Home / LGBTQ+ / I Kissed You After The Sunset / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of I Kissed You After The Sunset: Chapter 1 - Chapter 10

14 Chapters

1

Jangan terlalu memaksa saat kita ingin memiliki.Fathan Agam ByantaraBagaimana rasanya jatuh cinta?Indah bukan?Pasti menyenangkan, membayangkan semua hal yang disukai dilakukan bersama-sama. Hari-hari penuh dengan kebahagiaan.Itu semua berlaku bagi orang-orang yang bertemu dengan pasangannya di waktu yang tepat dan orang yang tepat. Mungkin sepersekian persen dari orang-orang di dunia ini tidak seberuntung itu dan aku salah satunya. Cintaku jatuh di tempat yang salah. Sahabat yang seharusnya menjadi tempatku berbagi cerita, nyatanya aku malah menyembunyikan segala perasaanku padanya. Apakah aku bersikap curang? Di saat dia menceritakan bagaimana kisah hidupnya dengan orang lain, aku menanam sebuah rasa cemburu di balik senyum saat mendengarkan curahan ha
last updateLast Updated : 2021-04-07
Read more

2

Kau seperti matahari, aku bisa melihatmu bahkan merasakan pancaran cahayamu tapi kau terlalu jauh untuk aku sentuh Fathan Agam ByantaraSejak pagi jam pelajaran di kelas sudah kosong, tidak ada guru yang mengajar ataupun guru piket yang memberikan tugas. Aku memutuskan untuk pergi ke ruang OSIS, ruangan itu sangat berantakan. Tiga bulan yang lalu aku terpilih menjadi wakil ketua OSIS. Dulu saat kelas sepuluh aku menjadi anggota OSIS dan karena keteladananku sebagai anggota, beberapa teman dan kakak kelasku meminta agar aku mencalonkan diri sebagai ketua OSIS. Aku tidak terlalu suka mengikuti kegiatan sekolah, hanya saja kalau sudah terlanjur mau tidak mau aku harus bertanggungjawab. Akhirnya aku terpilih menjadi wakil ketua, mendampingi seorang ketua yang begitu pintar dan ambisius. Selisih pemilihan kami hanya beberapa, ak
last updateLast Updated : 2021-04-13
Read more

3

Membalikan Hati tak semudah membalikan telapak tangan, menghapus masalalu tak semudah menghapus jawaban di lembar Ujian. Fathan Agam Byantara Satu kenangan yang menyakitkan pasti akan sulit untuk dilupakan. Semakin mencoba untuk melupakannya maka semakin gencar pula kenangan itu merongrong. Yang hanya bisa kau lakukan adalah berdamai dengan masa lalumu dan rasa sakitmu. Mungkin itu sulit, tapi itulah caranya. Nikmati prosesnya maka kau akan mengerti bagaimana rasa sakit itu memberimu kekuatan dan pelajaran yang orang sebut sebagai pengalaman.  Aku masih memandangi kotak itu, aku ingin mengembalikannya, tapi aku tidak tahu di mana alamat Kin. Setauku rumah Kin yang dulu sudah dijual dan ditempati oleh orang lain. Apa perlu
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more

4

What is past is pastHaden Rafasya AnantaTerbawa perasaan, jaman sekarang semua anak muda pasti sudah pernah merasakannya. Istilah jaman sekarang baper Siapakah yang salah dalam kasus "terbawa perasaan" ini. Si pelaku atau si korban? Kadang mereka bilang si korban, karena terlalu perasa dan terlalu besar rasa. Dipandang sedikit lama dikira suka, diberi perhatian sedikit katanya memberi harapan. Si korban lalu menggunakan media sosial berharap si pelaku peka, peka terhadap perasaan si korban. Entah itu membuat kata-kata motivasi untuk diri sendiri atau lirik lagu yang menurut si korban ini sesuai dengan kisahnya. Jadi kalau ada istilah "pemberi harapan palsu" itu ciptaan si pelaku atau si korban? Mungkin harus koreksi terlebih dahulu. Bisa saja si pelaku memperhatikan si korban karena korban punya sesuatu yang mem
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more

5

Aku tidak menyangka jika aku akan terjebak di sini, kupikir saat Kin pergi semua masalahku sudah selesai dengannya. Tapi dia seperti piring terbang yang dilempar lalu kembali lagi pada sang pelempar. Kenapa harus kembali lagi, kalau hanya untuk mengacaukan keadaan saat ini."Den, kamu nggak perlu anggap Kin. Aku udah maafin dia. Kamu nggak perlu lakuin apa-apa lagi." Setelah percakapan itu aku pergi meninggalkan Haden yang masih terlihat kesal karena kejadian tadi. Aku tau mungkin Haden masih tidak suka, dia tahu bagaimana dulu aku hampir kehilangan diriku karena ulah Kin. Aku berjalan kembali ke kelas, aku tidak ingin membuat keributan di sekolah. Kudengar derap langkah yang kian mendekat ke arahku."Gam, tunggu."Aku hanya menggeleng, aku tidak mau membahas ini lagi. Percuma, tidak akan pernah selesai semuanya akan terungkit kembali. Dan rekaman kejadian waktu itu akan mengingatkanku pada rasa sakit hatiku."Tolong, Den.
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more

