Home / Romansa / Marriage Agreement / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Marriage Agreement: Chapter 51 - Chapter 60

97 Chapters

Menyesal dan Jijik Menyentuhmu

Esok harinya, Zeline bangun lebih cepat seperti biasanya. Ia berpikir ia harus mencari pekerjaan, Zeline berpikir jika ia tidak bisa terus-terusan bersantai dan bergantung pada uang yang di berikan Zayn padanya, ia ingin segera melepaskan diri dari pernikahan sandiwara tersebut."Kak Vero!" ucap Zeline saat phonsel yang berada di atas meja berdering dan yang tertera adalah nama Vero, pria yang posisinya sudah tergeserkan oleh Zayn."Halo," ucapnya."Halo, Ze. Kamu apa kabar?" tanya Vero terdengar lembut pada Zeline, suara yang disukai Zeline, karena selalu berbicara lembut padanya."Alhamdulillah, baik Kak. Kakak juga apa kabar?" tanya Zeline tersenyum seolah ada Veri di hadapnnya."Aku baik, oh iya Ze. Aku mau mengundangmu," ucap Vero membuat Zeline sedikit terkejut mendengar kata mengundang yang terucap dari Vero."Ada apa kak? Kakak akan menikah?" tanya Zeline ragu, mencoba tenang meskipun ada sedikit rasa tak nyaman di hatinya."I
Read more

Memutuskan Berpisah

Zayn masih terdiam di tempatnya setelah Zeline pergi. Apa yang telah ia ucapkan dan perlakuan kasarnya pada Zeline baru ia sadari setelah Zeline pergi. Ia merutuki dan menyalahkan dirinya atas sikap kasar yang telah ia lakukan, namun mengingat bagaimana sikap Zeline padanya membuat Zayn melupakan rasa bersalahnya.   Masih teringat jelas di benak Zayn saat mendengar istrinya bercanda tawa dengan seseorang lewat telepon, seseorang yang ia tau menyukai Zeline dan juga pernah disukai oleh Zeline.   Cemburu? Jelas ia merasa cemburu, apalagi setelah pengakuannya pada Zeline yang mengatakan jika ia menyukai Zeline. Di saat ia sudah berterus terang mengakui perasaanya pada Zeline, kenapa Zeline justru membuatnya cemburu?   Zayn akui jika saat pertama mereka bersama ia sendiri yang mengatakan pada Zeline untuk tidak membawa perasaan dalam kerja sama mereka, tapi justru ialah yang terbawa perasaannya dan jatuh pada pesona
Read more

Keputusan Zeline

Di sebuah restoran, Zayn dan Arya berada di dalamnya tengah membahas persoalan yang terjadi antara Zayn dan Zeline."Kenapa kamu bersikap kasar padanya? Tidak semua wanita bisa memaafkan ucapan yang menghinanya, mungkin mereka akan memaafkan, tapi tidak semudah itu, Zayn. Kenapa kamu sepeti ini?" tanya Arya kesal pada Zayn saat mendengar cerita Zayn yang telah menghina Zeline."Aku tidak menghinanya, aku mengatakan yang sebenarnya. Dia wanita yang tidak benar, bagaimana mungkin dia menyukai pria lain saat dia sudah mempunyai suami, yaitu aku? Apa itu wanita yang baik? Tidak, dia tidak sebaik itu," ucap Zayn masih saja membela dirinya."Bukankah kamu juga sama saja? Kamu bahkan lebih buruk darinya, kamu membawa wanita lain yang kamu akui sebagai kekasihmu, pada istrimu sendiri, apa itu sikap yang baik? Tidak, itu bahkan lebih buruk. Dia hanya sekedar menyukai pria itu, dan kamu tidak bisa menyalahkannya karena pria itu lebih dulu hadir di hidup Zeline. Kamu bersi
Read more

