Home / Romansa / My Horrible Romance / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of My Horrible Romance: Chapter 41 - Chapter 50

200 Chapters

41 I Hate You

Bab 41 xxx   “Kamu bawa selingkuhanmu dulu buat meriksa aku?” Yara memutar kedua bola matanya dengan malas. "Terserah deh, Kak Gigih, mau dikasih racun kek. Bodo amat!" Yara bersungut kesal, berjalan menuju meja makan untuk menghabiskan buburnya. Dari tempatnya duduk, ia masih bisa melihat Adam yang masih enggan diperiksa Gigih, teman dari kakak Yara, yang diyakini Adam sebagai selingkuhan Yara (dulu), hingga membuat hubungan mereka berakhir. "Nggak sopan, makan sendirian," tegur Ervin. "Emang Kakak belum makan?" "Udah sih." Ervin mengusap puncak kepala adiknya sambil tersenyum jahil. "Nggak ngapa-ngapain kan tadi selama nunggu Kakak?" "Cuma berantem doang, sama aku nasehatin dia sebagai masternya patah hati." Ervin tergelak mendengar ucapan Yara yang memang benar adanya. Andai adiknya itu buka jasa konsultasi masalah patah hati, pasti usahanya akan laris manis, karena bahkan jumlah mantan pacar Yar
last updateLast Updated : 2021-07-10
Read more

42 Tidak Ada Mantan yang Boleh Kembali!

Ranu berjalan dengan senyuman mengembang, menuju meja staf sekaligus keponakannya. Ia mengetukkan jari di meja yang ditempati Yara, membuat Yara terkejut dan mendongak. “Ada yang bisa dibantu, Pak Ranu?” basa-basi Yara. Pagi hari, kalau sampai om sekaligus bosnya rela berjalan kaki mendatangi meja kerjanya, berarti ada sesuatu yang penting yang harus disampaikannya. “Nanti siang, kita makan-makan sekantor ya.” Ranu memberi pengumuman sambil mengeraskan suaranya agar seluruh pegawainya dapat mendengar. Yara mengernyit bingung, tidak biasanya omnya menghamburkan uang seperti itu. Biasanya hanya saat-saat tertentu, seperti ulang tahunnya, atau ulang tahun perusahaan, dan hari itu jelas bukan keduanya. “Kita … menang … tender, Yara!” ucap Ranu sambil memenggal setiap kalimatnya untuk memberi kesan misterius. “Hah? Tender? Tender yang co-working space buat kantor kementerian?” “Mana lagi menurutmu yang bisa bikin Om rela ngeluarin duit buat
last updateLast Updated : 2021-07-10
Read more

43 Menghindar

Adam menatap layar ponselnya dengan gamang. Sejak ia mengajak Yara makan malam dan mendapat penolakan halus dari Yara, entah mengapa ia merasa Yara menghindarinya. “Sebegitu bencinya?” gumam Adam yang membuat kebingungan dua orang staf yang sedang melaporkan kenaikan occupancy kamar di branch hotel yang baru dibuka di daerah Serpong. “Siapa yang benci, Pak?” “Hah?” “Tadi, Pak Adam bilang benci, siapa yang benci, Pak?” “Oh, nggak, nggak. Kalian salah denger. Saya bilang ‘sebegitu cepetnya’.” Kedua staf itu akhirnya mengangguk saja walaupun masih ragu dengan yang diucapkan atasannya. “Ada lagi?” tanya Adam yang ingin segera mengakhiri meeting singkat itu. “Nggak ada, Pak. Setelah ini kami berangkat ke branch hotel yang di Rasuna Said ya, Pak.” “Rasuna Said, Kuningan?” Adam berpikir sesaat. “Biar saya aja yang ke sana.” “Eh? Cuma ngelihat persiapan event yang mau diadakan di hotel, Pak.” “Iya, biar
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

