari atas sampai bawah. Memang, sih, tak ada manusia yang sempurna. Tapi menurutnya, Kim adalah tipe wanita yang sempurna di matanya. Fisiknya sempurna, dan ia juga seorang wanita yang mau berubah jadi lebih baik."Ada yang lain nggak sepatunya?""Yang kayak gini ya cuman ini doang. Ngapain aku beli sepatu dengan mode dan corak yang sama," balasnya."Maksud aku ....""Makanya, beliin dong sepatu buat istrinya. Udah jadi guru, punya perusahaan, punya pusat perbelanjaan, dan sekarang pemilik kampus, masa iya nggak kuat beliin sepatu buat istrinya," ledek Kim sambil menahan tawanya."Ntar aku beliin sama toko-tokonya sekalian.""Ngomong doang bisanya. Pulang sepasang aja aku udah seneng.Kalau beneran sih," guma
Baca selengkapnya

BAB : 112

Setiap kali Alvin mengomel dan bicara panjang tanpa jeda, itu sangatlah lucu baginya."Hmm ...." Berpikir sambil mengetuk-ngetuk kepala dengan telunjuknya. Berharap otaknya yang sedang tidur siang, terbangun dan merekomendasikan sebuah ide."Jangan sok mikir. Jadi, kita mau kemana?""Temenin aku shooping," jawabnya penuh semangat.Alvin menarik nafas panjang saat memikirkan dirinya akan mengekori istrinya belanja. Itu bukanlah dirinya."Masa iya aku ngekorin kamu belanja-belanja gitu," komentarnya ingin menolak, tapi secara halus."Iyalah. Mau kan, Kak?" rengek Kim dengan tampang memelas. "Istri lagi hamil loh ini, masa nggak mau nemenin. Mau anakmu ngeces?""Ya ampun, pake bawa-bawa anakku segala," gumam Alvin."Ayolah ...."Setelah memikirkan 1001 kali, akhirnya ia mengambil keputusan terberat dalam hidupnya."Ya udah, tapi dengan satu syarat," ujarnya."Kok pake syarat-syarat segala?" tanya Kim tak terim
Baca selengkapnya

BAB : 113

"Hmm ... Ke situ," tunjuknya mengarah pada sebuah toko pakaian dalam khusus wanita.Tentu saja Alvin langsung menunjukkan ekspresi tak setujunya."Aku nggak mau. Kamu saja yang masuk, aku tunggu di sini aja," tolaknya."Ayolah, Kak, kalau Kakak ikut masuk kan aku bisa tanya-tanya dan konsultasi mana yang bagus buat aku."Kim kembali merengek agar suaminya itu mau menemaninya. Tapi jujur, sebenarnya ia mau membuktikan, Alvin tipe seperti apa, dia mau atau tidak diajak ke tempat yang semacam itu."Apaan coba yang mesti di tanyain sama aku, kan yang make kamu bukan aku, Kim," jelas Alvin"Iya, sih, yang make aku, tapi yang ngeliat dan menikmatinya kan Kakak," balasnya sambil menaikturunkan kedua alisnya dengan senyuman jahil."Heh ...," keluhnya."Bener kan? Jadi, ayo masuk." Langsung aja ia menarik Alvin untuk masuk ke dalam toko."Omaigattt!!! Tempat apaan, sih, ini," gumamnya sambil mengenakan kaca mata hitam yang tadiny
Baca selengkapnya

BAB : 114

Saat lagi istirahat, ponsel milik Alvin yang berada di meja berdering. Ia langsung menyambar dan menjawab panggilan tanpa melihat siapa yang menghubunginya."Hallo ....""Lo dimana, Vin?""Di rumah lah.""Ke kantor bentar dong, gue butuh tanda tangan lo Pak Bos.""Bukannya kemaren gue udah tanda tangani semua?""Sorry, gue lupa ngasihin satu lembar lagi ke elo.""Lo benar-benar cari masalah ya sama gue," oceh Alvin langsung."Ntar aja marah-marahnya, gue tunggu di kantor."Dengan penuh kekesalan akhirnya Alvin pun menuju ke kantor. Meskipun saat ini ia merasa kondisi badannya sedikit tak enak. Tapi ini bukan demam.Ia menuju kantor hanya mengenakan pakaian rumahan, celana jeans dan kemeja kotak."Akhirn
Baca selengkapnya

BAB : 115

    "Kalian bertiga nggak kangen sama gue?" Pertanyaannya tertuju pada ketiga wanita itu."Kita kangen banget sama lo, Dylan.Tapi situasi di sini lebih membingungkan banget buat kita,terutama gue," ungkap Hani.Nah, tahu kan, siapa dia? Yap, Dylan. Dylan yang secara tiba-tiba pergi dari kehidupan mereka tanpa permisi dan pamit. Dan sekarang, secara tiba-tiba juga dia nongol lagi."Gue setuju sama ucapan Hani barusan. Ini membingungkan," tambah Kim."Kim, ada baiknya kita pergi dulu dari sini. Kayaknya ini masalah keluarga deh," saran Jeje berbisik pada Kim yang ada di sampingnya."Hmm ... Oke," balasnya menyetujui."Han, mending gue sama Kim balik dulu aja ya," ujar Jeje pada Hani."Kalian kan baru nyampe, gue nggak enak kali," balas Hani."Nggak apa-apa. Ya udah, kita balik dulu, Han. Tante kita pamit," pamit keduanya pada Hani begitupun Mamanya."Dylan ... Good luck, ya," ujar Jeje pada D
Baca selengkapnya