Aku Ingin Berpisah

Bohong jika mengatakan kalau Zayn tidak merasa terganggu dengan ucapan Arya yang mengatakan bagaimana jika Zeline meninggalkannya?Namun Zayn tetaplah Zayn, dia selalu meninggikan ego dan gengsinya, Zayn merasa yakin jika Zeline tidak akan meninggalkannya.Begitupun dengan kemarahan Zeline hari ini ia anggap enteng, ia berpikir jika Zeline pasti hanya akan marah sebentar dan akan segera baikan karena Zeline membutuhkan dirinya untuk kelangsungan hidup keluarganya. Tanpa Zayn sadari jika sesuatu yang sering dianggap remeh itulah yang sering membuat seseorang gagal dan kecewa dalam hidupnya.Zeline sama sekali bukan seorang wanita seperti ia pikirkan, ia salah besar jika berpikir Zeline akan semudah itu membiarkan harga dirinya di rendahkan.Jika Zeline wanita yang serakah, yang lebih mementingkan uang di atas segalanya, mungkin ia, jika Zeline akan bertahan. Tapi, di sini Zeline berbeda, dan yang berbeda darinya lah yang harusnya Zayn sadari sebelum terlambat.
Read more

Mengungkapkan Semuanya

"Ma, aku ingin berpisah dengan Zayn!" ucap Zeline yang begitu mengejutkan mamanya.Arini membeku setelah mendengar ucapan Zeline yang begitu mengejutkannya, pernikahan putrinya masih sangat baru, bahkan bau wangi pernikahan masih begitu tercium, namun sekarang putrinya mengatakan ingin berpisah."Ma, aku serius dengan ucapanku. Aku ingin berpisah dengan Zayn!" ulang Zeline untuk kedua kalinya, sembari menggenggam tangan Arini."Ze, apa yang kamu katakan? Pernikahan kalian masih sangat baru," ujar Arini pada putrinya. "Apa alasanmu ingin berpisah dengannya? Pernikahan bukanlah sebuah mainan yang bisa kamu lepas jika kamu merasa bosan, Ze! Cobalah berpikir dewasa sebelum berkata dan bertindak!" sambung Arini tegas. Sebagai orang   tua, pastinya ia tidak ingin mendengar kalimat seperti itu dari putrinya.Mendengar ketegasan dari nada bicara mamanya membuat Zeline merasa takut, ia dengan cepat duduk di lantai, bersimpuh di depan mamanya."Maafkan ak
Read more

Perceraian

Esok harinya, seperti yang sudah di katakan oleh Arini jika dia yang akan menjalankan rencananya, benar adanya.Setelah sore kemarin dia mendatangi kediaman kakek dan nenek Zayn. Pagi ini, dia datang ke kediaman Zayn. Rumah yang ia tahu di tempati oleh putrinya setelah menikah.Arini berulang kali menekan bel, namun belum juga ada yang membukakan pintu untuknya, ia tak merasa heran karena ia tau jika di sana tidak ada pelayan yang tinggal di sana sebab pelayan hanya akan datang dan pergi setelah pekerjaan selesai.Beberapa saat kemudian, pintu rumah di buka oleh seorang wanita yang menggunakan  dress seksi, siapa lagi jika bukan Sella. Arini yang sudah mengetahui dari Zeline jika Zyan membawa kekasihnya tinggal di sana tak terkejut melihatnya, ia justru menatap sinis pada wanita yang sekarang melihatnya dengan tatapan menilai, dari ujung kaki sampai ujung kepala."Cari siapa?" tanya Sella angkuh menatap Arini."Saya mencari Zayn!" Arini menjawab
Read more

Ego dan Gengsi Zayn

Zayn masih terdiam membeku di tempatnya, setelah Arini pergi membawa dua koper besar milik Zeline. Langkah kakinya perlahan bergerak menuju kamar Zeline. Ia masuk ke dalam kamar yang selama ini di tempati oleh wanita yang berstatuskan sebagai istrinya. Matanya berputar menatap kesana-kemari mencari sisa-sisa keberadaan Zeline di sana, namun tak menemukan apapun. Bahkan, peralatan mandi Zeline tak ada lagi di dalam kamar mandi. Hanya wangi tubuh Zeline yang masih tercium di dalam kamar tersebut.  Zayn membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang sebelumnya di tempati oleh Zeline, menghirup wangi sampo Zeline yang menempel di atas bantal. Dadanya terasa amat sesak, hatinya merasa pilu melihat keadaan kamar yang  kehilangan pemiliknya, sudah kosong sekosong hatinya yang merasa hampa tanpa kehadiran Zeline. "Arya, aku harus meminta bantuan Arya. Dia selalu bisa di andalkan, Zeline harus tetap menjadi milikku sampai aku sendiri yang tidak menginginkannya l
Read more

