Yara menatap ponselnya yang berdering dengan gamang. Ibunya Adam meneleponnya. Sejujurnya ia tidak punya masalah dengan wanita itu, tetapi anaknya ... yang selalu meminta Yara menjauh, yang selalu berpikiran negatif tentang Yara. "Pagi, Tante," sapa Yara akhirnya. Tidak mungkin ia mengabaikan terus panggilan itu karena wanita itu selalu baik padanya. "Pagi, Ra." Ada sedikit rasa khawatir yang terdengar dari suara Resti. "Kenapa, Tante?" "Yara bisa tolongin Tante?" Yara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Hari itu hari sabtu, kalau pun ia nantinya akan menolak permintaan itu, ia hanya bisa memakai alasan 'ada janji' dengan orang lain. "Apa ya, Tante?" "Tante sama Om lagi ke Penang, buat ngelanjutin pengobatan Tante waktu itu." "Tante masih sakit?" "Oh, nggak sih sebenernya. Cuma ayahnya Adam khawatir, jadi bawa Tante ke Penang buat check up." Yara hanya diam, menunggu wanita itu melanjutkan omongannya.
Baca selengkapnya