Share

BAB : 111

Penulis: Soffia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ia mengganti hels dengan sepatu kets, dan kembali pada Alvin.

"Oke kan?" tanya Kim sambil menunjukkan penampilannya pada suaminya yang duduk di sofa.

Alvin berlagak sok mikir sambil memperhatikan penampilan istrinya dari atas sampai bawah. Memang, sih, tak ada manusia yang sempurna. Tapi menurutnya, Kim adalah tipe wanita yang sempurna di matanya. Fisiknya sempurna, dan ia juga seorang wanita yang mau berubah jadi lebih baik.

"Ada yang lain nggak sepatunya?"

"Yang kayak gini ya cuman ini doang. Ngapain aku beli sepatu dengan mode dan corak yang sama," balasnya.

"Maksud aku ...."

"Makanya, beliin dong sepatu buat istrinya. Udah jadi guru, punya perusahaan, punya pusat perbelanjaan, dan sekarang pemilik kampus, masa iya nggak kuat beliin sepatu buat istrinya," ledek Kim sambil menahan tawanya.

"Ntar aku beliin sama toko-tokonya sekalian."

"Ngomong doang bisanya. Pulang sepasang aja aku udah seneng.

Kalau beneran sih," guma

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Teacher My Husband   BAB : 112

    Setiap kali Alvin mengomel dan bicara panjang tanpa jeda, itu sangatlah lucu baginya."Hmm ...." Berpikir sambil mengetuk-ngetuk kepala dengan telunjuknya. Berharap otaknya yang sedang tidur siang, terbangun dan merekomendasikan sebuah ide."Jangan sok mikir. Jadi, kita mau kemana?""Temenin aku shooping," jawabnya penuh semangat.Alvin menarik nafas panjang saat memikirkan dirinya akan mengekori istrinya belanja. Itu bukanlah dirinya."Masa iya aku ngekorin kamu belanja-belanja gitu," komentarnya ingin menolak, tapi secara halus."Iyalah. Mau kan, Kak?" rengek Kim dengan tampang memelas. "Istri lagi hamil loh ini, masa nggak mau nemenin. Mau anakmu ngeces?""Ya ampun, pake bawa-bawa anakku segala," gumam Alvin."Ayolah ...."Setelah memikirkan 1001 kali, akhirnya ia mengambil keputusan terberat dalam hidupnya."Ya udah, tapi dengan satu syarat," ujarnya."Kok pake syarat-syarat segala?" tanya Kim tak terim

  • My Teacher My Husband   BAB : 113

    "Hmm ... Ke situ," tunjuknya mengarah pada sebuah toko pakaian dalam khusus wanita.Tentu saja Alvin langsung menunjukkan ekspresi tak setujunya."Aku nggak mau. Kamu saja yang masuk, aku tunggu di sini aja," tolaknya."Ayolah, Kak, kalau Kakak ikut masuk kan aku bisa tanya-tanya dan konsultasi mana yang bagus buat aku."Kim kembali merengek agar suaminya itu mau menemaninya. Tapi jujur, sebenarnya ia mau membuktikan, Alvin tipe seperti apa, dia mau atau tidak diajak ke tempat yang semacam itu."Apaan coba yang mesti di tanyain sama aku, kan yang make kamu bukan aku, Kim," jelas Alvin"Iya, sih, yang make aku, tapi yang ngeliat dan menikmatinya kan Kakak," balasnya sambil menaikturunkan kedua alisnya dengan senyuman jahil."Heh ...," keluhnya."Bener kan? Jadi, ayo masuk." Langsung aja ia menarik Alvin untuk masuk ke dalam toko."Omaigattt!!! Tempat apaan, sih, ini," gumamnya sambil mengenakan kaca mata hitam yang tadiny