44 It's the Matter of an Angle

 -Sehari setelah Adam sakit- Adam terbangun lebih siang dari biasanya, mungkin karena efek obat yang diminumnya, mungkin juga karena malamnya ia tidak bisa tidur setiap teringat ucapan Yara padanya, “I hate you, Dam.” Hanya satu kalimat, dan seingatnya, saat hubungan mereka berakhir, Yara juga mengucapkan kalimat yang sama. Tapi kenapa efeknya terasa berbeda saat ini? Adam menyeret langkahnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tubuhnya lengket karena keringat yang terus saja keluar sepanjang malam, walaupun ia sudah menurunkan suhu AC di kamarnya. Usai mandi dan berganti pakaian, ia berjalan menuju kulkas, berniat mencari makanan apa pun yang tersisa di dalamnya, yang dapat dijadikannya sebagai sarapan. Ia bisa saja memesan delivery food, tapi tetap saja ia harus turun ke lobby untuk mengambilnya, dan itu adalah sesuatu yang membuatnya mengurungkan niat itu. Matanya membelalak sempurna ketika melihat kulkas yang terisi banyak makanan
last updateLast Updated : 2021-07-14
Read more

45 Sesuatu yang Salah dengan Otak Adam

Yara menatap Adam dengan tatapan kesal. Dulu dia menceritakan hal yang sama dengan yang diceritakan Gigih, tapi Adam sama sekali tidak mau mendengarnya. Sekarang apa? Gigih yang cerita, dan Adam menerimanya begitu saja. Apa bagi Adam, ia memang tidak bisa dipercaya? “Aku mesti gimana buat minta maaf ke kamu, Ra?” Yara merotasikan kedua bola matanya. Ia lalu melipat jari tangannya satu per satu, seperti sedang menghitung. “Hampir sebelas tahun, Dam. Kamu waras?” “Ya karena itu aku nanya, aku mesti minta maaf dengan cara apa?” “Udahlah, nggak tau. Males ngomongin yang dulu. Makan buruan, aku mesti cepet balik ke kantor.” Adam menghela napas pasrah. Nanti lagi ia akan meminta maaf pada Yara kalau Yara sudah sedikit jinak. “Kalau nanti malem aku anter pulang—” “Ngapain? Orang aku bawa mobil sendiri,” sela Yara sebelum Adam menyelesaikan ucapannya. “Kalo besok pagi—” Yara menyumpal Adam dengan potongan daging
last updateLast Updated : 2021-07-15
Read more

46 Pengawalan

“Woi! Lepasin!” Dua orang yang berbadan tegap, walau tidak mengenakan jas serba hitam seperti di film-film, datang menyerbu dan dalam sekejap berhasil mengamankan Yara. Mereka mungkin kalah jumlah, tapi kemampuan beladiri yang mereka punya, levelnya tentu jauh bila dibanding dengan preman pasar yang tidak mengerti teknik beladiri dan hanya menyerang dengan membabi buta. Yara menggosok lehernya yang sedikit terasa sakit. Sementara, selagi pecah keributan antara dua pengawal Yara dan tiga preman itu, Lintang berhasil mengendap-endap menjauh. Sampai detik itu, Lintang belum tahu kalau dua lelaki yang menyelamatkan Yara adalah pengawalnya. Ia pikir hanya orang yang kebetulan lewat. Tak berselang lama, dua security datang karena mendengar keributan. Mereka tidak perlu banyak membantu, toh tiga preman itu sudah tumbang. “Kamu anter Mbak Yara pulang. Biar ini aku yang ngurus,” perintah salah seorang di antara pengawalnya. Kemudian lelaki itu berbalik dan mem
last updateLast Updated : 2021-07-16
Read more

47 Urusan Laki-Laki

"Kamu ngapain di sini, Dam?" tanya Yara bingung. "Udah, makan dulu, Dek. Kamu demam loh, abis ini langsung Mama teleponin dokter." Yara langsung menunduk saat perhatian orang-orang di satu meja makan itu teralihkan semua padanya. Naren yang duduk di ujung meja dan dekat dengan posisi Yara langsung meletakkan punggung tangannya di kening anaknya. "Iya, agak demam" "Nggak apa-apa, Pa. Kecapekan aja. Di kantor lagi banyak kerjaan, Papa boleh tanya Om Ranu kalo nggak percaya." Adam hanya bisa menatap Yara, kalau tidak ada orang lain terutama keluarga Yara, mungkin dia akan melakukan hal yang sama--mengecek suhu tubuh Yara dengan tangannya. "Papa yang nyuruh kakakmu hubungin Adam. Ada yang perlu Papa omongin sama Adam. Udah kan, nggak usah ngelirik Adam terus," sindir Naren. "Pa, kalau masalah semalem--" Naren menyela ucapan Yara dan menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. "Iya, masalah semalam. Setelah Papa pikir lagi, Pa
last updateLast Updated : 2021-07-18
Read more