7

Aku tidak bisa tidur, aku masih memikirkan kejadian tadi sore. Aku bisa melihat ekspresi kekecewaan di wajah Kin tadi. Apa aku keterlaluan pada Kin, mungkin saja Kin sekarang sudah berubah. Apakah aku harus bersikap biasa saja pada Kin. Aku bingung sendiri. Kadang sifat plin-planku ini membuat aku kesal sendiri."Den." Aku membalikan tubuhku menghadap ke arah Haden. Ternyata dia belum tidur, sepertinya dia masih mengerjakan sesuatu."Kenapa, elo belom tidur?""Kamu ngerjain apa?"Dia berbalik menghadapku sekarang, ia angkat buku tulisnya dan ia perlihatkan padaku."Kimia yang kemarin,"Aku hanya mengangguk dan kembali menutup wajahku dengan selimut."Nggak bisa tidur?""Iya, nih."Haden sepertinya beranjak dari kursinya, aku bisa mendengar suara kursi yang bergeser."Nonton film aja gimana?"Aku kemb
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more

8

Semacam teman, tapi terlalu dekat. Saat perasaan cemburu ini datang aku kembali tersadar. Apa posisiku dalam hidupnya. Kamu terlalu jauh untuk aku genggam, tapi terlalu dekat untuk aku tatap. Kenapa waktu begitu menyiksa perasaanku.Katakan aku ini pengecut, tapi pengalaman yang mengajarkanku untuk bersembunyi di balik perasaanku ini. Jika tak ada kata trauma, mungkin aku sudah mengatakannya. Mengatakan kalau aku cemburu melihatmu dengan orang lain, selain aku. Kalau aku tidak suka, kau lebih mementingkan sepak bola daripada diriku. Kalau aku tidak suka saat harus pergi sendiri tanpamu.Langit di luar terlihat begitu gelap, awan hitam yang menggumpal seolah pertanda hujan akan turun. Aku masih santai menikmati espresso yang tersaji di hadapanku, ditemani sepotong ice cream cake strawberry. Aku harap hujan tidak turun sekarang, karena aku masih ingin menikmati waktu santaiku. Sejak pulang sekolah tadi ponselku sama sekali ti
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more

9

"Ayo,"Seperti biasa dia akan merangkulku tanpa rasa ragu. Menaruh kepalaku di bawah ketiaknya. Jujur aku suka bau harum ketiaknya saat pagi hari, dan ketika hal ini absen tidak ia lakukan maka aku akan merasa kekurangan. Sudah seperti candu bagiku."Elo ganti shampoo, Gam?" Haden berhenti berjalan dan melepaskan rangkulannya dari bahuku."Iya, ini kan shampoo kamu hehe ..." Aku tertawa garing di hadapannya, aku tahu ini pasti tidak lucu."Kenapa wanginya beda. Kayaknya kalo gue yang pake wanginya gak gini.""Masa?""Aneh cium bau shampoo sendiri di pake sama orang lain."Aku menepuk pundaknya, "eih, heran, tiap hari dipake sendirinya, juga." Aku kembali berjalan meninggalkannya yang masih berdiri dengan keheranannya.* * *Hari ini kami harus ke laboratorium, guru mata pelajaran biologi akan
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more

10

Auckland, Perlahan cahaya matahari itu masuk ke kamarku, merayap melalui celah korden jendelaku yang tidak begitu rapi menutupi jendela. Aku bisa merasakan pancarannya mengganggu tidur nyenyakku, kelopak mataku perlahan terbuka. Mengedip sejenak, menyesuaikan pandanganku setelah enam jam tertidur. Kepalaku masih sedikit pusing, kemarin malam aku harus mengerjakan tugas essayku untuk mengikuti tes masuk ke salah satu fakultas di universitas, di Auckland.Aku beranjak dari tempat tidurku, telapak kakiku bisa merasakan hawa dingin yang bersarang pada lantai kayu di kamarku. Perlahan inderaku mencium aroma antiseptik pembersih lantai yang khas, begitu menusuk penciumanku. Aku duduk di tepian ranjang, sekejap, perasaan itu kembali menghantuiku. Rasa sakit, marah, kecewa, takut dan cemas. Hingga membuat orang di sekitarku ikut merasakannya pula.Aku sedang berjuang untuk melawannya, melupakannya. Sama sep
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more

11

Aku duduk menghadap layar laptopku, satu e-mail baru saja ku terima dari kak Ferdinand, selama ini dia selalu mengirimiku kabar tentang Haden, tanpa ku minta sekalipun. Aku hanya bersyukur, aku masih bisa tahu bagaimana keadaannya sekarang.  Empat tahun, empat tahun kami tidak saling bertemu, tidak saling bertukar kabar. Entahlah, apa dia masih mengingatku, aku tidak ingin berharap, berharap pada manusia pada ujungnya hanya akan memberi luka.  Hari ini kak Ferdinand mengirimiku sebuah foto, foto Haden yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Melihat foto itu membuat rasa rinduku semakin membuncah. Apa kabar? Apakah kamu masih tetap sama dengan Haden yang dulu? Semoga kamu tidak khawatir, aku baik-baik saja di sini, meskipun sendiri tapi
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status