  • My Teacher My Husband   BAB : 114

    Saat lagi istirahat, ponsel milik Alvin yang berada di meja berdering. Ia langsung menyambar dan menjawab panggilan tanpa melihat siapa yang menghubunginya."Hallo ....""Lo dimana, Vin?""Di rumah lah.""Ke kantor bentar dong, gue butuh tanda tangan lo Pak Bos.""Bukannya kemaren gue udah tanda tangani semua?""Sorry, gue lupa ngasihin satu lembar lagi ke elo.""Lo benar-benar cari masalah ya sama gue," oceh Alvin langsung."Ntar aja marah-marahnya, gue tunggu di kantor."Dengan penuh kekesalan akhirnya Alvin pun menuju ke kantor. Meskipun saat ini ia merasa kondisi badannya sedikit tak enak. Tapi ini bukan demam.Ia menuju kantor hanya mengenakan pakaian rumahan, celana jeans dan kemeja kotak."Akhirn

  • My Teacher My Husband   BAB : 115

    "Kalian bertiga nggak kangen sama gue?" Pertanyaannya tertuju pada ketiga wanita itu."Kita kangen banget sama lo, Dylan.Tapi situasi di sini lebih membingungkan banget buat kita,terutama gue," ungkap Hani.Nah, tahu kan, siapa dia? Yap, Dylan. Dylan yang secara tiba-tiba pergi dari kehidupan mereka tanpa permisi dan pamit. Dan sekarang, secara tiba-tiba juga dia nongol lagi."Gue setuju sama ucapan Hani barusan. Ini membingungkan," tambah Kim."Kim, ada baiknya kita pergi dulu dari sini. Kayaknya ini masalah keluarga deh," saran Jeje berbisik pada Kim yang ada di sampingnya."Hmm ... Oke," balasnya menyetujui."Han, mending gue sama Kim balik dulu aja ya," ujar Jeje pada Hani."Kalian kan baru nyampe, gue nggak enak kali," balas Hani."Nggak apa-apa. Ya udah, kita balik dulu, Han. Tante kita pamit," pamit keduanya pada Hani begitupun Mamanya."Dylan ... Good luck, ya," ujar Jeje pada D

  • My Teacher My Husband   BAB : 116

    "Gimana keadaan kamu, Kim?" tanya William pada putri semata wayangnya itu."Baik-baik aja kok, Pa," jawabnya"Nggak mual-mual atau sejenisnya gitu?" Giliran Jessica yang bertanya."Hmm ... Sebelum ketahuan hamil sih, mual-mual. Tapi habis itu nggak lagi. Eh, anehnya, akhir-akhir ini malah Kak Alvin yang mual-mual nggak jelas. Nggak mau makan inilah, itulah," jelasnya."Duh, kasihan menantu kita, Pa. Pantes aja Mama lihat dia agak kurusan."Tuh kan, denger sendiri kan betapa lebaynya mamanya kalau sudah membahas Alvin. Seperti biasa, dirinya akan tereleminasi."Mama sama Papa nginep di sini, kan?" tanya Alvin yang balik usai menelepon dan duduk di sebelah Kim."Kapan-kapan kami nginep di sini ya, Vin," jawab Jessica."Sebenarnya kami kesini mau ngeliat keadaan kalian dan juga sekalian mau kasih tahu kalau kami besok akan berangkat ke Paris," jelas William."Wahh ... Ikut dong," histeris Kim langsung membayangkan lib

  • My Teacher My Husband   BAB : 117

    Di saat ia danAlvin masih berada di alam mimpi, tiba-tiba ponsel yang berada di nakas, berdering. Benar-benar nggak sopan menelepon di saat jam masih menunjukkan pukul 02:00 dinihari.Kim tak berniat untuk menjawab panggilan itu, tapi ia tahu betul dari deringannya kalau itu adalah ponsel miliknya."Kak, angkat telepnnya," suruhnya pada Alvin yang masih dengan mata terpejam.Tanpa berkomentar Alvin pun menyambar ponsel yang berada di meja sampingnya.''Hallo.''"Kim mana, Pak?""Astaga ... Kamu nggak sadar ini jam berapa?" ocehnya."Dari siapa?" tanya Kim bingung melihat ekspresi kesal suaminya itu."Hani," jawab Alvin sambil nyodorin ponsel padanya dan kembali ke posisi tidurnya."Apa, Han?""Kim, lo bisa ke rumah gue, nggak?""Ke rumah lo, sekara