48 Kesepakatan

“Bibiiii! Lihat blazerku yang warna navy nggak?” teriak Yara dari ujung anak tangga teratas. “Perasaan minggu lalu aku ngelihat di lemari sebelah kanan, kok nggak ada ya, Bi? Ada yang mindahin nggak Bi waktu nata—” Rhea menghembuskan napas sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Yara yang masih saja bingung mencari keberadaan barangnya sendiri. Sementara, lelaki muda di hadapannya tampak terkekeh sambil mendengarkan gerutuan Yara di pagi hari. “Kamu beneran mau nganter jemput Yara?” tanya Rhea penasaran. Suaminya pergi lebih pagi hari itu karena memiliki janji dengan Rama—salah satu sahabatnya, untuk membicarakan sebuah rencana yang masih ada hubungannya dengan pembalasan Naren akan Lintang yang berani menyakiti anak bungsunya. “Iya, Tante. Itu kesepakatan saya sama Om kemaren, sampe saya sama Om bisa yakin kalo mantan saya nggak akan ganggu Yara lagi.” “Kamu kan tau kalo Yara ada yang jagain.” Tentu saja Adam tahu, tapi rasanya le
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

49 Dikepung Wartawan

"Udah bener-bener sehat, Ra? Padahal nggak apa-apa kalo kamu masih belum sehat. Om bisa nge-handle kalo cuma brain storming doang." Ranu meletakkan punggung tangannya ke kening Yara. Yara yang baru memasuki ruangan omnya itu seperti mendapat durian runtuh karena perhatian omnya di kantor. Tidak biasanya omnya sejinak itu padanya. "Udah nggak apa-apa kok, Om. Biasa, Mama, Papa, Kak Ervin, Adam, semuanya berlebihan." "Wait! Om bisa ngerti kalo keluargamu berlebihan, tapi kenapa ada nama Adam barusan kamu sebut?" Yara mengalihkan tatapan dari omnya sambil berusaha menemukan jawaban yang tidak membuat omnya semakin terdorong untuk menginterogasinya. "Ya gitulah, Om. Dia bikin perjanjian sama papa gitu. Karena masalah ini bersumber dari dia, dia bakal tanggung jawab antar jemput aku sampe semua orang yakin keadaan udah aman." "Ya tapi Om setuju sih kalo gitu. Ngelihat cewek itu berani dateng ke kantor cari masalah ke kamu, ditambah lagi berani nyewa preman
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

50 Alsen Devara

"Siapa yang barusan, Ra?" tanya Ranu saat mulai melajukan mobilnya. “Kak Alsen, temennya Kak Ervin.” “Kerja di kementerian tadi?” “Terakhir yang aku tau, Kak Alsen ikut pertukaran mahasiswa atau kuliah di luar negeri gitu, pokoknya semacam itu. Kerjanya sekarang ... kayaknya Kak Ervin belum pernah cerita, jadi aku nggak tau,” jawab Yara sambal mengingat-ingat profesi teman kakaknya itu. "Buaya juga dong?” “Hah?” Yara tidak mengerti ke mana arah pembicaraan omnya itu. “Temennya Ervin kan?” “Nggak semuanya temen Kak Ervin buaya juga, Om. Ponakan Om doang itu yang buaya.” Yara memutar kedua bola matanya dengan malas. Untung, meskipun buaya, kakaknya itu sangat sayang keluarga, paling tidak ada sisi positif yang dimiliki Ervin. Ranu terbahak sebelum akhirnya tersadar, ada yang lebih penting untuk mereka bicarakan daripada si buaya Ervin. “Siapa yang nyebarin berita aneh gitu ya, Ra?” “Nggak tau deh, Om. Kese
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status