"Eeeeh, ada bos aku main ke rumah," sindir Yara begitu melihat keberadaan lelaki yang setiap hari Senin sampai Juma dilihatnya di kantor, kini merebahkan diri dengan santai di sofa rumahnya. Meskipun mereka sering berdebat, sering perang dingin, tapi kalau sudah di luar ranah pekerjaan, Yara menaruh hormat pada omnya dan kadang bermanja (kalau sedang khilaf). Yara mendekat dan mencium punggung tangan omnya. "Coba, kalo di kantor manis kayak gini, nggak ngajak debat terus, Om naikin gaji kamu." Yara memutar kedua bola matanya dengan malas. "Om pikir perusahaan Om maju sepesat ini karena apa?" "Bukan karena kamu pastinya," jawab Ranu santai, masih memejamkan matanya. "Siapa yang mau bilang karena aku? Perusahaan Om itu berkembang pesat karena seringnya kita debat sampai kita menemukan pemecahan masalah yang brilian. Perusahaan kita jadinya dinamis, kreatif, penuh strategi, inovatif. Nggak kayak perusahaan lain yang stafnya iya-iya aja ke atasan,
Terakhir Diperbarui : 2021-06-19 Baca selengkapnya