  • My Teacher My Husband   BAB : 118

    Saat Alvin mandi, Kim menyiapkan stelan kantornya dari atas sampe bawah. Mulai dari kemeja, dasi, jam tangan, celana, kaos kaki dan sepatu. Baiknya Alvin adalah, dia nggak pernah komentar masalah pakaian yang Kim siapkan. Menurutnya, apapun yang istrinya pipihkan, itulah yang terbaik.Beberapa saat kemudian, Alvin keluar dari kamar mandi. Parahnya ia cuma make handuk doang"Kamu kuliah?""iya," jawabnya se-biasa mungkin. Seolah-olah masih sibuk di depan cermin. Padahal otaknya udah bergentayangan kemana-mana."Kalau penampakannya kayak gini, gue nggak sanggup. Apa yang akan terjadi kalau misalkan tu handuk tiba-tiba melorot," gumamnya geleng-geleng gaje di depan cermin, karena melihat penampakan pose suaminya itu di cermin."Kamu kenapa?" tanya Alvin menghampiri yang langsung membuatnya kaget."Eh, nggak kenapa-kenapa," jawabnya.Untungnya saat itu ia sudah mengenakan celana dan kemeja, kalau enggak, euhh ... Lebih baik ia pingsan aja

  • My Teacher My Husband   BAB : 119

    Beberapa menit jalan kaki, akhirnya sampai juga."Huffft ... Lega," ujarnya bernapas lega saat sudah berada di dalam sebuah taksi bersama Alvin."Capek?""Iyalah.""Kenapa tadi nggak bilang, kan bisa ku gendong," balas Alvin."Yakali Kakak gendong aku di tengah jalan yang hiruk pikuk gitu.""Memangnya kenapa? Apa aku cuman boleh dan diijinkan menggendongmu saat berada di ....""Ssttt .... Jangan dilanjutkan. Mesum," timpal Kim memotong perkataan suaminya itu.Ia merasa sikap Alvin agak berubah. Entah karena apa. Kemarin-kemarin ia memang cerewet, tapi sikap itu hanya ia tunjukkan saat posisinya berdua dengan Kim. Tapi sekarang, cerewetnya tak pandang bulu."Panas banget," gerutunya sambil membuka tuxedo yang tadinya masih ia gunakan dan sedikit melonggarkan ikatan dasi nya.Ya, meskipun berjalan dari mobil ke persimpangan ini nggak jauh, tapi rasanya lumayan capek.Alvin mengarahkan sopir taksi menuju kampu

Bab terbaru

  • My Teacher My Husband   TAMAT

    Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 18:00, semua kejutan dan lain sebagainya sudah selesai di persiapkan. Tinggal menunggu Alvin kembali dari kantor untuk memberi kejutan. "Mama ..." panggil Arland yang baru pulang sekolah. Lihat, jam segini dia baru balik ke rumah. Bukan sekolah, melainkan pulang dari les tambahan. "Udah pulang, Sayang." "Tante di sini?" tanya Arland pada Jeje "Iya," jawab Jeje. "Dilla nya udah pulang ya, Land?" "Udah, Tan." "Ya udah Kim, kalau gitu gue mau pulang dulu. Ntar balik lagi kesini , oke," pamit Jeje. "Bye, Tante." "Dahhh ...." "Ayo, Sayang ... kamu mandi dulu. Udah bau acem," ejek Kim. "Hmm ...," angguknya. "Sekarang ulang tahunnya Papa loh, Mama nggak lupa, kan? Jangan bilang kalau Mama belum nyiapin hadiah buat Papa karna bingung mau ngasih apa?" jelas Arland pada Kim. Ya ... pengalaman tahun kemarin yang ia ungkit kembali. Sampai-sampai putranya sa

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 14

    Pagi ini sangat berbeda, tak biasanya ia masih berada di balik selimut. Sementara Alvin sudah bangun dan sekarang sedang sarapan bersama Arland. Badannya terasa sangat lemas, nggak ada tenaga, mual, pusing, dan nggak mood untuk melakukan apapun."Sayang ... kamu benar nggak apa-apa aku tinggal?" tanya Alvin masuk dan menghampiri dirinya yang masih tiduran."Iya, Kak, nggak apa-apa," jawabnya."Aku nggak tenang ninggalin kamu dalam keadaan kayak gini,'' khawatir Alvin"Kan ada Bibik, Kak. Udahlah, sana Kakak ke kantor aja.""Pa ... Ma ..." panggil Arland sambil mengetuk pintu kamar orang tuanya. Ia tak akan menyelonong masuk ke dalam kamar begitu saja, apalagi kamar orang tuanya. Sangat tidak sopan kalau begitu."Masuk, Sayang ...," jawab Alvin.Mendengar ijin yang di berikan papanya, barulah ia yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya pun masuk. Ternyata ia masuk bukan dengan tangan kosong, melainkan dengan segelas susu hangat.