BAB : 116

"Gimana keadaan kamu, Kim?" tanya William pada putri semata wayangnya itu."Baik-baik aja kok, Pa," jawabnya"Nggak mual-mual atau sejenisnya gitu?" Giliran Jessica yang bertanya."Hmm ... Sebelum ketahuan hamil sih, mual-mual. Tapi habis itu nggak lagi. Eh, anehnya, akhir-akhir ini malah Kak Alvin yang mual-mual nggak jelas. Nggak mau makan inilah, itulah," jelasnya."Duh, kasihan menantu kita, Pa.  Pantes aja Mama lihat dia agak kurusan."Tuh kan, denger sendiri kan betapa lebaynya mamanya kalau sudah membahas Alvin. Seperti biasa, dirinya akan tereleminasi."Mama sama Papa nginep di sini, kan?" tanya Alvin yang balik usai menelepon dan duduk di sebelah Kim."Kapan-kapan kami nginep di sini ya, Vin," jawab Jessica."Sebenarnya kami kesini mau ngeliat keadaan kalian dan juga sekalian mau kasih tahu kalau kami besok akan berangkat ke Paris," jelas William."Wahh ... Ikut dong," histeris Kim langsung membayangkan lib
Baca selengkapnya

BAB : 117

 Di saat ia danAlvin masih berada di alam mimpi, tiba-tiba ponsel yang berada di nakas, berdering. Benar-benar nggak sopan menelepon di saat jam masih menunjukkan pukul 02:00 dinihari.Kim tak berniat untuk menjawab panggilan itu, tapi ia tahu betul dari deringannya kalau itu adalah ponsel miliknya."Kak, angkat telepnnya," suruhnya  pada Alvin yang masih dengan mata terpejam.Tanpa berkomentar Alvin pun menyambar ponsel yang berada di meja sampingnya.''Hallo.''"Kim mana, Pak?""Astaga ... Kamu nggak sadar ini jam berapa?" ocehnya."Dari siapa?" tanya Kim bingung melihat ekspresi kesal suaminya itu."Hani," jawab Alvin sambil nyodorin ponsel padanya dan kembali ke posisi tidurnya."Apa, Han?""Kim, lo bisa ke rumah gue, nggak?""Ke rumah lo, sekara
Baca selengkapnya

BAB : 118

Saat Alvin mandi, Kim menyiapkan stelan kantornya dari atas sampe bawah. Mulai dari kemeja, dasi, jam tangan, celana, kaos kaki dan sepatu. Baiknya Alvin adalah, dia nggak pernah komentar masalah pakaian yang Kim siapkan. Menurutnya, apapun yang istrinya pipihkan, itulah yang terbaik.Beberapa saat kemudian, Alvin keluar dari kamar mandi. Parahnya ia cuma make handuk doang"Kamu kuliah?""iya," jawabnya se-biasa mungkin. Seolah-olah masih sibuk di depan cermin. Padahal otaknya udah bergentayangan kemana-mana."Kalau penampakannya kayak gini, gue nggak sanggup. Apa yang akan terjadi kalau misalkan tu handuk tiba-tiba melorot," gumamnya geleng-geleng gaje di depan cermin, karena melihat penampakan pose suaminya itu di cermin."Kamu kenapa?" tanya Alvin menghampiri yang langsung membuatnya kaget."Eh, nggak kenapa-kenapa," jawabnya.Untungnya saat itu ia sudah mengenakan celana dan kemeja, kalau enggak, euhh ... Lebih baik ia pingsan aja
Baca selengkapnya

BAB : 119

Beberapa menit jalan kaki, akhirnya sampai juga."Huffft ... Lega," ujarnya bernapas lega saat sudah berada di dalam sebuah taksi bersama Alvin."Capek?""Iyalah.""Kenapa tadi nggak bilang, kan bisa ku gendong," balas Alvin."Yakali Kakak gendong aku di tengah jalan yang hiruk pikuk gitu.""Memangnya kenapa? Apa aku cuman boleh dan diijinkan menggendongmu saat berada di ....""Ssttt .... Jangan dilanjutkan. Mesum," timpal Kim memotong perkataan suaminya itu.Ia merasa sikap Alvin agak berubah. Entah karena apa. Kemarin-kemarin ia memang cerewet, tapi sikap itu hanya ia tunjukkan saat posisinya berdua dengan Kim. Tapi sekarang, cerewetnya tak pandang bulu."Panas banget," gerutunya sambil membuka tuxedo yang tadinya masih ia gunakan dan sedikit melonggarkan ikatan dasi nya.Ya, meskipun berjalan dari mobil ke persimpangan ini nggak jauh, tapi rasanya lumayan capek.Alvin mengarahkan sopir taksi menuju kampu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status