"Mbak Yara, Mas Adam udah jemput di luar," lapor seorang ART. Yara menghela napas lelah. "Pa, aku bawa mobil sendiri aja lah, atau pake supir. Ya, Pa?" "Boleh, tapi kelarin dulu urusanmu sama mantannya Adam." Merasa frustasi, Yara melahap potongan french toast terakhirnya dengan asal. "Atau biar Kak Ervin aja yang nganter—" "Lah kenapa jadi Kakak yang nganter kamu?" Ervin tidak terima namanya ikut terseret. Apa Yara lupa kalau kantor mereka berbeda arah, mesti berangkat jam berapa dia kalau harus mengantar Yara lebih dulu? Belum lagi menghadapi kemacetan ibukota, lebih baik Ervin mencarikan adiknya pacar untuk mengantar jemput. "Ya udah nebeng Papa aja—" "Nggak ah, Papa kan nganter mamamu dulu ke coffee shop, beda-beda lagi setiap hari yang didatengin mamamu," tolak papanya. "Ya ampun, kenapa pada jahat—" "Udah, Yara. Berangkat sana, kasihan Adam nungguin. Itu di atas meja dapur ada kotak makan, kasih buat Adam sarapan.
Last Updated : 2021-07-31 Read more