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 13

    "Kak, bangun dong, Kak Fikri nelepon, nih," ujarnya sambil membangunkan Alvin, tapi tak ada respon."Kak ...."Ia memutuskan untuk menjawab panggilan itu. Toh, yang menelepon adalah Fikri."Hallo ....""Kim?" tanya kak fikri"Iyalah, Kak," jawabnya. "Siapa lagi cewek yang bisa menyentuh ponselnya Kak Alvin selain aku." "Ya kali aja Alvin punya selingkuhan, mungkin.""Apa!? Kak Alvin punya selingkuhan!?" kagetnya dengan nada tinggi, sampai-sampai Alvin yang lagi tidur dan dari tadi ia coba bangunkan tak berhasil, sekarang ikut terbangun."Siapa yang selingkuh?" tanya Alvin langsung duduk dengan tampang cengok nya."Ihhh ... masih nanya lagi, Kakak lah yang selingkuh," kesalnya langsung banting tu ponsel ke lantai dan beranjak menuju ke kamar mandi.Alvin ikut m

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 12

    Sesampainya di rumah, ia langsung jalan menuju ke kamar karna rasanya badannya lagi nggak enak aja. Sementara Alvin, dia lagi teleponan di teras depan sama klien bisnisnya, mungkin. Karna ia juga nggak mau tahu juga lah sama urusan kantor dan pekerjaannya itu.Tapi kalau dia teleponan sama cewek, barulah dirinya bakalan ngamuk."Kamu tidur?" tanya Alvin yang tiba-tiba masuk menghampirinya di tempat tidur."Cuma tidur-tiduran," jawabnya mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap Alvin."Hmm ....""Kak, itu masih perih?" tanya Kim sambil menunjuk ke arah bibir Alvin yang luka akibat gigitannya."Iyalah ... kalau kamu ngegigit bibirku dengan penuh nafsu, sih, aku terima meskipun agak sakit.Nah ini enggak, jadi sakit nya tu berasa banget," jelas Alvin dengan penjelasan anehnya itu.Kim yang tadinya masih tiduran, sekarang bangun. "Aku kan udah minta maaf, Kak. Masa iya belum di maa

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 11

    Pagi ini Alvin memasuki area kantor dengan wajah yang berseri-seri. Biasanya ia akan bersikap dingin dan cuek pada karyawan yang berpapasan dengannya. Tapi kali ini enggak, bahkan ia lah yang menyapa ataupun menegur mereka. Tentu saja ini menjadi tanda tanya besar bagi semua bawahannya. Apa bos mereka kesambet jin atau sejenisnya?"Pak Alvin kenapa, ya?""Tumben banget aura mistisnya nggak kelihatan.""Jangan jangan beliau lagi menang lotre.""Nggak mungkinlah, menang tender dengan nilai yang fantstis aja ekspresinya biasa aja. Itu artinya ini lebih luar biasa dari menang tender." Begitulah komentar beberapa karyawan yang berpapasan dengannya. Mereka semua hanya bisa menebak-nebak tanpa berani untuk bertanya langsung."Pagi, Pak," sapa Alin yang berpapasan dengan Alvin yang hendak memasuki ruangan nya."Pagi," balasnya sambil terus melangkahkan kaki menuju ruangannya."Apa yang terjadi?" bin