Tidak ingin berpisah

Zeline merasa semakin bersedih di hatinya saat melihat Mamanya pulang dengan membawa semua barang-barang miliknya. Hatinya merasa sedih, namun sebisa mungkin Zeline akan bersikap tegar di depan keluarganya terutama mamanya. "Ma, biar aku aja yang bawa naik," sambut Zeline pada mamanya yang menggeret kedua koper besar miliknya. "Di saat kamu tidak ada, bukanya dia berusaha mencarimu, tapi dia justru tengah santai berdua dengan kekasihnya itu, mungkin benar yang kamu katakan jika dia mencintai wanita itu," ucap Arini pada Zeline sembari melangkah ke dapur mengambil air dingin untuk minum. 'Iya Mah, mereka bahkan berencana untuk menikah,' batin Zeline. "Ze, jangan nyalakan ponselmu. Jangan coba menghubunginya, jadilah wanita yang tegas yang berpendirian teguh, dan jangan mau di tindas. Dia suami mu dan dia adalah hak mu, tapi sebagai wanita jangan mau di tindas. Biarkan dia merasakan arti kehilangan dirimu, biarkan dia menyadari jika memang dia punya per
Read more

Awal Baru Zeline

Sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam celah jendela menyilaukam Zeline yang mulai terusik dan terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya, masih dengan mata yang tertutup."Selamat pagi, Ze. Ayo mulai hari baru yang lebih baik lagi, lupakan apa yang harus di lupakan," ucapnya pada diri sendiri sembari tersenyum menyambut hari yang cerah, berharap hatinya bisa secerah harinya. Menggantikan Mamanya di toko sudah menjadi pilihan Zeline, sudah waktunya Mamanya berhenti bekerja. Tabungan yang ia miliki, toko yang sudah menjadi milik mereka sendiri, Zeline anggap sudah cukup untuk modalnya menghidupi keluarga. Selain di ringankan karena tidak lagi membayar sewa toko, Zeline juga mempunyai cukup tabungan untuk membuat usaha Mamanya semakin maju.Zeline tersenyum senduh saat bangkit dari tempat tidur melihat bercak darah ada di tempat tidurnya. Di satu sisi ia merasa senang saat benih Zayn tak tertinggal di tubuhnya, namun di satu sisi lagi d
Read more

Permintaan Sella

"Sayang bangun!" ucap Sella dengan lembut membangunkan Zayn yang baru saja terlelap beberapa jam yang lalu. Zayn tak bisa tidur sejak Zeline keluar dari rumahnya, ingatanya tentang Zeline selalu saja muncul setiap saat setiap waktu, di benaknya.Zayn mengerjapkan matanya dengan malas saat merasa tidurnya terganggu."Hoam...." Gerakan Zayn menguap sambil menutupi mulutnya lalu meregangkan otot-otot tubuhnya."Kenapa kamu ada di kamarku?" tanyanya terdengar kesal saat matanya terbuka lebar melihat keberadaan Sella di kamarnya."Aku harus membiasakan diri, bukankah lambat laun kamu akan menikahi, dan aku akan menjadi istrimu?" ucap Sella mengingatkan kembali Zayn pada rencananya."Air mandinya sudah aku siapin, baju kerja juga sudah. Aku turun dulu menyiapkan sarapan untuk kita ya." ucap Sella yang hanya dibalas anggukan oleh Zayn yang sudah menghilang dibalik pintu kamar mandi. Jika saja bukan karena niatnya yang ingin segera menyelesaikan
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status