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 10

    Alvin mengantarkan Kim menuju Rumah Sakit dengan keadaan badan yang lemes pake banget dan mual mual. Ia merasa sudah tak ada lagi stok di lambungnya yang akan dikelurkan, tapi rasa mual itu terus saja munculSetibanya di RS ia langsung di bawa ke UGD dan di periksa sama dokter."Gimana keadaan istri saya, dokter?Apa benar ini cuma asam lambung nya yang lagi kambuh?" tanya Alvin pada Dokter yang habis memeriksa Kim.Dokter malah tersenyum menanggapi pertanyaan Alvin."Bukan ... ini bukan mual mual akibat asam lambung yang kambuh," jawab dokter."Lalu, apa, dok?""Kalau boleh saya tahu, apa kalian berdua lagi berniat punya anak?"Alvin dan Kim malah saling pandang menanggapi pertanyaan dokter. "Maksud dokter?" tanya Kim bingung."Ya, karna setelah saya periksa barusan ... sepertinya saat ini anda sedang hamil."Keduanya langsung memasang tampang kaget mendengar pernyataan dokter. "Serius dok?" tanya Kim tak percaya

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 9

    Sudah seminggu Hani dan Ceryl berada di Indonesia, dan hari ini adalah hari keberangkatan mereka untuk kembali ke LA. Kim dan Arland saat ini lagi di bandara untuk mengantar mereka.Pada awalnya, sih, putranya itu menolak buat ikut, tapi ia paksa.Karena semenjak kejadian di acara ultahnya Dilla waktu itu, dia udah males sama Ceryl. Ini pun tampang nya Arland enggak banget. Jutek abiss."Han, hati-hati, ya. Jangan suka ngomel-ngomel nggak jelas sama Ceryl," pesan Kim sama Hani. Soalnya Hani kan gitu orangnya. Kerjaannya ngomel mulu."Iya.""Ceryl sayang, jangan nakal, ya," ujar Kim pada Ceryl."Iya, Tante," balasnya."Arland, nggak mau ngomong sesuatu sama Ceryl?" tanya Kim pada Arland yang masih dengan sikap dingin nya itu"Nggak, Ma," jawabnya singkat tanpa sedikitpun menoleh pa

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 8

    "Kamu nggak makan, Sayang?" tanya Alvin pada putranya yang duduk sendiri di sofa."Nggak, Pa," jawabnya dingin. "Ini masih lama, ya, Pa, aku pingin cepat-cepat pulang," ungkapnya.Alvin tahu betul apa yang dirasakan Arland. Taoi, ia hanya pura-pura enggak tahu saja."Kenapa? Kok bete?" tanya Alvin lagi."Pa, aku males sama sikapnya Ceryl. Kita pulang aja.""Ya udah, kalau kamu maunya gitu. Papa bilang sama Mama dulu, ya."Alvin segera menghampiri Kim yang saat itu lagi ngobrol sama Hani dan Jeje."Kim, aku mau bicara bentar," ujar Alvin pada Kim."Apa?" tanya Kim.Hani dan Jeje pun ikut menunggu apa yang akan dikatakan Alvin pada Kim."Berdua, Kim," tambah Alvin sambil berlalu pergi kembali pada Arland."Ishh ....," dengus Kim sambil mengikuti langkah kaki suaminya tercinta. Dan ternyata Alvin malah mengajaknya untuk menghampiri Arland.Kim mengedarkan pandangan pada duo sosok laki-laki yang sangat e

  • My Teacher My Husband   EKSTRA PART : 7

    "Ma, aku duduk di situ, ya," ujar Arlan pada Kim."Iya, Sayang," jawabnya."Hani belum datang, ya?" tanya Kim pada semuanya."Yuhuuu ... Hani di sini.""Ceryl juga di sini."Parah ... anak dan Emak kelakuannya sama persis. Heboh, rempong dan nggak bisa diam."Emak-emak rempong datang sama penerusnya," gumam Ricky sedikit melambatkan suaranya, tapi tetap saja masih bisa dengar. Buktinya, Hani langsung berkomentar."Biarin, dari pada jones akut," ledek Hani tak mau kalah"Eh ... jangan bawa-bawa status dong Hani yang cempreng. Aku bukannya jones, cuma belum punya pasangan aja," bantah Ricky tak terima."Terserah lah apa kata Kakak. Intijya, sih, tetap saja masih sendirian, enggak ada yang belai-belai manja, enggak ada yang bilang sayang." Hani tetap pada ejekannya.Keh

DMCA.com Protection Status